contoh LAPORAN OBSERVASI “SUSU KEDELAI BANDUNGAN”



LAPORAN OBSERVASI
“SUSU KEDELAI BANDUNGAN”
Dosen Pengampu Arna Asna Anisa,S.E.,M.Si



Disusun oleh :
1.      Indah Lutfi Widayati              (213-14-155)
2.      Zakky Musfiroh                      (213-14-159)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
S1 PERBANKAN SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN AKADEMIK 2015/2016


SURAT PERNYATAAN
Kami yang bertandatangan dibawah ini:
1.      Nama   : Indah Lutfi Widayanti
Nim     : (213-14-155)
Alamat :  dsn.Piyoto Rt/Rw 04/6, Bandungan, kab.Semarang

2.      Nama : Zakky Musfiroh
Nim     : (213-14-155)
Alamat : dsn. Ngipik, ds. Candi, Kec. Bandungan
Dengan ini menyatakan bahwa:
Kami telah melakukan tugas observasi diindustri rumahan bapak Jodiyanto dan ibu Riyanti dalam memenuhi tugas dari Teori Ekonomi Mikro tentang permintaan dan penawaran.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya.

Mengetahuai                                                                          tanggal 12 september 2015
Pengusaha                                                                               Pengobservasi 1

Bapak Jodiyanto                                                                     Indah lutfi Widayanti
                                                 Pengobservasi 2


                                                Zakky Musfiroh





Susu Kedelai Bandungan
1.    Bagaimana operasionalisasi di industri Bapak dari bahan baku menjadi produk siap jual ?
2.    Bagaimana pengusaha menentukan jumlah produksi  ?
3.    Bagaimana pengusaha menentukan harga atas komoditas yang diproduksi ?
4.    Pertimbangan apa yang mendasari minimal 3 konsumen yang mengambil komoditas ?
5.    Bagaimana konsumen menentukan harga tersebut ?
6.    Tunjukan proses terjadinya harga pasar melalui kurva permintaan penawaran komoditas yang dimaksud ?
7.    Bagaimana jika terdapat kondisi dimana jumlah yang diminta oleh kosumen tidak dapat dipenuhi ?
8.    Bagaimana jika terdapat kondisi dimana jumlah barang yang diproduksi oleh pengusaha melebihi permintaan ?
9.    Apa yang kemudian dilakukan oleh pengusaha untuk menambah pangsa ( wilayah) pasar ?

Sejarah Produksi Susu Kedelai
            Sejarah berdirinya industri rumahan susu kedelai ini berdiri pada tahun 2009. Bapak yanto dan ibu riyanti berinisiatif membuat olahan yang menjadi ciri khas bandungan yaitu susu kedelai karena bandungan menjadi tempat wisata banyak wisatawan lokal yg sering berkunjung dibandungan bapak yanto dan ibu riyanti memanfaatkan situasi ini.

Proses Produksi Susu Kedelai
Bahan baku pembuatan susu kedelai bapak Juyanto yaitu kedelai yag didapat dari ungaran dan pasar jimbaran, proses produksinya sebagai berikut :
1)        Kedelai direndam kurang lebih selama 4 jam
2)        Setelah perendaman selesai kemudian kedelai digiling kasar
3)        Kemudian dicuci untuk menghilangkan kulit kedelai
4)        Setelah terpisah dengan kulitnya, kedelai digiling kembali sampai halus
5)        Kemudian disaring
6)        Setelah itu dimasak, sampai mendidih
7)        Kemudian disaring kembali untuk memisahkan air dan sari-sarinya
8)        Setelah itu dikemas

Cara Menentukan jumlah produksi
Pabrik Susu Kedelai Bandungan memproduksi susu sesuai pesanan dan rata-rata produksi perhari adalah 800 bungkus dan setiap bungkusnya berisi 1 liter susu kedelai. Jika ada pemesanan khusus akan diproduksi sesuai yang dibutuhkan oleh pasar. Selain faktor permintaan, bahan baku juga mempengaruhi jumlah produksi, namun selama beroperasi tidak ada kendala dalam perolehan bahan baku dan sumberdaya lainnya.

Cara Menentukan Harga Jual
Harga jual ditentukan sesuai dengan harga bahan baku susu dan modal kerja. Ketika harga kedelai naik maka harga jual susupun ikut naik dan jika harga kedelai turun maka harga jual susupun turun.

Pengeluaran

Pengeluarn
Kedelai
Rp 7.500 x 100 kg = Rp 750.000
Plastik
Rp 500 x 300 biji   = Rp 150.000
Pegawai
Rp 35.000 x 6 orang = Rp 210.000

Jumlah Pengeluaran = Rp 1.110.000

Pemasukan


Pendapatan
Rp 6.000 x 300 bungkus = Rp 1.800.000

Jumlah Pendapatan = Rp 1.800.000

Laba bersih = pemasukan – pengeluaran = Rp 1.800.000,00 –  Rp 1.110.000,00 = Rp 690.000,00

Pertimbangan Konsumen memilih Susu Kedelai
1.      Konsumen pertama
Nama   : Ibu Ramini
Alamat            : Duren, Bandungan
Alasan memilih susu kedelai karena harganya terjangkau, kwalitas bagus, pelayanananya yang ramah dan tanpa bahan pengawetnya juga.
2.      Konsumen kedua
Nama   : Ibu Maryam
Alamat            : Tarukan, Bandungan
Alasan  memilih susu kedelai karena bisa mengganti susu formula anak saya dan susu kedelai menyehatkan
3.      Konsumen ketiga
Nama   : Ibu zumrotus
Alamat            : Piyoto Bandungan
Alasan memilih karena  rasanya enak, dan kebetulan keluarga saya menyukai susu kedelai



Penentuan harga jual
Penentuan harga jual sesuai biaya produksi yang dipatok produsen dan pembeli lainnya menyetujui harga tersebut.











Kurva penentuan harga pasar
P1 : 4000                     P2 : 5000
Q1 : 800                      Q2 : 1000
P (dalam ribuan)


 







1000
 
                                                                                                                        Q

Pemasaran
Dalam produksi susu kedelai permintaan konsumen selalu terpenuhi. Industri  rumahan  ini tidak memproduksi susu kedelai dalam jumlah lebih dari permintaan konsumen terkecuali ada pesanan khusus.

Cara menambah pangsa (wilayah) pasar
Cara pabrik susu kedelai ini menawarkan dengan membawa contoh ke tempat yang akan dituju, kemudian ditawarkan ke konsumen baru sehingga nantinya konsumen tersebut dapat menjadi pelanggan tetap di pabrik susu kedelai tersebut. Biasanya pemasaran hanya di sekitar pabrik.
Susu kedelai produksi pak Yanto dijual seharga Rp 4000,00 per bungkus. Dan biasanya harga akan naik menjadi Rp 5000,00 ketika telah sampai di pasaran.



20150926_075754.jpg
20150926_075801.jpg
20150926_075801.jpg
20150912_133043.jpg
20150926_075336.jpg
20150926_075411.jpg
20150926_075427.jpg
20150926_075437.jpg
20150926_075521.jpg
20150926_075544.jpg
20150926_075613.jpg
20150926_075626.jpg
20150926_075722.jpg
20150926_075754.jpg
20150926_075801.jpg
IMG_20150927_170649.jpg
20150926_075754.jpg
20150926_075801.jpg
20150926_075754.jpg


ARTIKEL KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN



KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN


KOORDINASI

Koordinasi (coordination) adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Tiga macam saling ketergantungan di antara satuan-satuan organisasi, yaitu:

1. Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence)
Bila satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.

2. Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence)
Dimana suatu satuan organisasi harus pekerjaannya terlebih dahulu sebelum satuan lain dapat bekerja.

3. Saling ketergantungan timbal balik (raciprocal interdependence)
Merupakan hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi.

Empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja di antara bermacam-macam individu dan departemen-departemen dalam organisasi menurut Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch adalah:

1. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
Para anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan-pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik.

2. Perbedaan dalam oriantasi waktu
Manajer akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek. Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.

3. Perbedaan dalam orientasi antar pribadi.
Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.

4. Perbedaan dalam formalitas struktur.
Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metoda-metoda dan standar-standar yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan.

Pendekatan-pendekatan untuk Pencapaian Koordinasi yang Efektif
Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi.

Tiga Pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif:

1. Pendekatan Pertama: TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN DASAR
Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur.

2. Pendekatan Kedua: MENINGKATKAN KOORDINASI POTENSIAL
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.

3. Pendekatan Ketiga: MENGURANGI KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.

Mekanisme-mekanisme Pengkoordinasian Dasar
1. Hirarki manajerial.
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2. Aturan dan prosedur.
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
3. Rencana dan penetapan tujuan.
Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.

Meningakatkan koordinasi potensial
1. Sistem informasi vertikal.
Adalah peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
2. Hubungan-hubungan lateral (harizontal).
Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada.
Beberapa hubungan lateral, yaitu:
a. Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
b. Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
c. Panitnya dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
d. Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
e. Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada d di atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
f. Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.

Metoda Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi, yaitu:
1. Penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan.
Sumber daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja. Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang timbul berkurang.
2. Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri.
Teknik ini mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan organisasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatu tanggung jawab penuh salah satu organisasi operasi (perusahaan).

Penentuan Mekanisme Koordinasi yang Tepat
Pertimbangan penting dalam penentuan pendekatan yang paling baik untuk koordinasi adalah menyesuaikan kapasitas organisasi untuk koordinasi dengan kebutuhan koordinasi. Bila kebutuhan lebih besar dari kemampuan, organisasi harus menentukan pilihan: meningkatkan koordinasi potensial atau mengurangi kebutuhan. Sebaliknya, terlalu besar kemampuan pemrosesan informasi relatif terhadap kebtuhan secara ekonomis tidak efisien, karena untuk menciptakan dan memelihara mekanisme-mekanisme tersebut adalah mahal. Kegagalan untuk mencocokkan kemampuan pemrosesan informasi dengan kebutuhan akan menyebabkan penurunan prestasi.


Perbandingan mekanisme-mekanisme pengkordinasian.

Mekanisme Kompleksitas Biaya Kapasitas
pemrosesan
informasi

Sederhana Murah Rendah
1. Aturan dan prosedur
2. Hirarki manajemen
3. Rencana dan penetapan
tujuan
4. Sistem informasi
Vertikal dan/atau
hubungan lateral
Kompleks Mahal Tinggi


RENTANG MANAJEMEN
Rentang manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif yang sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang melapor kepadanya. Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik.

Istilah-istilah lain rentang manajemen:
1. span of control
2. Span of authority
3. Span of attention atau span of supervision

Hubungan rentang manajemen dan koordinasi:
”Semakin besar jumlah rentang, semakin sulit untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan bawahan secara efektif.”

Alasan mengapa penentuan rentang yang tepat sangat penting adalah:
1. Retang manajemen mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan pelaksanaan kerja efektif dari bawahan mereka.
Terlalu melebarnya rentang berarti manajer harus mengendalikan jumlah bawahan yang besar sehingga menyebabkan tidak efisien. Sebaliknya jika rentang terlalu sempit dapat menyebabkan manajer tidak digunakan sepenuhnya.
2. Ada hubungan antara rentang manajemen di seluruh organisasi dan struktur organisasi.
Semakin sempit rentang manajemen, struktur organisasi akan berbebtuk ”tall” dengan banyak tingkat pengawasan di antara manajemen puncak dan tingkat paling rendah. Sedangkan rentang manajemen yang melebar akan menghasilkan struktur yang berbentuk ”flat” yang berarti tingkat manajemen semakin sedikit dan akan mempengaruhi efektifitas manajer di semua tingkatan.

Jumlah Rentang Yang Ideal

Menurut Henri Fayol
Jumlah maksimum bawahan yang dapat dikendalikan oleh setiap pengawas produksi dalam organisasi adalah 20 sampai 30 karyawan, sedang setiap kepala pengawas (superintendent) dapat mengawasi hanya 3 atau4 pengawas produksi.

Menurut V.A. Graicunas (Konsultan dan ahli Matematika Perancis)
Dalam memilih suatu rentangan, menajer harus mempertimbangkan tidak hanya hubungan satu dengan satu secara langsung dengan bawahan yang diawasi tetapi juga hubungan mereka dengan bawahan dalam kelompok dua atau lebih. Jadi, dengan tiga karyawan seorang manajer mempunyai hubungan dengan setiap individu, dan dengan tiga kelompok yang berbeda, yaitu kombinasi dari setiap dua karyawan, dan dengan kelompok yang terdiri dari ketiganya.
Pendekatan Graicunas:

Keterangan:
R = Jumlah Hubungan
n = jumlah bawahan


Menurut Lyndall F. Urwick
Tidak ada eksekutif yang dapat mengendalikan secara langsung kerja lebih dari lima, atau paling banyak enam bawahan.

Menurut Jendral Ian Hamilton
Otak rata-rata manusia hanya memiliki ruang lingkup yang efektif dalam penanganan dari tiga sampai enam otak manusia lainnya.
Meskipun begitu jumlah rentang menejemen yang mutlak ideal sulit ditentukan, karena hal ini tergantung pada banyak variabel, seperti besarnya organisasi, teknologi, spesialisasi, kegiatan-kegiatan rutin, tingkat manajemen dan sifat-sifat pekerjaan lainnya. Karena itu para penulis hanya dapat menemukan rentang yang optimal untuk situasi khusus melalui penentuan batasan rentangan bagi organisasi pada umumnya.

Rentang Manajemen dan Tingkatan Organisasional

A. 1 Tingkatan Manajemen
1 Manajer Rentangan datar (Flat)
(32) Karyawan

B. 2 Tingkatan Manajemen
5 Manajer Rentangan lebih tinggi

C. 3 Tingkatan Manajemen
11 Manajer
Rentang Tinggi (tall)

PENJELASAN
Suatu organisasi (secara teoritik) dengan 32 tenaga operatif ditunjukan dalam tiga struktur rentang manajemen, di mana setiap struktur memerlukan jumlah manajer yang berbeda.
Ø Pada struktur A, seorang menajer mengawasi secara langsung keseluruhan 32 bawahan, yang menghasilakn rentang manajemen yang sangat lebar dan struktur organisasi yang datar (flat).
Ø Pada struktur B, menunjukan rentangan manajemen yang lebih sempit dan struktur organisasi yang lebih tinggi.
Ø Pada struktur C, dengan retang manajemen hanya 4 ada 11 manajemen dengan 3 tingkatan, yang membuat rentang manajemen sangat sempit dan struktur organisasi sangat tinggi.


Rentang Manajemen Lebar Versus Sempit

1. Rentang Manajemen Yang Melebar
Alasan digunakan: Tingkatan hirarki yang semakin tinggi cenderung mengurangi kecepatan waktu penyebaran informasi dari atas ke bawah.
Ø Lebih banyak jumlah tingkatan yang dilalui informasi, lebih besar kemungkinan penyimpangan atau distorsi.
Ø Penambahan tingkatan menajemen memakan biaya, karena memerlukan penambahan gaji meterial.
Ø Penggunaan sumber daya manajer secara efisien.

2. Rentang Manajemen Yang Menyempit
Alasan digunkan: pada umumnya moral dan produktifitas karyawan akan meningkat dalam organisasi-organisasi kecil daripada dalam organisasi-organisasi besar.
Ø Penggunaan rentang manajemen terlalu melebar berarti manajer tidak akan dapat menjalankan fungsi-fungsi dengan efektif dan mencurahkan perhatiannya kepada seluruh bawahan secara perseorangan.
Ø Koordinasi dan kooperasi berkembang baik, karena setiap individu mengelola fungsi sendiri dan dengan bantuan minimum dari atasan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentang Manajemen

Pada dasarnya faktor-faktor pengaruh yang dipertimbangkan adalah:
1. Kesamaan fungsi-fungsi
Semakin sejenis fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh kelompok kerja, rentangan semakin melebar.
2. Kedekatan geografis
Semakin dekat kelompok kerja ditempatkan, secara fisik, rentangan semakin melebar.
3. Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan
Semakin sedikit pengawasan lengsung dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
4. Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan
Semakin berkurang koordinasi yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
5. Perencanaan yang dibutuhkan manajer.
Semakin sedikit perencanaan yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
6. Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas.
Lebih banyak bantuan yang diterima pengawas dalam fungsi-fungsi seperti penarikan, latihan, dan pengawasan mutu, rentangan semakin melebar.

Secara ringkas, tidak ada rumusan ajaib yang dapat menentukan ukuran rentang manajemn yang tepat. Contigency approach dalam mana ukuiran rentangan bervariasi menurut beberapa variabel memberikan pengertian tersebut.



Faktor-faktor lain yang dapat digunakan sebagai pedoman:
1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi.
Rentang manajemen dapat relatif melebar bila:
Ø Pekerjaan bersifat rutin
Ø Operasi-operasi stabil
Ø Pekerjaan bawahan sejenis
Ø Bawahan dapat bekerja tidak tergantung satu dengan lain
Ø Prosedur-prosedur dan metoda-metoda dibuat secara baik dan telah diformalisasi
Ø Pekerjaan tidak membutuhkan tingkat pengawasan yang tinggi.

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan bawahan
Rentang manajemen dapat relatif melebar bila:
Ø Bawahan adalah terlatih baik untuk pekerjaan tertentu.
Ø Bawahan lebih senang bekerja tanpa pengawasan ketat.

3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan atasan.
Rentangan manajemen dapat relatif melebar bila:
Ø Manajer adalah terlatih baik dan berkemampuan tinggi.
Ø Manajer menerima bantuan dalam pelaksaan kegiatan-kegiatan pengawasannya.
Ø Manajer tidak mempunyai kegiatan-kegiatan tambahan selama pengawasan dilaksanakan.
Ø Manajer lebih menyukai gaya pengawasan yang lepas daripada ketat.