Contoh Studi Penelitian TRADISI DUSUN di Dusun Jangglengan



TRADISI DUSUN
(Studi Penelitian di Dusun Jangglengan)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu Liyananto,M.Pd













Oleh :
Nama   :  APOI
NIM    : 85720-15-0076

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jurusan Ekonomi Syariah
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015





TRADISI DUSUN
(Studi Penelitian di Dusun Jangglengan)

Oleh :Anis choriroh(63020150076)
Mahasiswa Ekonomi Syari’ah
Saat ini sedang menempuh studi semester satu di IAIN Salatiga

Pendahuluan
            Jangglengan adalah nama sebuah dusun yang ada di desa Banyukuning, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.Berdasarkan informasi yang saya dapat asal usul dinamakannya dusun jangglengan adalah pada awal mulanya ada seorang musafir atau orang pengembara yang sedang melakukan perjalanan jauh. Waktu itu dia kemalaman dan tertidur ditempat yang sekarang ini menjadi desa saya. Dahulu tempat ini banyak pohon janggleng. Setelah dia terbangun lalu dia berkata “suatu saat nanti kalau tempat ini menjadi desa akan saya namai menjadi desa jangglengan. Kemudian ia meneruskan perjalanannya. Sesampainya dihutan,dia menemukan sumber mata air. Di mata air tersebut ia mandi dan berwudhu kemudian menunaikan shalat. Tidak lama kemudian dia berkata bahwa tempat yang dibuat untuk mandi dan berwudhu tersebut dinamakannya telagasari. Jadi, musafir tersebut dalam perjalannya ia menamai dua buah desa yaitu desa jangglengan yang merupakan desa saya dan ia juga menamai desa telagasari yang berada disamping desa saya.
            Begitulah sedikit cerita tentang asal-usul dinamakannya desa jangglengan. Jangglengan merupakan desa kecil yang berada dipelosok kota. Jarakyang harus ditempuh dari jalan raya ke desa saya sekitar 2km. Mayoritas penduduk beragama islam namun sebagian kecil ada yang beragama kristen dan khatolik. Mata pencaharian penduduk pun bermacam-macam. Contohnya bertani,berdagang,berwirausaha dan lain-lain.

A.    Sistem Kepercayaan atau Religi
1.      Upacara Kematian
Dalam pemahaman orang Jawa,bahwa orang telah meninggal sampai dengan waktu tertentu arwahnya masih disekeliling keluarga orang yang ditinggalkannya. Sehingga kita sering mendengar istilah selametan yang dilakukan untuk orang yang telah meninggal.Di desa saya ada beberapa ritual yang dilakukan ketika ada orang yang meninggal dunia.
Hal pertama kali yang dilakukan ketika ada orang yang meninggal yaitu kita harus menghibur kepada keluarga yang ditinggalkannya.Apabila keadaan keluarga sudah reda, perhatian segera dialihkan ke jenazah. Jenazah yang baru saja meninggal dunia segera ditidurkan secara membujur, menelentang, dan menghadap ke atas. Selanjutnya mayat ditutup dengan kain batik yang masih baru.
Bersamaan dengan hal diatas, beberapa orang terdekat bertugas memanggil seorang modin dan mengumumkan kematian itu kepada para sanak saudara dan tetangga. Pemberitaan juga dilakukan dengan bantuan pengeras suara dari masjid terdekat. Setelah kabar tersiar mereka yang mendengar akan berusaha segera datang ketempat itu untuk membantu menyiapkan pemakaman.
Sebelum jenazah diberangkatkan ke makam dilakukan suatu upacara yang disebut dengan “upacara brobosan”. Upacara brobosan ini bertujuan untuk menunjukkan penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua atau keluarga mereka (jenazah) yang telah meninggal dunia. Upacara brobosan diselenggarakan di halaman rumah orang yang meninggal sebelum dimakamkan dan dipimpin oleh anggota keluarga yang paling tua.  Namun sebelum upacara dilakukan, biasanya diawali dengan beberapa sambutan dan ucapan belasungkawa oleh beberapa pamong desa. Dan semua yang hadir ditempat itu harus berdiri hingga jenazah benar-benar diberangkatkan.
Upacara brobosan tersebut dilangsungkan dengan tata cara sebagai berikut:
1.1  Peti mati dibawa keluar menuju ke halaman rumah dan dijunjung tinggi ke atas setelah upacara doa kematian selesai.
1.2  Anak laki-laki tertua, anak perempuan, cucu laki-laki dan cucu perempuan, berjalan berurutan melewati peti mati yang berada di atas mereka (mrobos) selama tiga kali dan searah jarum jam.
1.3  Urutan selalu diawali dari anak laki-laki tertua dan keluarga inti berada di urutan pertama; anak yang lebih muda beserta keluarganya mengikuti di belakang.
Setelah itu jenazah diberangkatkan dengan keranda yang diangkat oleh anak-anaknya yang sudah dewasa bersama dengan anggota keluarga pria lainnya, sedangkan seorang memegang payung untuk menaungi bagian dimana kepala jenazah berada. Adapun urutan untuk melakukan perjalanan ke pemakaman juga diatur. Yang berada diurutan paling depan adalah penabur sawur (terdiri dari beras kuning dan mata uang), kemudian penabur bunga dan pembawa bunga, pembawa kendi, pembawa foto jenazah, keranda jenazah, barulah dibagian paling belakang adalah keluarga maupun kerabat yang turut menghantarkan. Ada macam-macam ritual yang dilakukan setelah orang meninggal diantaranya:
a.       Upacara tujuh hari
b.      Upacara Matang Puluh ( Empat Puluh Hari )


2.      Ziarah kubur
Bagi masyarakat makam merupakan tempat yang dianggap suci dan pantas dihormati.Makam sebagai tempat peristirahatan bagi keluarga yang telah meninggal.Ziarah makam merupakan satu dari sekian tradisi yang hidup dan berkembang dalam setiap masyarakat.Tradisi seperti ini biasanya dilakukan menjelang hari bulan Ramadhan tiba, lalu pada hari raya Idul fitri, maupun pada setiap hari kamis atau jumat.
Ziarah kubur sebenarnya memiliki banyak manfaat untuk kita, hikmah ziarah kubur antara lain sebagai berikut :
a.       Kegiatan ini akan mengingatkan kita kepada kematian dan akhirat sebagai sesuatu yang pasti akan menjumpai manusia. Oleh karena itu, orang-orang yang berziarah diharapkan dapat memberikan dampak positif untuk selalu memperbaiki diri dan bersikap zuhud terhadap kehidupan dunia dan akhirat.
b.       Ziarah juga bermanfaat untuk mendoakan orang-orang yang telah mendahului kita dan memohonkan ampunan atas kesalahan mereka. Ketiga, kegiatan berziarah ini juga wujud sunnah rosul sebagaimana yang telah diajarkan oleh beliau Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
c.        Ziarah kubur juga dapat mendapatkan imbalan pahala dan kebaikan dari Allah SWT
3.      Nyadran
Sehari sebelum acara nyadran dilakukan, masyarakat gotong royong membersihkan tempat untuk berkumpul di samping pemakaman.Acara nyadaran memang dilaksanakan di makam, karena inti dari acara adalah berdoa untuk arwah para leluhur.Biasanya masyarakat yang ikut gotong royong adalah pemuda dan bapak-bapak, merekamembersihkan lingkungan area pemakaman. Pagi harinya sekitar jam 9 pagi masyarakat sudah berduyun-duyun datang ke area pemakaman sambil membawa makanan yang nantinya akan ditukar dengan sanak saudara dan tetangga, tidak lupa juga untuk sedekah.
Makna yang tersirat pada acara nyadran tidak lain sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus memanjatkan doa kepada-Nya untuk para arwah leluhur. Hal ini senantiasa dijaga untuk menjaga tali silaturahmi antar keluarga. Disamping itu anggota keluarga yang merantau jauh juga akan kembali ke kampung halaman untuk berziarah ke makam kuburan leluhur dan berkumpul bersama keluarga. Rasa gotong royong juga menjadi dasar yang kuat bagi masyarakat, ini sebabnya ketika acara yang bersifat adat selalu melibatkan seluruh warga masyarakat.Selain masih melestarikan adat istiadat, di sisi agama Islam, menyambut bulan puasa atau bulan Ramadhan sebagai salah satu syarat agar dilancarkan dalam menjalani ibadah puasa.Nyadran adalah upacara tradisional dan ritual keagamaan yang sampai sekarang masih lestari terutama di desa saya dan juga desa-desa lainnya.

4.      Yasinan
Di desa ada saya yasinan Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak.Yasinan Ibu-Ibu dilaksanakan setiap malam Senin.Yasinan tersebut dilakukan secara bergilir disetiap rumah warga masyarakat.Sedangkan yasinan Bapak-Bapak dilaksanakan setiap malam Jumat.Yasinan Bapak-Bapak juga dilakukan secara bergilir.Biasanya yasinan dimulai setelah shalat isha sampai selesai.Acara yasinan bertujuan untuk mendoakan arwah keluarga yang sudah meninggal supaya dosa-dosa mereka diampuni oleh Allah SWT.

5.      Kataman bagi Putra dan Putri
Kataman biasanya berlangsung ketika khitanan bagi laki-laki dan saat menikah bagi perempuan.Tradisi ini berlangsung dari dulu sampai sekarang ini.Khataman dilakukan oleh anak laki-laki sebelum mereka sunat. Biasanya sebelum khataman anak tersebut diarak keliling desa dengan dinaikan kuda dan diiring oleh orang banyak.Kataman bagi perempuan berlangsung sehari sebelum acara pernikahan berlangsung.Kataman dilakukan pada malam harinya.

6.      Pengajian
Acara pengajian dilakukan setiap satu bulan sekali.Pengajian dilakukan pada hari minggu kliwon.Acara pengajian berlangsung secara bergilir disetiap rumah warga.Di dalam pengajian terdapat manfaat yang begitu besar positifnya, didalam pengajian-pengajian manfaat yang dapat diambilnya menambah dari salah satu orang yang biasa berbuat negatif dengan memanfaatkannya menjadi positif. Hal seperti ini pada masyarakat muslim pada umumnya dapat memanfatkan pengajian untuk merubah diri atau memperbaiki diri dari perbuatan yang keji dan mungkar. Dengan adanya pengajian juga kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

7.      Kelahiran
Macam-Macam Upacara Adat saat Prosesi Kehamilan
a.       Upacara tiga bulanan
Upacara ini dilaksanakan pada saat usia kehamilan adalah tiga bulan. Di usia ini roh ditiupkan pada sang jabang bayi. Upacara ini biasanya dilakukan berupa tasyakuran.
b.      Upacara Tingkepan atau Mitoni
Upacara tingkepan disebut juga mitoni berasal dari kata pitu yang artinya tujuh, sehingga upacara mitoni dilakukan pada saat usia kehamilan tujuh bulan, dan pada kehamilan pertama. 
Dalam pelaksanaan upacara tingkepan, ibu yang sedang hamil tujuh bulan dimandikan dengan air kembang setaman, disertai dengan doa-doa khusus.

c.       Upacara Adat untuk Bayi
Tak hanya pada saat kehamilan saja upacara adat atau ritual dilaksanakan. Ketika sang jabang bayi ini lahir pun masih ada ritual dan upacara adat. Upacara ini pun berlangsung hingga sang anak menginjak usia satu tahun. Namun, pelaksanaan upacara ini dilaksanakaan hanya di usia tertentu saja. Berikut jenis upacara yang berkaitan dengan kelahiran anak.
d.      Upacara Adat Brokohan
Brokohan memiliki makna adalah pengungkapan rasa syukur dan rasa sukacita atas proses kelahiran yang berjalan lancar dan selamat. Ditinjau dari maknanya brokohan juga bisa berarti mengharapkan berkah dari Yang Maha Pencipta.
Sedangkah tujuannya adalah untuk keselamatan dan perlindungan bagi sang bayi. Selain itu harapan bagi sang bayi agar kelak menjadi anak yang memiliki perilaku yang baik.
Rangkaian upacara ini berupa memendam ari-ari atau plasenta si bayi.Setelah itu dilanjutkan dengan membagikan sesajen brokohan kepada sanak saudara dan para tetangga.
e.       Upacara Adat Sepasasaran atau Pupak Puser
Sepasaran merupakan salah satu upacara adat bagi bayi berumur tujuh hari.Upacara adat ini umumnya diselenggarakan secara sederhana. Tetapi jika bersamaan dengan pemberian nama pada sang bayi upacara ini bisa dilakukan secara meriah.
Acara ini biasanya dilaksanakn dengan mengadakan hajatan yang mengundang saudara dan tetangga.Suguhan yang disajikan biasanya berupa minuman beserta jajanan pasar.Selain itu juga terkadang ada pula yang dibungkus rapi baik menggunakan besekataupun lainnya untuk dibawa pulang.
f.       Upacara Adat Selapanan
Dalam bahasa jawa, selapan berarti tiga puluh lima hari. Tradisi ini digunakan pada peringatan hari kelahiran.Setelah 35 hari dari hari H, maka diadakan perayaan dengan nasi tumpeng, jajan pasar dan berbagai macam makanan sebagi simbol dari makna-makna yang tersirat dalam tradisi jawa.
Namun dalam perkembangannya, saat ini selapanan sebagai ungkapan syukur atas kesehatan dan keselamatan bayi, diwujudkan cukup dengan nasi tumpeng beserta lauk seadanya.Kemudian mengundang tetangga kanan-kiri untuk kendurenan (selamatan), berdoa bersama-sama dan diujung acara, tumpeng dibagi rata untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
Selapanan sebagai harapan orang tua dan keluarga agar sang bayi selalu sehat, jauh dari marabahaya. Semoga apa yang diharapkan bisa terlaksana, kabul kajate

8.      Pernikahan
Susunan (Tata Cara) Pernikahan
Pernikahan atau sering pula disebut dengan perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalamsejarah kehidupan setiap orang. Masyarakat Jawa memiliki sebuah adat atau cara tersendiri dalam melaksanakan upacara sakral tersebut. Upacara Pernikahan Adat JawaUpacaraPernikahan AdatJawa dimulai dari tahap perkenalan sampai terjadinya pernikahan atau akad Nikah.
Tahapan-tahapan Upacara Pernikahan Adat Jawa tersebut memiliki symbol-simbol dalam setiap sessionnya, atau biasa kita sebut sebagai makna yang terkandung dalam tiap tahapan Upacara Pernikahan Adat Jawa.Adapuntahapan-tahapan dalam Upacara Pernikahan Adat Jawa adalah sebagai berikut.
a.     Nontoni
Pada tahap ini sangat dibutuhkan peranan seorang perantara.Perantara ini merupakan utusan dari keluarga calon pengantin pria untuk menemui keluarga calon pengantin wanita.Pertemuan ini dimaksudkan untuk nontoni, atau melihat calon dari dekat.Biasanya, utusan datang ke rumah keluarga calon pengantin wanita bersama calon pengantin pria.Di rumah itu, para calon mempelai bisa bertemu langsung meskipun hanya sekilas.Pertemuan sekilas ini terjadi ketika calon pengantin wanita mengeluarkan minuman dan makanan ringan sebagai jamuan.Tamu disambut oleh keluarga calon pengantin wanita yang terdiri dari orangtua calon pengantin wanita dan keluarganya, biasanya pakdhe atau paklik.
b.    Nakokake/Nembung/Nglamar
Sebelum melangkah ke tahap selanjutnya, perantara akan menanyakan beberapa hal pribadi seperti sudah adakah calon bagi calon mempelai wanita. Bila belum ada calon, maka utusan dari calon pengantin pria memberitahukan bahwa keluarga calon pengantin pria berkeinginan untuk berbesanan.Lalu calon pengantin wanita diajak bertemu dengan calon pengantin pria untuk ditanya kesediaannya menjadi istrinya.Bila calon pengantin wanita setuju, maka perlu dilakukan langkah-langkah selanjutnya.Langkah selanjutnya tersebut adalah ditentukannya hari H kedatangan utusan untuk melakukan kekancingan rembag (peningset).
Peningset ini merupakan suatu simbol bahwa calon pengantin wanita sudah diikat secara tidak resmi oleh calon pengantin pria.Peningset biasanya berupa kalpika (cincin), sejumlah uang, dan oleh-oleh berupa makanan khas daerah. Peningset ini bisa dibarengi dengan acara pasok tukon, yaitu pemberian barang-barang berupa pisang sanggan (pisang jenis raja setangkep), seperangkat busana bagi calon pengantin wanita, dan upakarti atau bantuan bila upacara pernikahan akan segera dilangsungkan seperti beras, gula, sayur-mayur, bumbon, dan sejumlah uang.
Ketika semua sudah berjalan dengan lancar, maka ditentukanlah tanggal dan hari pernikahan.Biasanya penentuan tanggal dan hari pernikahan disesuaikan dengan weton (hari lahir berdasarkanperhitungan Jawa) kedua calon pengantin. Hal inidimaksudkan  agar pernikahan itu kelak mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi seluruh anggota keluarga.
c.     Pasang Tarub
Bila tanggal dan hari pernikahan sudah disetujui, maka dilakukan langkah selanjutnya yaitu pemasangan tarub menjelang hari pernikahan.Tarub dibuat dari daun kelapa yang sebelumnya telah dianyam dan diberi kerangka dari bambu, dan ijuk atau welat sebagai talinya.Agar pemasangan tarub ini selamat, dilakukan upacara sederhana berupa penyajian nasi tumpeng lengkap.Bersamaan dengan pemasangan tarub, dipasang juga tuwuhan.Yang dimaksud dengan tuwuhan adalah sepasang pohon pisang raja yang sedang berbuah, yang dipasang di kanan kiri pintu masuk.Pohon pisang melambangkan keagungan dan mengandung makna berupa harapan agar keluarga baru ini nantinya cukup harta dan keturunan. Biasanya di kanan kiri pintu masuk juga diberi daun kelor yang bermaksud untuk mengusir segala pengaruh jahat yang akan memasuki tempat upacara, begitu pula janur yang merupakan simbol keagungan.
d.      Midodareni
Rangkaian upacara midodareni diawali dengan upacara siraman.Upacara siraman dilakukan sebelum acara midodareni.Tempat untuk siraman dibuat sedemikian rupa sehingga nampak seperti sendang yang dikelilingi oleh tanaman beraneka warna.Pelaku siraman adalah orang yang dituakan yang berjumlah tujuh diawali dari orangtua yang kemudian dilanjutkan oleh sesepuh lainnya. Setelah siraman, calon pengantin membasuh wajah (istilah Jawa: raup) dengan air kendi yang dibawa oleh ibunya, kemudian kendi langsung dibanting/dipecah sambil mengucapkan  kata-kata: “cahayanya sekarang sudah pecah seperti bulan purnama”. Setelah itu, calon penganten langsung dibopong oleh ayahnya ke tempat ganti pakaian.
Setelah berganti busana, dilanjutkan dengan acara potong rambut yang dilakukan oleh orangtua pengantin wanita. Setelah dipotong, rambut dikubur di depan rumah. Setelah rambut dikubur, dilanjutkan dengan acara “dodol dawet”.Yang berjualan dawet adalah ibu dari calon pengantin wanita dengan dipayungi oleh suaminya.Uang untuk membeli dawet terbuat dari kreweng (pecahan genting) yang dibentuk bulat. Upacara dodol dhawet dan cara membeli dengan kreweng ini mempunyai makna berupa harapan agar kelak kalau sudah hidup bersama dapat memperoleh rejeki yang berlimpah-limpah seperti cendol dalam dawet dan tanpa kesukaran seperti dilambangkan dengan kreweng yang ada di sekitar kita.
Menginjak rangkaian upacara selanjutnya yaitu upacara midodareni.Berasal dari kata widadari, yang artinya bidadari.Midadareni merupakan upacara yang mengandung harapan untuk membuat suasana calon penganten seperti widadari. Artinya, kedua calon penganten diharapkan seperti widadari-widadara, di belakang hari bisa lestari, dan hidup rukun dan sejahtera
e.       Akad Nikah
Akad nikah adalah inti dari acara perkawinan.Biasanya akad nikah dilakukan sebelum acara resepsi.Akad nikah disaksikan oleh sesepuh/orang tua dari kedua calon penganten dan orang yang dituakan.Pelaksanaan akad nikah dilakukan oleh petugas dari catatan sipil atau petugas agama.
f.       Panggih
Upacara panggih dimulai dengan pertukaran kembar mayang, kalpataru dewadaru yang merupakan sarana dari rangkaian panggih.Sesudah itu dilanjutkan dengan balangan suruh, ngidak endhog, dan miliki.
g.      Balangan suruh
Upacara balangan suruh dilakukan oleh kedua pengantin secara bergantian.Gantal yang dibawa untuk dilemparkan ke pengantin putra oleh pengantin putri disebut gondhang kasih, sedang gantal yang dipegang pengantin laki-laki disebut gondhang tutur. Makna dari balangan suruh adalah berupa harapan semoga segala goda akan hilang dan menjauh akibat dari dilemparkannya gantal tersebut. Gantal dibuat dari daun sirih yang ditekuk membentuk bulatan (istilah Jawa: dilinting) yang kemudian diikat dengan benang putih/lawe. Daun sirih merupakan perlambang bahwa kedua penganten diharapkan bersatu dalam cipta, karsa, dan karya.
h.      Ngidak endhok
Upacara ngidak endhog diawali oleh juru paes, yaitu orang yang bertugas untuk merias pengantin dan mengenakan pakaian pengantin, dengan mengambil telur dari dalam bokor, kemudian diusapkan di dahi pengantin pria yang kemudian pengantin pria diminta untuk menginjak telur tersebut.Ngidak endhog mempunyai makna secara seksual, bahwa kedua pengantin sudah pecah pamornya.
i.        Wiji dadi
Upacara ini dilakukan setelah acara ngidak endhok.Setelah acara ngidak endhog, pengantin wanita segera membasuh kaki pengantin pria menggunakan air yang telah diberi bunga setaman. Mencuci kaki ini melambangkan suatu harapan bahwa “benih” yang akan diturunkan jauh dari mara bahaya dan menjadi keturunan yang baik.
j.        Timbangan
Upacara timbangan biasanya dilakukan sebelum kedua pengantin  duduk di pelaminan. Upacara timbangan ini dilakukan dengan jalan sebagai berikut: ayah pengantin putri duduk di antara kedua pengantin. Pengantin laki-laki duduk di atas kaki kanan ayah pengantin wanita, sedangkan pengantin wanita duduk di kaki sebelah kiri.Kedua tangan ayah dirangkulkan di pundak kedua pengantin. Lalu ayah mengatakan bahwa keduanya seimbang, sama berat dalam arti konotatif. Makna upacara timbangan adalah berupa harapan bahwa antara kedua pengantin dapat selalu saling seimbang dalam rasa, cipta, dan karsa.
k.      Kacar-kucur
Caranya pengantin pria menuangkan raja kaya dari kantong kain, sedangkan pengantin wanitanya menerimanya dengan kain sindur yang diletakkan di pangkuannya. Kantong kain berisi dhuwit recehan, beras kuning, kacang kawak, dhele kawak, kara, dan bunga telon (mawar, melati, kenanga atau kanthil). Makna dari kacar kucur adalah menandakan bahwa pengantin pria akan bertanggungjawab mencari nafkah untuk keluarganya. Raja kaya yang dituangkan tersebut tidak boleh ada yang jatuh sedikitpun, maknanya agar pengantin wanita diharapkan mempunyai sifat gemi, nastiti, surtini, dan hati-hati dalam mengatur rejeki yang telah diberikan oleh suaminya
l.        Dulangan
Dulangan merupakan suatu upacara yang dilakukan dengan cara kedua pengantin saling menyuapkan makanan dan minuman. Makna dulangan adalah sebagai simbol seksual, saling memberi dan menerima.
m.    Sungkeman
Sungkeman adalah suatu upacara yang dilakukan dengan cara kedua pengantin duduk jengkeng dengan memegang dan mencium lutut kedua orangtua, baik orangtua pengantin putra maupun orangtua pengantin putri. Makna upacara sungkeman adalah suatu simbol perwujudan rasa hormat anak kepada kedua orangtua
n.      Kirab
Upacara kirab berupa arak-arakan yang terdiri dari domas, cucuk lampah, dan keluarga dekat untu menjemput atau mengiringi pengantin yang akan keluar dari tempat panggih ataupun akan memasuki tempat panggih. Kirab merupakan suatu simbol penghormatan kepada kedua pengantin yang dianggap sebagai raja sehari yang diharapkan kelak dapat memimpin dan membina keluarga dengan baik.
o.      Jenang Sumsuman
Upacara jenang sumsuman dilakukan setelah semua acara perkawinan selesai. Dengan kata lain, jenang sumsuman merupakan ungkapan syukur karena acara berjalan dengan baik dan selamat, tidak ada kurang satu apapun, dan semua dalam keadaan sehat walafiat. Biasanya jenang sumsuman diselenggarakan pada malam hari, yaitu malam berikutnya setelah acara perkawinan.
p.      Boyongan/Ngunduh Manten
Disebut dengan boyongan karena pengantin putri dan pengantin putra diantar oleh keluarga pihak pengantin putri ke keluarga pihak pengantin putra secara bersama-sama.Ngunduh manten diadakan di rumah pengantin laki-laki.Biasanya acaranya tidak selengkap pada acara yang diadakan di tempat pengantin wanita meskipun bisa juga dilakukan lengkap seperti acara panggih biasanya.Hal ini tergantung dari keinginan dari pihak keluarga pengantin laki-laki.Biasanya, ngundhuh manten diselenggarakan sepasar setelah acara perkawinan.

B.     Sistem Kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan tentang bentuk desa sebagai kesatuan masyarakat terkecil setelah rt dan rw yang umum ditemui di masyarakat.
Desa-des
a umumnya dibagi-bagi menjadi bagian-bagian kecil yang disebut dengan dukuh, dan setiap dukuh dipimpin oleh kepala dukuh. Di dalam melakukan tugasnya sehari-hari, para pemimpin desa ini dibantu oleh para pembantu-pembantunya yang disebut dengan nama Pamong Desa. Masing-masing pamong desa memiliki tugas dan perananya masing-masing.Ada yang bertugas menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban desa, sampai dengan mengurus masalah perairan bagi lahan pertanian warga.
Berikut ini struktur organisasi yang ada didesa jangglengan
Kepala dusun  : Satun
RW      3          : Fx nardi
RT       3          : Irfani
RT       4          : Yudi

C.    Sistem Pengetahuan
Di Dusun Jangglengan masih ada adat kejawen yang dilakukan, tapi ini hanya sebagian saja yang masih mempunyai benda-benda yang diangap punya kekuatan gaib serta memiliki ajian yang diwariskan secara turun temurun dari leluhur.
1.      Santet
Sejenis serangan gaib yang dilakukan menggunakan benda mati yang tidak bernyawa sebagai perantara. Hal ini dilakukan karena persaingan dalam hal harta,kedudukan,dan asmara. Korban santet ini terkadang ada yang sampai meninggal ada juga yang terkena penyakit yang sulit untuk disembuhkan dan bahkan terkesan aneh.
2.      Guna-guna (pelet)
Serangan guna-guna cenderung mengunakan makanan,minuman dan pakaian target. Guna-guna biasa dilakukan untuk membuat korban menjadi patuh pada apa yang kita inginkan.
3.      Pesugihan
Berikut masih terdapat pesugihan yang ada didesa saya. Biasanya pedagang-pedagang menggunakan penglaris agar dagangannya laris-manis. Sebagian dari mereka ada yang memelihara tuyul dan babi ngepet untuk pesugihan.
D.    Sistem Mata Pencaharian Hidup Perekonomian
1.      Pertanian
Yang dimaksud pertanian disini terdiri atas pesawahan dan perladangan (tegalan), tanaman utama adalah padi.Tanaman lainnya jagung, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau dan sayur mayur, yang umumnya ditanam di tegalan.Sawah juga ditanami tanaman perdagangan.
2.      Peternakan
Sebagian kecil di desa saya,masyarakatnya membuat usaha peternakan ayam. Karena kondisi lahan yang memungkinkan dan keuntungan yang lumayan menjanjikan.Sehingga sebagian orang tertarik pada usaha tersebut sebagai mata pencaharian.
3.      Berdagang
Warga masyarakat sebagian berdagang dipasar sebagai mata pencaharian.Masyarakat sebagian besar berjualan sayur,sebagian juga ada yang berjualan pakaian.mereka berjualan sebagai sumber mata pencaharian untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya.

E.     Sistem Peralatan dan Teknologi
Peralatan Masak
Peralatan untuk memasak di dapur lebih komplek dan banyak. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a.      Pawon
Pawon adalah perangkat yang digunakan untuk membuat api. Dalam bahasa indonesia dikenal sebagai tungku. Jaman dahulu pawon dibuat dari tanah yang diliatkan seperti ketika membuat genting, batu bata, atau membuat gerabah. Tanah adalah bahan untuk membuat tungku terbaik karena semakin lama dipanaskan dan dipakai akan semakin kuat. Pawon kadang terdiri dari satu tempat memasak, dua dan kadang ada yang tiga.Disesuaikan dengan kebutuhan.Tetapi yang lazim pawon terdiri dari dua lubang.Lubang utama untuk memasak masakan utama yaitu nasi, atau makanan pokok, dan lubang satunya untuk sambilan.misalnya memasak air, memasak sayur dan beberapa kebutuhan lainnya.
b.      Kuali
Kuali adalah semacam bejana yang terbuat dari tanah.ukurannya bermacam-macam sesuai kebutuhan. Kuali terbuat dari tanah.digunakan untuk merebus bahan makanan utama seperti menanak nasi,merebus jagung, ketela, membuat ketupat, dan lain sebagainya. kuali juga bisa untuk memasak air untuk minum. Jaman sekarang kuali mulai tergantikan dengan dandang sabruk dan panci dari alumunium.Tetapi kuali masih bisa ditemui di beberapa pasar tradisional.
c.       Dandhang
Dandhang adalah bejana dengan bantuk tinggi.Terbuat dari tembaga.Gunanya untuk menanak nasi /adhang. Juga digunakan untuk adhang ketela pohon, jagung, lepet, dan makanan lain dengan menggunakan kukusan yang ditarus diatasnya.  Dandhang ini bisa menggantikan fungsi kuali dalam rangka mengukus makanan.
d.      Wajan
Wajan adalah perangkat dari tanah untuk memasak sayuran.bentuknya lebih ceper karena kepentingan mempermudah memasukkan bahan untuk dibuat sayur. Selain itu ada wajan yang lebih ceper lagi yaitu untuk kepentingan menggoreng.bedanya adalah wajan yang untuk memasak sayuran adalah lingkaran saja. sedangkan wajan untuk menggoreng dilengkapi dengan pegangan. pegangan ini namanya kuping. sehingga ada istilah istilah jika ada anak bandel dan sulit menerima nasehat dikatakan sebagai kuping wajan.
e.       Genthong
Genthong adalah bejana dari tanah.Alat ini adalah penyimpan air bersih yang digunakan memasak.Ada alat serupa yang biasa disebut jembangan.Bedanya adalah kalau genthong mulutnya kecil kalau jembangan bentuknya seperti pot dalam ukuran besar.Saat ini genthong dan jembangan biasanya terganti dengan ember besar.Ada pula genthong terbuat dari plastik.
f.        Kekep
Kekep adalah semacam tutup yang ada pegangan di bagian tengahnya.ukuran kekep biasanya disesuaikan dengan ukuran wajan dan kuali. sebagaimana diketahui kuali dan wajan biasanya dibuat dalam tiga ukuran, yaitu besar, sedang dan kecil. Kekep juga mengikuti ukuran ini.
g.      Cowek
Cowek adalah tempat atau wadah untuk mengulek bumbu seperti lombok, tumbar, mrica, bawang putih, bawang merah, dan sebagainya, termasuk garam. Cowek terbuat dari tanah dan kadang dari batu.Sama seperti perangkat lainnya, cowek juga dibuat dalam tiga ukuran yaitu besar, sedang dan kecil.Cowek besar biasanya digunakan untuk membuat bumbu ketika masak besar.misalnya sedang punya hajatan. Cowek sedang dan kecil biasa digunakan dalam kebutuhan sehari-hari.Dan tidak jarang cowek digunakan sebagai penutup kuali dan wajan ketika memasak sebagai pengganti sementara kekep.Misalnya kekurangan kekep atau kekepnya pecah dan belum bisa beli lagi.Cowek kecil selain digunakan untuk membuat bumbu juga digunakan untuk membuat sambal. Karena proses membuat bumbu dan membuat sambal tidak jauh berbeda. Sebelum ada piring kelihatannya cowek kecil juga digunakan sebagai piring tempat menaruh sayuran dan nasi untuk disantap.Kadang cowek juga dinamakan layah.
h.      Munthu
Munthu adalah alat yang digunakan untuk mengulek atau melembutkan bumbu sehingga ketika ditambahkan pada sayur mudah tercampur dibandingkan dengan diiris atau dirajang.Munthu juga digunakan untuk memecah kulit kemiri, mengancurkan kacang goreng untuk dibuat sambal pecel, hingga menghaluskan merica dan ketumbar.Munthu terbuat dari batu dan kadang ada yang dari tanah.
i.        Irus
Irus adalah alat yang digunakan untuk mencampurkan bumbu di dalam memasak sayur, untuk mengambil sampel sayur yang dimasak kemudian dicicipi sehingga diketahui apakah sudah enak atau kurang bumbu, hingga untuk mengambil sayur dari wajan.Irus dibuat dari batok kelapa.Jaman sekarang sudah mulai tergantikan irus dari bahan alumunium atau plastik.
j.        Siwur
Siwur adalah alat yang dibuat dari batok kelapa berbentuk hampir bulat dan memiliki tangkai yang panjang.Gunanya adalah untuk megambil air bersih yang digunakan memasak baik masak nasi, sayuran atau masak lainnya.siwur biasa ditaruh di samping genthong atau jembangan. Siwur mulai tergantikan dengan gayung.
k.       Enthong
Enthong adalah alat untuk menanak nasi, membalik balik nasih ketika di masak agar matangnya merata hingga digunakan untuk mengambil nasi dari cething nasi.Enthong terbuat dari kayu.ada yang rata dan ada yang cekung. Entong rata digunakan untuk memasak nasi dan enthong cekung digunakan untuk mengambil nasi dari bakul atau cething.
l.        Tumbhu
Tumbhu adalah semacam bakul untuk wadah nasi setelah dimasak.tumbhu terbuat dari anyaman bambu. TUmbhu berbentuk segi empat.Ukurannya ada yang besar, sedang ada juga yang kecil.Yang Kecil kadang disebut tompho.peralatan ini selain digunakan untuk wadah nasi juga digunakan untuk kepentingan lain. Di salah satu sisinya diberi tali kecil.Gunanya adalah sebagai cantelan ketika tidak sedang digunakan.
m.    Cething
Cething juga untuk wadah nasi. Terbuat dari bambu juga sama seperti tumbhu. Bedanya adalah cething ada dudukannya dan berbentuk lingkaran.Kadang disebut bakul.Cething juga diberi tali di salah satu sisinya untuk canthelan walau kadang disimpan dengan ditaruh.
n.      Kukusan
Kukusan adalah alat berbentuk kerucuk dengan mulut dibagian atas.Gunanya untuk mengukus sehingga namanya kukusan.Terbuat dari bambu.Kukusan untuk menanak nasi setelah sebelumnya beras direbus sampai setengah matang.Kukusan juga bisa untuk mengukus ketela, kacang tanah, jagung, ubi, dan bahan makanan lainnya.Kukusan juga untuk mengukus lauk seperti bothok, membuat apem, bongko, lepet, utri, nogosari, dan lain sebagainya.Kukusan dibuat dalam ukuran besar, sedang dan kecil.Kukusan kecil disebut ciblek.
o.      Kalo
Kalo adalah alat memasak terbuat dari bambu.Kalo digunakan untuk membuat santan dari parutan kelapa.Di dalam kalo itu parutan kelapa dikasih air sedikit demi sedikit dan diremas-remas sampai santannya keluar di bagian bawah kalo.
p.      Kendi
Kendi adalah wadah air minum terbuat dari tanah.Kendi menjadikan air minum terasa lebih dingin karena bahannya dari tanah dan bagian atasnya kecil sehingga terjaga kebersihannya.Beberapa orang suka minum air minum dari kendi karena rasanya tersebut.
q.      Solet/Centong
Alat masak tradisional lainnya ialah solet.Solet banyak digunakan oleh masyarakat Jawa. Alat ini terbuat dari kayu ringan, tetapi punya serat nan kuat seperti kayu meranti, kayu nangka, kayu sonokeling, dan lain-lain. Biasanya, panjangnya 30cm dan besar mata sendoknya selebar telapak tangan anak-anak. Fungsi alat ini, yaitu buat mengaduk-aduk nasi, sayur-sayuran, dan berbagai jenis kuliner lainnya saat kompor dinyalakan dalam keadaan panas
F.     Nama Makanan
1.      Gethuk
Gethuk adalah jenis makanan yang berbahan dasar singkong yang sudah diparut dan dihaluskan. Singkong ini kemudian diolah sedemikian rupa dengan dikukus terlebih dahulu dan kemudian ditumbuk dan dipadatkan. Biasanya rasa dari Gethuk umumnya manis, namun ada juga yang gurih tanpa ditambah dengan gula.Selain berwarna putih, sudah banyak Gethuk dengan variasi warna seperti warna hijau, kuning, merah serta coklat. Warna-warna ini biasanya dicampurkan ketika Gethuk akan dihaluskan atau ditelah ditiriskan. Warna ini biasanya berasaldari warna-warna yang alami namun ada juga yang memakai pewarna makanan.
2.      Wajik
Wajik merupakan salah satu makanan khas dengan berbahan dasar beras ketan. Cara pembuatan wajik ini sangat mudah yaitu dengan mengukus beras ketan yang sudah disiapkan kemudian setelah matang menumbuknya serta memadatkannya supaya mudah diiris dan dibentuk.Wajik ini biasanya berasa manis dengan manis gula jawa. Namun ada juga wajik dengan warna merah atau hijau yang biasanya menggunakan pemanis dari gula pasir. Untuk pewarna makanan Wajik biasanya hijau menggunakan warna daun suji dan kemudian merah menggunakan bunga wara-wari. Namun untuk cokelat biasanya tanpa menggunkan pewarna namun asli dari gula jawa.
3.       Jenang
Jenang merupakan makan khas. Jenang terbuat dari tepung beras,santan,gula. Kemudian adonan tersebut diaduk sampai mengental dan mengeras. Jenang adalah makanan yang wajib ada di dalam pernikahan.
4.      Nagasari
Nagasari ini rasanya gurih manis karena bahan yang digunakan adalah tepung beras, santan dan di tambahkan garam, lalu di bungkus oleh daun pisang yang di dalamnya diberi pisang.
5.      Gemblong
Gemblongberbentuk bulat terbuat dari bahan tepung yang dibuatadonan bersama bahan-bahan lain lalu setelah digoreng dan didinginkan dilapisi dengan menggunakan cairan gula yang telah dilarutkan.
6.      Cenil
Cenil merupakan makanan kecil, cemilan, jajanan pasar tradisional yang terbuat dari tepung kanji yang teksturnya kenyal-kenyal.
G.    Nama Makanan Masakan
1.      Soto
Mungkin makanan ini sudah tidak asing lagi karena sudah hampir semua orang mengetahuinya dan hampir semua daerah di Indonesia ada.Soto Ayam berasal dari daerah kudus, Jawa Tengah.Bahan dasar dari kuliner ini yaitu kuah dengan bumbu rempah-rempah yang sangat kental dengan ditaburi potongan daging ayam danbawang merah goreng.
Ada bermacam-macam jenis dari soto ayam. Soto ayam bening yaitu soto ayam yang tidak menggunakan santan kelapa sehingga kuah terkesan bening dan segar. Namun soto ayam bening ini juga tetap memiliki rasa yang kental dengan rempah-rempah. Yang kedua adalah adalah soto ayam santan yaitu soto ayam yang menggunakan santan didalamnya sehingga kuah terkesan kental dan berwarna kuning mencolok. Ini sangat nikmat dihidangkan dengan menggunakannasi panas.
2.      Gudeg
Gudeng adalah salah satu makaan khasdengan ditambahkan nangka, rasa gudeg ini sangat nikmat.Masakan gudeg ini terbuat dari buah nangka yang masih muda yang dimasak dengan bahan rempah yang khas dan juga dengan santan agar lebih nikmat.
3.      Oblok-oblok
Oblok-oblok adalah makanan yang terkenal dengan sayur yang menyegarkan. Oblok-oblok biasanya terbuat dari daun singkongn yang masih segar. Oblok-oblok memiliki berbagai macam variasi rasa mulai dari rasa pedas sampai asin gurih.
4.      Rendang
Rendang adalahmasakan daging bercita rasa pedas yang menggunakan campuran dari berbagai bumbu danrempah-rempah. Masakan ini dihasilkan dari proses memasak yang dipanaskan berulang-ulang dengan santan kelapa. Proses memasaknya memakan waktu berjam-jam (biasanya sekitar empat jam) hingga kering dan berwarna hitam pekat. Dalam suhu ruangan, rendang dapat bertahan hingga berminggu-minggu.Rendang yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat dan santannya belum mengering disebut kalio, berwarna coklat terang keemasan.



H.    Sistem Kesenian
1.      Tarian
-          Reog
-          Topeng ireng
-          Jatilan
2.      Permainan Anak-Anak
a.       Engklek
Permainan yang sudah dikenal luas di seluruh dunia.Cara bermain dengan membuat pola kotak-kotak berurutan di tanah/lantai dan kemudian tiap pemain melompatinya dengan satu kaki sementara satu kaki lainnya menggantung (engklek), makanya disebutjuga “Engklek”.
b.      Dampu
Permainan ini biasanya dimainkan 2 sampai 4 peserta. Masing-masing pemain mempunyai batu yang pakai sebagai  “Gacuk”. Gacuk tersebut dilempar ke arah garis di depan yang telah disepakati  seluruh pemain. Pemain yang berhasil melempar Gacuk terdekat dengan garis akan diberi kesempatan menyepak pertama gacuk tersebut dengan kaki ke arah gacuk lawan. Cara menyepaknya tidak seperti  sepak bola, tapi dengan tumpuan tumit dan menggunakan ujung jari kaki. Sampai disini saya sudah agak lupa aturan permainan ini.
c.       Gayak Lari (Lompat tali)
Permainan ini termasuk yang paling populer diantara anak-anak khususnya perempuan.Dimainkan minimal 3 pemain, dua pemain memegangi tali dan satu lagi melompatinya.Pada masa kecil saya digunakan karet gelang yang di “Ronce” sehingga menjadi tali elastic yang panjang.
d.      Benthik
Permainan ini dimainkan dengan cara mencungkil batang kayu kecil dengan batang kayu yang lebih besar dari atas tanah yang digali sekitar 10cm dan kemudian selagi batang kayu kecil tersebut melayang kemudian dipukul sejauh-jauhnya. Bagi yang kalah akan dihukum dengan cara “Nggondhol Balung” dari tempat batang kayu terakhir mendarat ke lubang benthik. Permainan ini masih popular di daerah Surakarta dan sekitarnya sampai sekarang.Baru-baru ini di daerah Wonogiri diadakan lomba benthic tingkat kabupaten.
e.       Ungklak ungklak ugel
Mungkin namanya bukan itu, tapi Cuma itu yang saya ingat.Cara bermainnya minimal 3 pemain saling mengkaitkan salah satu kakinya ke belakang dengan kaki pemain lainnya. Setelah terkait semuanya berputar dengan cara engklek dengan satu kaki yang tidak terkait sambil menyanyikan tembang-tembang jawa. Seingat saya seperti itu.
f.       Gobak sodor
Permainan ini konon kabarnya berasal dari kata “Go Back True Door” yang kemudian diadopsi dalam bahasa jawa supaya mudah diucapkan dengan kata-kata Gobaksodor.Caranya adalah dengan membuat batas-batas di tanah sebesar lapangan badminton. Pemain terdiri dari 2 tim. Tiap tim berusaha menghalangi tim yang lain agar tidak bisa melewati “pintu” bayangan yang disepakati.
g.      Jelungan / Petak umpet
Permainan paling populer di kalangan anak-anak di seluruh dunia.Pertama diundi dulu “Hompimpah alahiyung Gambreng”.Atau di daerah saya di Makamhaji dengan “Hompilah Hom Mari Gandum Bregedel”.Kalo tinggal 2 orang diselesaikan dengan adu jari (Sut Jleng). Nanti yang jadi menghitung sampai sepuluh sementara yang lain sembunyi.
h.      Dor-doran
Permainan ini mirip petak umpet/jelungan hanya bedanya dimainkan 2 tim, dan yang lebih dulu me”Dor” pemain lawan dengan menyebut nama yang did or menang. Yang sudah did or dengan disebut namanya statusnya sudah mati. Tim yang anggotanya sudah “mati” semua kalah.
i.        Dakon
Menggunakan alat kayu yang dilobangi, dan Kecik/biji buah-buahan.Sudah sangat popular di Indonesia.
j.        Ular-ularan
Cara bermainnya dengan melibatkan banyak anak yang meliuk-liuk seperti ular dan melewati dua orang yang saling berpegangan tangan. Secara acak ada anak yang melewati nya nanti ditangkap dan diberi pertanyaan.Biasanya dimainkan dengan disertai tembang-tembang dolanan, sayang sekali sekarang saya sudah lupa.
k.      Ndog-ndogan
Permainan dua orang atau lebih, dimainkan dengan menumpuk tangan seluruh pemain sambil mengepal.Sambil menyanyikan tembang dolanan satu persatu “Ndog” /telur/Kepalan tangan tersebut pecah dan tangan dibiarkan terbuka sampai seluruh Ndog pecah. Tembangnya adalah “Ndog-ndogan ndog ndogan, (o)jo pecah pecah ndhuwur, pecaho ngisor wae, pyar”. Setelah seluruh ndog pecah menyanyikan tembang “Uri-uri”.Tembangnya adalah “Ri uri ri uri njang anjang midodari, celeret tibo nyemplung kepundhung kembange opo, Kembang opo”.Pemain menjawab kembang opo, sambil dicubit.
l.        Bekelan
Mirip seperti mbar suru hanya alatnya merupakan produk Pabrik (biasanya made in Taiwan).Terdiri dari satu bola karet dan 4 biji tembaga.



I.       Sistem Bahasa
Mayoritas masyarakat menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari.Sebagian lainnya menggunakan bahasa Jawa yang bercampur bahasa Indonesia.Bahasa Jawa bisa dikatakan bahasa yang rumit karena selain memiliki tingkatan berdasarkan siapa yang diajak bicara, bahasa Jawa juga memiliki perbedaan dalam hal intonasi.
Dalam bahasa Jawa, pada dasarnya terdiri dari 3 kasta bahasa, yaitu:
ü  Ngoko (kasar)
üMadya (biasa)
ü  Krama (halus)
Dalam bahasa Jawa penggunaan tingkatan bahasa tersebut, tergantung status yang bersangkutan dan lawan bicara. Status bisa ditentukan oleh usia, posisi sosial, atau hal-hal lain. Seorang anak yang bercakap-cakap dengan sebayanya akan berbicara dengan varian ngoko, namun ketika bercakap dengan orang tuanya akan menggunakan krama andhap dan krama inggil.









SIMPULAN

Dusun jangglengan merupakan dusun yang ada didesa banyukuning,kecamatan bandungan,kabupaten Semarang. Di desa jangglengan terdapat beberapa sistem adat yang masih menganut adat jawa yang secara tumbuh terus-menerus sampai anak cucu. Adat ini masih dilestarikan dan dibudidayakan sampai saat ini. Walaupun sekarang ini sudah terjadi globalisasi dan juga modernisasi adat jawa tersebut tidak menjadi luntur dan tetap masih dipertahankan sampai saat ini . contoh adat jawa yang masih dilakukan seperti acara pernikahan,kelahiran,dan masih banyak lagi.













DAFTAR PUSTAKA

kelahiranmanusia.html. Diakses pada Selasa 9/11/2015 Pukul13.04

nenek1.jpg tanggal 15/2/2014.Diakses pada Selasa 9/11/2015
Pukul13.15

Diakses pada Selasa 9/11/2015 Pukul13.50

9/11/2015 Pukul14.22

Contoh struktur organisasi panitia pernikahan bahasa jawa


RERANTAMAN
PAROGO PAWIWAHAN

A.   Panitia             1. Pangarso           : Bp. Amad Nuri
2. Panitro             : Bp Wahono (RT 3)
3. Hartoko            : Keluarga

B.   Bagian-Bagian / Seksi-seksi :
1.   Tratak                            : Bp. To’at, Bp. Ngateno, Bp. Naib, Bp. Bambang, Bp. Juriat
2.   Deklit/ Kelambu             : Bp. Giyar, Bp. Madyan, Bp. Rohmadi, Bp. Pramono
3.   Panggung
·         Panggung Nganten      : Bp. Hansibun, Bp. Roji’un, Bp. Sudarmajid, Bp. Sungkono
·         Panggung Tamu                   : Bp. Turwikan, Bp. Tamar, Bp. Ngadi, Bp. Yamto
4.    Dingkel/ Kenceng/ Lempak (Piranti Jenang)
Bp. Suprat, Bp. Muntoha, Bp. Giyarno
5.   Jenang                           : Bp. Wahono, Bp. Hansibun, Bp. Yatman, Bp. Tunggono
6.   Bolo Pecah                     : Bp. Wahono (RT 3), Bp. Suryan, Bp. Nurodin, Bp. Mulyono
7.   Meja, Kursi, Taplak        : Bp. Budi, Bp. Iskamin, Bp. Munalis, Bp. Martijo
8.   Lampu                           : Bp. Sudari, Bp. Muslim, Mas Riyatno, Mas Pebri
9.   Sound System                : Bp. Slamet Talun
10.                Tarub/ Gapuro     : Bp. Amad Nuri, Bp. Turwikan, Bp Hartono
11.                Belonjo                  : Ibu Eko
12.                Daringan               : Ibu Muslimah, Ibu Mulni
13.                Loteng        : Bp. Wahono, Bp Tunggono, Bp. Hansibun, Bp Toat, Bp Ngateno
14.                Matean/ Toyo       : Bp Ngatiman, Bp Sudari, Bp Yamsidi
15.                Adang                            : Ibu Seni, Ibu Ngatemi, Ibu Surani, Ibu Alpiyah
16.                Lawuh/ Sayur       : Ibu Tiyah, Ibu Wahyuni, Ibu Lastri, Ibu Ngateni
17.                Toto-toto              : Ibu Ruwani, Ibu Pawit
18.                Daharan Alit/ Snack : Ibu Masro’ah, Ibu Siswanti, Ibu Cici,Ibu Mulyanah,
    Ibu Sarifah
19.                Cawis dahar Sinoman     : Ibu Sulami, Ibu Rahmi, Ibu Rumini, Ibu Ndemi,
  Ibu Munti, Ibu Turtinah
20.                Atur-atur dahar sinoman (PA)  : Bp Muntoha, Bp Nurodin, Bp Sudari
21.                Wira-wiri                         :
Roda dua                        : Bp Munalis, Bp Budi
Roda Empat                             : Bp rusman
22.                Ketua Sinoman              : Bp Wahono, Bp Edi Yuyono, Bp Muslim
23.                Atur-atur                        : Bp Suryan, Bp Budi, Bp Rohmadi, Bp Munalis
24.                Among Tamu                  : Bp Amat Nuri, Bp Sukeri, Bp Amat Jumadi,
Bp Ngateno,Bp Rukidi, Bp Rohadi, Bp Suyamto, Bp Juriyat, Bp Sarjono,
Bp Supardi, Bp Naib (Sekalian)
25.                Panampi tamu       : Bp Hartono, Bp Turwikan, Ibu Ida, Ibu Ratemi

puisi Kekasih yang tak di anggap - cinta bersemi saat ospek



Kekasih yang tak di anggap
Hari ini...
Detik ini...
Aku masih menunggu..
Menunggumu..
Di kampus 2 IAIN Salatiga

Kekasihku atau apalah dirimu aku pun belum  tahu...
Pada waktu yang sama..
pada tempat yang sama  dan masih dengan perasaan yang sama...
Apa engkau tega mengingkari janji makan dan bercerita bersama ...

Mengapa . . . mengapa hanya sekejab saja ini terjadi. .
Aku terlalu bodoh dengan perasaan yang hadir. .
Aku terlalu bodoh dimainkan oleh perasaanku sendiri. . .
Segitunya kau mempermainkanku. . .

Aku gantungkan semua mimpi dan harapanku dihatimu
Tapi aku lupa dirimu tak menganggapku ada
Entah bagaimana kabarmu sekarang . .
Kita di jauhkan oleh jurusan. . .

Kita hanya disatukan pada saat OPAK
Dipertemukan oleh OPAK                              
Dan dijauhkan oleh jurusan. .
Apakah ini yang namanya cinta

Bukan jurusan yang memisahkan. .
Tetapi cinta perlu pengertian...


Contoh struktur organisasi panitia pernikahan bahasa jawa

RERANTAMAN
PAROGO PAWIWAHAN

A.   Panitia             1. Pangarso           : Bp. Amad Nuri
2. Panitro             : Bp Wahono (RT 3)
3. Hartoko            : Keluarga

B.   Bagian-Bagian / Seksi-seksi :
1.   Tratak                            : Bp. To’at, Bp. Ngateno, Bp. Naib, Bp. Bambang, Bp. Juriat
2.   Deklit/ Kelambu             : Bp. Giyar, Bp. Madyan, Bp. Rohmadi, Bp. Pramono
3.   Panggung
·         Panggung Nganten      : Bp. Hansibun, Bp. Roji’un, Bp. Sudarmajid, Bp. Sungkono
·         Panggung Tamu                   : Bp. Turwikan, Bp. Tamar, Bp. Ngadi, Bp. Yamto
4.    Dingkel/ Kenceng/ Lempak (Piranti Jenang)
Bp. Suprat, Bp. Muntoha, Bp. Giyarno
5.   Jenang                           : Bp. Wahono, Bp. Hansibun, Bp. Yatman, Bp. Tunggono
6.   Bolo Pecah                     : Bp. Wahono (RT 3), Bp. Suryan, Bp. Nurodin, Bp. Mulyono
7.   Meja, Kursi, Taplak        : Bp. Budi, Bp. Iskamin, Bp. Munalis, Bp. Martijo
8.   Lampu                           : Bp. Sudari, Bp. Muslim, Mas Riyatno, Mas Pebri
9.   Sound System                : Bp. Slamet Talun
10.                Tarub/ Gapuro     : Bp. Amad Nuri, Bp. Turwikan, Bp Hartono
11.                Belonjo                  : Ibu Eko
12.                Daringan               : Ibu Muslimah, Ibu Mulni
13.                Loteng        : Bp. Wahono, Bp Tunggono, Bp. Hansibun, Bp Toat, Bp Ngateno
14.                Matean/ Toyo       : Bp Ngatiman, Bp Sudari, Bp Yamsidi
15.                Adang                            : Ibu Seni, Ibu Ngatemi, Ibu Surani, Ibu Alpiyah
16.                Lawuh/ Sayur       : Ibu Tiyah, Ibu Wahyuni, Ibu Lastri, Ibu Ngateni
17.                Toto-toto              : Ibu Ruwani, Ibu Pawit
18.                Daharan Alit/ Snack : Ibu Masro’ah, Ibu Siswanti, Ibu Cici,Ibu Mulyanah,
    Ibu Sarifah
19.                Cawis dahar Sinoman     : Ibu Sulami, Ibu Rahmi, Ibu Rumini, Ibu Ndemi,
  Ibu Munti, Ibu Turtinah
20.                Atur-atur dahar sinoman (PA)  : Bp Muntoha, Bp Nurodin, Bp Sudari
21.                Wira-wiri                         :
Roda dua                        : Bp Munalis, Bp Budi
Roda Empat                             : Bp rusman
22.                Ketua Sinoman              : Bp Wahono, Bp Edi Yuyono, Bp Muslim
23.                Atur-atur                        : Bp Suryan, Bp Budi, Bp Rohmadi, Bp Munalis
24.                Among Tamu                  : Bp Amat Nuri, Bp Sukeri, Bp Amat Jumadi,
Bp Ngateno,Bp Rukidi, Bp Rohadi, Bp Suyamto, Bp Juriyat, Bp Sarjono,
Bp Supardi, Bp Naib (Sekalian)
25.                Panampi tamu       : Bp Hartono, Bp Turwikan, Ibu Ida, Ibu Ratemi