I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah
satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak.Makluk hidup berkembang biak
salah satunya dengan cara pembelahan sel yang dimana makhluk hidup berkembang
biak akan menghasilkan keturunan yang tak jauh dari induknya.Genetis merupakan
faktor memengaruhi adanya perbedaan keturunan dan kesamaan pada setiap makhluk
hidup.Gen ialah pewarisan sifat atau pembawa sifat.Dimana gen dimiliki oleh
semua makluk hidup yang akan dibawa dan diteruskan kegenerasi selanjutnya.Dalam
hal itu pembelajaran tentang persilangan antara makluk hidup sangat penting
untuk mengahsilkan suatu produk yang baru.
Persilangan
2 individu yang hanya memfokuskan sifat dikenal dengan persilangan sederhana
atau persilangan monohibrid. Dimana mendel melanjutkan persilangan dengan
persilangan tanaman dua sifat berbeda. Persilangan ini sangat berkaitan dengan
hukum Mendel 1 atau yang kenal istilah the
law of segregation yaitu proses pembentukan gamet yang membawa karakter dan
sifat secara bebas.Persilangan monohibrid yang akan menghasilkan keturunan dari
perbandingan F1 dan F2 yaitu dengan perbandinagn F2 1:2:1 merupakan bukti
berlakunya hukum mendel 1.Sifat dominan dapat dilihat secara mudah, yaitu sifat
yang lebih banyak muncul pada keturunannya.Agar mudah memahami keturunan pada
suatu makluk secara genotip maupun fenotip maka dapa
dilakukan berbagai percobaan.
B. Tujuan
Tujuan
dalam praktikum persilangan monohibrid adalah membuktikan Hukum Mendel 1 pada
persilangan monohibrid.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Orang
yang pertama kali mengadakan perkawinan silang ialah Gregor Mandel,seorang
rahib Australia. Mandel merupakan seorang penemu teori Mandel 1.Pertama kali
menemukan sifat monohibrid pada saat melakukan perconbaan bertahun tahun
penyilangan kacang ercis(Pisum sativun).Tanaman ercis memiliki bunga
sempurna,yang berarti pada bungan ercis terdapat benang sari dan putik,dan
dapat melakukan penyerbukan sendiri.Perkawinan silang akan berlangsung
kegenerasi secara terus menerus dan menghasilkan galur murni yaitu keturunan
yang selalu memiliki sifat sifat generik yang sama dengan induknya(Suryo,2008).
Seiring jaman modern karna ke akuratan hukum
mandel maka sampai saat ini hukum mandel masih digunakan dalam perkawianan
silang antara dua individu.Pada masa kehidupan Mandel sebenarnya belum mengenal
istilah keturunan modern,belum diketahui sifat kromosom,apalagi asam nukleat
dan istilh modern yang digunakan ilmuan saat ini.Mandel hanya menganggap bahwa
dalam penemuanya itu hanya faktor penentu atau dikenal nama faktor.Hukum Mandel
1 berlaku pada gametosis perbandingan F1 X F1 yang memiliki genotif
heterozigot.
Persilangan monohibrid adalah persilangan
antara duar individu dengan prilaku dan sifat yang berbeda. Persilangan monohibrid ini menghasilkan perbandingan 1:2:1 dan 3:1. Persilangan
monohibrid dapat di bagi menjadi 2 yaitu persilnagan monohibrid dominan dan
persilangan intermediant(Suryo,1995).
Persilangan monohibrid merupakan persilangan
yang melibatkan satu sifat berbeda antara 2 individu.Persilangan antara normal
dengan curved menghasilkan f1 normal.Hukum dominan pada persilangan monohibrid
yaitu jika penyilangan dua organisme jantan dan betina homozigot dengan
pasangan yang kontraks,yang dimana hanya muncul dari sifat tetuanya pada
keturunan sifat F1,sifat demikianlah yang dinamakan sifat dominan (Ganawati,2009).
III. METODE PRAKTIKUM
Bahan yang
digunakan dalam praktikum yaitu biji kedelai,media tananm(tanah) dan lembar
pengamatan.Alat yang digunakan yaitu seendbox,kaca petridisk dan alat tulis.
B.
Prosedur Kerja
1.
Benih ditanam
dengan populasi P1, P2, F1, dan F2
pada seedbox berisi tanah.
2.
Benih kedelai
dibiarkan tumbuh dan berkecambah.
3.
Warna batang
yang muncul (putih atau ungu) diamati.
4.
Warna batang
benih ditabulasikan.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1.1
Persilangan Kedelai varietas Grobogan x varietas Muria
|
|
Grobogan
|
X
|
Muria
|
|
|
|
|
HH
|
|
Hh
|
|
|
HH =
Hipokotil Ungu
|
|
hh =
Hipokotil Hijau
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
F1 = Hh
|
|
|
Hipokotil
Ungu
|
|
P2
|
F1 X F1
|
|
|
Hh X Hh
|
|
F2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
H
|
H
|
|
|
|
H
|
HH
|
Hh
|
|
|
|
H
|
Hh
|
Hh
|
|
|
|
|
|
|
|
Perbandingan Genotip:
|
|
|
|
|
1
|
HH = Hipokotil Ungu
|
|
2
|
Hh = Hipokotil Ungu
|
|
1
|
hh = Hipokotil Hijau
|
|
Perbandingan Fenotip:
|
|
3
|
Hipokotil Ungu = 12
|
|
1
|
Hipokotil Hijau = 5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 1.2 Uji X2
pada Persilangan Kedelai varietas Grobogan x varietas Muria
|
Karakter yang diamati
|
Jumlah
|
Ungu
|
Hijau
|
O
|
12
|
5
|
17
|
E
|
x 17 = 12,75
|
x 17 = 4,25
|
17
|
|O-E|2
|
(|12-12,75|)-0,5)2
= 0,0625
|
(|5-4,25|)-0,5)2
= 0,0625
|
0,125
|
|O-E|2
E
|
|
= 0,014
|
0,018
|
X2
|
0,004
|
0,014
|
0,018
|
X2 tabel : 3,84
X2 hitung : 0,018
X2 hitung < X2
tabel = 0,018 < 3,84
Kesimpulan: X2 hitung < X2
tabel maka pengamatan signifikan atau sesuai dengan perbandingan hukum Mendel
I.
Persilangan monohibrida adalah persilangan
sederhana yang hanya memperhatikan satu sifat atau tanda beda.Dimana dalam
praktikum ini drosophilla sebagai sample persilnagan monohibrid untuk
membuktikan hukum mandel 1. Pada kasus dominant penuh, keturunan yang
didapat pada F2 akan menunjukkan perbandingan fenotip dominan dan resesif 3 : 1
atau perbandingan genotip 1 : 2 : 1. Analisa dengan uji X2 hanya dilakukan
untuk perbandingan fenotipnya. Persilangan ini bersifat resiprokal, artinya
penggunaan individu jantan dan betina dengan satu tanda beda tertentu dapat
sesuka hati tanpa ada pengaruhnya dalam rasio fenotip generasi kedua (F2). Mendel
melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda, dengan
tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya.
Persilangan ini untuk membuktikan hukum Mendel I yang menyatakan bahwa pasangan
alel pada proses pembentukkan sel gamet dapat memisah secara bebas. Hukum
Mendel I disebut juga dengan hukum segregasi. Dari uraian di atas membuktikan
adanya hubungan antara persilangan monohibrid dengan hukum mandel 1 yaitu
persilangan monohibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2,
yaitu 1:2:1 merupakan bukti perlakuannya hukum mandel 1 yang dikenal juga Hukum
Pemisahan Gen yang sealel (The Law of
Segregation of Allelic Genes) .
Kedelai
varietas lokal grobongan telah sejak lama menjadi pilihan petani jawa tengah,
khususnya petani kabupaten Grobongan. Varietas ini memiliki keungulan umunya
lebih pendek, polongan besar, dan tidak kematangan polong dan daun bersamaan, jadi pada saat dipanen daun kedelai sudah
rontok.Potensi hasil 3,40 t/ha dengan rata rata hasil 2,77 t/ha.
Dekripsi kedelai varietas Grobongan yaitu
Dilepas tahun: 2008
SK mentan: 238/kpts/SR.120/3/2008
Asal: permurnian populasi
Lokal Malabar Grobongan
Tipe pertumbuhan: Determinit
Warna hipekotil: ungu
Warna epokotil: ungu
Warna daun: hijau agak tua
Warna bulu batang: coklat
Warna bunga: ungu
Warna kult biji: kuning muda
Warna polong tua: coklat
Warna hilum biji: coklat
Bentuk daun: Lanceolate
Umur berbunga: 30-32 hari
Umur polong masak: ± 76 hari
Tinggi tanaman: 50-60 cm
Bobot biji: ± 18 g/100 biji
Rata rata hasil : 2,77
ton/ha
Potensi hasil : 3,40 ton/ha
Kandungan lemak: 18,4%
Kandungan protein: 49,9%
Daerah sebaran: Beradaptasi baik
pada beberapa kondisi lingkungan tumbuh
yang berbeda sukup besar, pada
musim hujan dan daerah beririgasi baik.
Sifat lain -polong
masak titik muda pecah, dan
-pada
saat panen daun luruh 95-100% saat panen >95% daunnya telah luruh
Deskripsi Kedelai Varietas Muria
Nama Varietas : Muria
SK :
18/Kpts/TP.240/1/1987 tanggal 14 Januari tahun 1987
Tahun : 1987
Tetua : Seleksi pedigree dari Orba yang diradiasi dengan sinar
Gamma dosis 0.4 Kgy (40 krad)
Rataan Hasil : 1.8 ton/ha
Pemulia : Hendratno dan Rivaie Ratma
Nomor induk : Psj/69
Nomor galur : Psj/69
Asal : Seleksi pedigree dari Orba yang diradiasi dengan sinar
Gamma dosis 0.4 Kgy (40 krad)
Warna hipokotil : Hijau
Warna epikotil : Hijau
Warna daun : Hijau
muda
Warna bunga : Putih
Warna biji : Kuning
Warna hilum biji : Coklat
Warna kulit polong masak : Coklat
Warna bulu : Coklat
Tipe tumbuh : Determinit
Tinggi tanaman : 40-50 cm
Umur mulai berbunga : 33-35 hari
Umur polong masak : 83-88 hari
Bentuk biji : Bulat agak lonjong
Kerebahan : Tahan rebah
Bobot 100 biji : 12.5 gram
Kandungan protein : 35-36%
Kandungan lemak : 21.5%
Hasil : 1.8 ton/ha
Ketahanan terhadap penyakit : Cukup
tahan terhadap karat daun
Keterangan : Polong tidak mudah pecah, fiksasi N
simbiotik dengan legin efektif
DNA
merupakan singkatan dari Deoxyribose Nucleic Acid adalah asam nukleotida,
biasanya dalam bentuk heliks ganda yang mengandung instruksi genetik yang
menentukan perkembangan biologis dari seluruh bentuk kehidupan sel.DNA
mengandung genetik kehidupan dan bertanggung jawab atas penurunan sifat
genetika.gen itu sendiri adalah subtansi dari hereditas yang mentimpan
imformasi sifat dari keturunan. Setiap gen menduduki tempat tertentu dalam
kromosom, lokasi khusus yang ditempati gen dalam kromosom disebut lokus gen.
Sifat yang tampak dari luar atau sifat keturunan dapat yang dapat kita amati
disebut fenotipe. Genotip adalah sifat yang tidak tampak yang ditentukan oleh
pasangan gen atau susunan gen dalam individu yang menentukan sifat yang tampak.
Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini,
teknologi banyak dimanfaatkan agar kehidupan sehari-hari menjadi lebih mudah
dan nyaman. Ilmu pewarisan sifat atau dalam biologi dinamakan Genetika, dimanfaatkan khususnya dalam usaha untuk
mengembangbiakkan hewan atau tumbuhan yang memiliki sifat-sifat unggul.dan
manfaat dalam ilmu pertanian itu sendiri persilangan monohibrid yaitu Misalnya
di bidang pertanian, para ilmuwan berhasil menyilangkan berbagai jenis padi
sehingga akhirnya ditemukan bibit padi yang memiliki sifat unggul berdaya hasil
tinggi, umur pendek, dan rasanya enak.
Ditemukan pula bibit kelapa hibrida dan jagung hibrida yang berdaya hasil
tinggi. jadi manfaat adanya persilangan monobrid bagi pertanian yaitu mampu
melahirkan rekayasa gentika yang nantinya akan menghasilkan varietas varietas
yang unggul.
Sepasang kromosom merupakan homolog sesamanya, berarti
dalam kromosom hpmplog juga terdapat lokus gen – gen yang bersesuaian. Gen –
gen yang bersesuaian pada lokus yang bersesuaian pada kromosom homolog disebut
alel (pasangan gen). B (huruf kapital) dengan b (huruf kecil) atau R dengan r
merupakan pasangan gen yang disebut alel. Menurut letaknya, alel adalah gen –
gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian dari kromosom homolog. Sedangkan
jika dilihat dari pengaruh gen pada fenotipe, alel ialah anggota dari sepasang
gen yang memiliki pengaruh berlawanan. dari uraian di atas telah dapat di tarik
kesimpulan bahwa DNA, gen, lokus,alel ,sifat genotip dan fenotip itu semua
merupakan satu kesatuan yang berada dalam satu subtansi subtansi genetika.
Hasil praktikum yang telah dilakukan bahwa persilangan
kedelai varietas Grobongan dengan Muria perbandingan fenotipnya HH = Hipokotil Ungu, Hh =
Hipokotil Ungu, hh = Hipokotil Hijau dan genotipnya yaitu Hipokotil Ungu = 12 Hipokotil
Hijau = 5. Karakter Yang Diamati Ungu 12 Dan Hijau 5 Menghasilkan Data X2
Hitung < X2tabel =0,018 <3,84. Sehingga dapat disimpulkan data
persilangan kedelai varietas grobongan dengan muria adalah signifikan yaitu
sesuai dengan hukum Mandel 1.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Pada persilangan monohibrid membuktikan adanya
hukum mandel.yaitu perbandingan hasil pada praktikum F2 1:2:1 mebuktikan sama
dengan perlakuan atau hukum mandel 1 yang dikenal dengan Hukum Pemisahan Gen
yang sealel.
B. Saran
1.
Praktikan harus lebih telitidan memeperhatikan betul
prosedur kerja persilangan monohibrid sehingga tidak terjadi dalam membuat acc.
2.
Asisten harus sabar dan semangat memperhatikan para
praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Kimball, John W. 1987. Biologi.
Jakarta : Erlangga.
Suryo. 1994. Genetika. Yogyakarta
: Gadjah Mada University Press.