IMAN KEPADA ALLAH
Disusun Oleh :
Ahmad Rifa'i IX ( 01 )
Ahmad Rifa'i IX ( 01 )
Tahun 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Iman berasal dari bahasa arab yang artinya sebuah kepercayaan atau keyakinan. tapi bukan semua yang menyangkut antara percaya atau tidak itu disebut iman, karena iman itu adalah kepercayaan yang menyangkut dengan kerohanian atau agama. sebuah kepercayaan tanpa iman bagaikan mengerjakan sesuatu yang sia - sia karena iman adalah dasar setiap umat beragama dalam mengerjakan amal ibadahnya masing - masing. Agama islam menyebutnya Arkanul Iman
(Beberapa Rukun Iman).Secara bahasa kepercayaan diartikan dengan : Simpulan,ikatan dan
sangkutan.Secara teknis diartikan dengan : Iman,kepercayaan dan keyakinan. Adapun pandangan Ulama’ Islam menetapkan bahwa iman adalah kercayaan yang
sesuai dengan kenyataan yang dapat dikuatkan dengan dalil.
Iman atau percaya kepada
Tuhan merupakan fitrah manusia sebagai makhluk yang diciptakan,karena ia tak
mampu hadir tanpa ada yang menghadirkan.Petunjuk akal telah menyatakan
kewujudan Allah,karena seluruh makhluk yang ada ini,termasuk yang sudah berlalu
maupun yang akan datang kemudian,sudah tentu ada pencipta yang menciptakannya.Yang
artinya,tidak ada suatu hasil penciptaan tanpa Pencipta .”Apabila anda
ditanya,dengan apa anda mengenala Rabb anda?Maka jawablah,dengan ayat-ayat dan
makhluk-makhluk-Nya.Diantara ayat-ayat-Nya adalah malam,siang,matahai dan
bulan.Diantara makhluk-makhluk-Nya adalah tujuh langit dan tujuh bumi beserta siapa
saja yang berada didalamnya serta apa saja yang berada diantara keduanya
Pencakupan Iman kepada Allah swt mencakup empat
hal : 1)Iman kepada kewujudan(adanya allah),2).Iman kepada
Rububiyyah-Nya,3).Iman kepada Uluhiyyah-Nya,4).Iman kepada nama-nama dan
sifat-Nya.
B.RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang dimaksud dengan
iman ?
2.Apakah yang dimaksud dengan Iman kepada Allah ?
2.Bagaimana ruang lingkup
beriman kepada Allah ?
3.Mengapa kita wajib
mengimani akan adannya Tuhan (Allah)?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Iman kepada Allah
swt
Kata Iman berasal dari
bahasa arab yaitu “امن “
yang artinya aman,damai,tentram.Dalam pengertian lain adalah :
Keyakinan,kepercayaan. M Hasbi Ash-Shiddiqi dalam bukunya “Sejarah dan
Pengantar I Tauhid / Kalam”,Aqidah Atau Iman
menurut bahasa adalah : sesuatu yang dipegang teguh dan terhujam kuat di
dalam lubuk jiwa dan tak dapat beralih padanya.Sedangkan pengertian Iman
kepada Allah swt secara istilah
adalah mempercayai dengan sepenuh hati Allah (Tuhan) sebagai Pencipta dari
segala yang ada dialam semesta ini,dengan mencakup syarat – syarat beriman
kepada allah swt sebagai Tuhan yang dilandasi oleh dalil naqli ataupun
aqli.Hal-hal yang mengungkap tentang mempercayai allah sebagai tuhan dapat
ditemukan didalam landasan naqli (ayat tertulis) ataupun landasan aqli (dengan
menggunakan akal/rasionalitas).Ketika kepercayaan kepada Allah tidaklah
mantap,maka kepercayaan yang lain tidaklah mantap pula.Oleh karena itu,Allah
dan rasul-Nya memerintahkan kepada manusia untuk memantapkan kepercayaan kepada
Allah.
Allah berfirman”
انماالهكم اله
واحد فاسقيموا اليه.....
Artinya: “Bahwasannya
Tuhanmu hanyalah Tuhan yang Esa.Karena itu mantapkanlah pendirianmu kepada-Nya”
(QS.Fushshilat:6)
Dalam hadits lain
dikatakan,
قل امنت بالله
ثم اسثقم - رواه مسلم Artinya:”Katakanlah:Aku telah beriman (percaya) kepada Allah kemudian
mantapkanlah pendirianmu.”(HR.MUSLIM)
Untuk memantapkan kepercayaan kepada allah, maka haruslah
dibuktikan ada dan Esa-Nya Allah swt dengan bukti-bukti atau dalil-dalil
yang banyak dan meyakinkan.Dalam membahas dalil atau bukti yang tekstual
ataupun yang tidak tektual,maka kita sebagai manusia yang berfikir,tentunya
akan mempertimbangkan bukti tekstual(dalil naqli) dengan logika manusia sebagai
komplementer rasional bukti adanya kekuatan selain dari diri mereka tentang
adanya Tuhan.Petunjuk syar’i juga menyatakan kewujudan adanya allah,sebab
kitab-kitab samawi seluruhnya menyatakan demikian.Hal-hal yang dibawa oleh
kitab-kitab samawi tersebut berupa hukum-hukum yang menjamin kemaslahatan makhluk
merupakan bukti bahwa hal itu datang dari Rabb yang Maha Bijaksana.Konteks
mengimani dan mempercayai Allah swt tidaklah hanya sekedar mengucap
tanpa dibarengi tanggung jawab sebagai makhluk,akan tetapi harus disertai
dengan tindakan yang berlandaskan syari’at yang ditetapkan oleh Tuhan yang
mereka Imani.
B.Ruang Lingkup beriman
(ma’rifat) kepada Allah swt
Ma’rifat berasaldari
kata عرف yang artinya : mengetahui atau mengenal. Ketika kita mencoba
berma’rifat kepada Allah dan mencoba lebih mengenal Allah,tentunya kita disisi
lain haruslah memahami konsep ketuhanan yang jelas dan memposisikan Tuhan dalam
kehidupan sehari-hari.Dinamakan ma’rifat karena pembicaraannya yang pokok
adalah mengenal Allah swt. Disisi lain hal yang akan kita lakukan setelah mempercayai dan mengimani
akan adanya sesuatu adalah kita berusaha berma’rifat dan mengenal kepada apa
yang kita telah percayai.Demikian pula ketika kita berbicara tentang Iman
kepada Allah swt,sebagai makhluk yang diciptakan oleh Sang Khaliq(Maha
Pencipta) yang telah kita Imani sebelum kita lebih jauh dan berma’rifat
kepada-Nya.
Firman Allah ,
ياايهاالناس اعبدواربكم الذي خلقكم والذين من
قبلكم لعلكم تتقون®الذي جعل لكم الارض فراشاوالسماءبناءوانزل من السماء ماءفاخرج
به من الثمرات رزقالكم فلاتجعلوالله انداداوانتم تعلمون®
Artinya:”Wahai
manusia,sembahlah Rabbmu yang telah menciptakanmu,dan orang-orang sebelummuagar
kamu bertaqwa.Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap,dan Dia menurunkan hujan air(hujan) dari langit,lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu,karena
itu jangan mengadakan tandiingan bagi Allah ,padahal kamu mengetahui”
(QS.Al-Baqarah:21-22)
Pembahasan mengenai ruang lingkup kita dalam berma’rifat atau mengenal
Allah swt kemudian mempercayai-Nya mencakup empat hal:
1.
Iman kepada Kewujudan (adanya) Allah swt
Kewujudan akan adanya
Allah telah dibuktikan oleh fitrah kita sebagai manusia yang berakal,syara’ dan
indra.Petunjuk akan adanya allah swt lewat aqli atau akal manusia
menjelaskan segala yang dahulu pernah ada,pada saat ini ada,dan yang akan
datang kemudian,sudah tentu secara rasional menunjukan adanya Pencipta.Tidak
mungkin makhluk itu mengadakan dirinya sendiri ataupun ada begitu saja dengan
sendirinya.Jika seseorang mengatakan semua didunia ini adalah berdasarkan teori
kebetulan (teori evolusi),maka seorang sarjana amerika,Cressy Morrison
menjadikan sebuah contoh,untuk melemahkan teori kebetulan dari terbentuknya
alam semesta (evolusi)
-------Kalau anda
mempunyai sepuluh koin,pada masing-masing koin tersebut anda tulisi angka satu
sampai sepuluh.Masukkanlah koin tersebut kedalam kantong saku anda dan campur
adukkan dengan baik.Berikut ke-mungkin-an dan peluang yang akhirnya mendekati
titik mustahil;
a.
Kemungkinan mendapatkan koin yang berangka dua,adalah sepersepuluh
b.
Kemungkinan mendapatkan koin yang berangka satu dan dua adalah seperseratus
c.
Kemungkinan mendapatkan koin yang berangka berurutan(1,2,3..ataupun
4,5,6..dst),adalah sepersepuluhribu
d.
Kemungkinan mendapatkan koin yang berangka berurutan dari sepuluh kali
pengambilan adalah sepersepuluh bilyun dari pengambilan.
Contoh diatas mungkin sudah menggambarkan kemustahilan dari teori
kebetulan,apalagi untuk masalah sekompleks asal-usul seisi alamraya.
Allah swt telah menyebutan dalil aqli dan alasan yang qath’i ini
dalam al-qur’an
ام خلقوامن غيرشيئ ام هم الخلقون
Artinya:”Apakah mereka tercipta tanpa sesuatupun ,ataukah mereka yang
menciptakan(diri mereka sendiri)?.(QS.At-Thur:35)”
Dan hal itu menunjukan kewajiban mengimani dan mempercayai
akan adanya Allah swt sebagai pencipta alam semesta.
2.
Iman kepada Rububiyyah-Nya
Artinya ,bahwa Dia adalah
satu-satunya Rabb yang tak mempunyai sekutu ataupun penolong.Rabb adalah Dzat
yang berwenang mencipta,memiliki,dan memerintah.Tiada pencipta selain
Allah,tiada yang memiliki kecualiAllah,serta tiada yang berhak memerintah
kecuali Allah.
Allah berfiman:
والامر........الا
له الخلق
“Ingatlah mencipta dan memerintah hanyalah wewenang
Allah..”(QS.Al-A’raf:54)
Tidak ada makhluk yang
mengingkari Allah swt sebagai Rabb atau Tuhan ,kecuali ia sombong.Karena
itu ,kaum musyrikin mengakui rububiyyah Allah,namun mereka menyekutukan-Nya
dalam hal uluhiyyah-Nya(sesembahan).
Allah berfirman yang artinya;
“Katakanlah,’kepunyaan siapakah bumi ini dan semua yang ada padanya,jika
kamu mengetahui?’Mereka menjawab,’kepunyaan Allah’.Katakanlah,’Maka apakah kamu
tidak ingat?’Katakanlah,’Siapakah Rabb
(yang memiliki) langit yang tujuh serta singgasana yang besar?’Mereka
akan menjawab,’Allah yang memilikinya’.Katakanlah,’Maka apakah kamu tidak
bertaqwa?(QS.Al-Mukminun:84-87)
``Perintah”Rabb disini meliputi segala perintah yang bersifat
kauni(alam)dan syar’i.Dia adalah pengatur alam semesta ini,yang mengatursegala
apa yang apa di dalamnnya dengan kehendak-Nya sendiri sejalan dengan
hikmah-Nya;maka demikian juga,Dia adalah
hakim yang mensyari’atkan peribadahan-peribadahan dan hukum-hukum
muamalat sejalan dengan hikmahNya pula.Siapa saja yang menjadikan pensyari’at
lain dalam masalah ibadah atau menjadikan hakim lain dalam muamalah disamping
Allah,maka ia telah menyekutukaNya dan dengan demikian ia berarti belum
merealisasikan keimanan.
3.Iman kepada Uluhiyah-Nya
Artinya,bahwa Dia adalah
satu-satunya ilah yang haq;tiada sekutu bagi-Nya.kata
والهكم اله واحد لااله الاهوالرحمن الرحيم
Artinya:”Dan Tuhan kamu
adalah tuhan yang Maha Esa,tidak ada Tuhan selain Dia,Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang”(QS.Al-Baqarah:163)
Sebenarnya dalam kajian Trinitas/Trimurti,konsep tersebut termasuk
dalam Politheis,namun mereka tak mau dikatakan demikian.Bahkan mereka mengaku
termasuk Monotheis,dan menganggap 1=3 dan 3=1 adalah sama ,termasuk dalam hal
uluhiyah(sesembahan). Ibnu Rusyd mengemukakan kenyataan yang dianalogikan
seperti masalah tersebut : Kalau dalam satu negara ada dua Presiden,maka
pastilah akan terjadi kehancuran,kecuali yang satunya yang bekerja,dan yang
lain nganggur.Kalau hal ini dapat terjadi pada manusia, maka Tuhan tidak boleh
terjadi ,sebab yang nganggur itu tidak tepat dikatakan Tuhan.Dalam berma’rifat
kepada Allah swt ,setelah mengimani akan kewujudan Allah,selanjutnya adalah
menjadikan kita sebagai hamba,dan Dia sebagai Tuhan yang wajib disembah.
Firman Allah,
وما خلقت الجن والانسان الاليعبدون
Artinya:”Dan tidak
saya(Allah) ciptakan Jin dan Manusia,kecuali supaya mereka
menyembah-Ku”
4.Iman kepada Nama dan
Sifat-sifat-Nya
Nama atau dalam bahasa
arabnya ‘Asma’ biasanya digunakan untuk menyebutkan sebuah
–inisial-.Dalam pembahasan Nama-nama Allah atau “Asmaul-Husna (Nama-nama
yang baik)” tentunya kita sudah tahu bahkan hafal dengan Asmaul-Husna yang
berjumlah 99.Ketika kita berma’rifat,kita hendaknya mengimani “Asmaul-Husna
(Nama-nama yang baik)” dalam hati kita,dari semua nama lain dari
Allahu-ahad yang semuanya berarti baik(husna).
Firman Allah,
هوالله الخالق
البارئ المصورله الاسماءالحسنى يسبح له مافى السموت والارض وهوالعزيزالحكيم∞
Artinya:”Dialah yang
menciptakan,Yang Mengadakan,Yang Membentuk Rupa,Dia memiliki Nama-nama yang
Indah.Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya.Dan Dialah Yang
Mahaperkasa,Maha Bijaksana”.(QS.Al-Hasyr:24)
Secara global,Allah itu bersifat
dengan segala macam sifat-sifat kesempurnaan.Karena itulah mustahil ia
mempunyai kekurangan.
Oleh karena itu,para
cendekiawan memnagi sifat-sifat Allah menjadi Tiga.
1. Sifat yang wajib ada ,berjumlah 20
2. Sifat yang mustahil ada
اوكل ممكن
اوتركه
3. Sifat yang Jaiz (boleh ada)
3.Kewajiban Mengimani akan adanya Tuhan (Allah)
Fitrah seorang manusia
sebagai makhluk yang ciptakan oleh Sang Pencipta “Created by The Creator” memang
tak bisa dipungkiri.Ketika kita berusaha mencari sebuah asal mula sebuah
penciptaan,pastinya kita akan bermuara pada Satu Dzat,yang sebagai
satu-satunya pemilik kekuatan terbesar dibalik teciptanya Alam Raya
ini. Misalkan kita membeli sebuah gadget sebut saja samsung s 4, kita lihat gadget itu dibuat oleh pemilik brand itu sendiri yaitu samsung.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1.Beriman dan mempercayai akan adanya Allah adalah Fitrah manusia sebagai hambanya yang telah menciptakan dunia beserta isinya
2.Dalam proses berma’rifat kepada Allah,hendaklah mencakup Empat aspek,
i.
Iman kepada Dzahiriyah Allah
ii.
Iman kepada rubbubiyah Allah
iii.
Iman kepada uluhiyah Allah
iv.
Iman kepada nama dan sifat Allah
3.Fitrah manusia yang diciptakan tidak lain hanya untuk beribadah
kepada-nya sesuai dengan firman allah " wa maa kholaqtul jinna wal' insa' illaa liya' buduun"
B.Pesan Penulis
Sebagai insan kita diwajibkan beriman akan adanya tuhan allah dan sebagai perwujudan kita beriman kita mulai dengan kebiasaan - kebiasaan amaliah kita dengan amaliah yang sesuai dengan perintah-perintah nya serta menjauhi larangannya. Karena sejatinya kita diciptakan untuk mengabdi padanya dan setiap yang kita lakukan pasti akan dimintai pertanggung jawabannya.
Demikian makalah ini kami
susun,semoga bermanfaat bagi kita semua.Mohon maaf bila ada kesalahan baik
dalam materi maupun penulisan.
No comments:
Post a Comment