Makalah Iman Kepada Hari Akhir



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Iman Kepada Hari Akhir” dengan baik dan lancar.
            Saya menyadari dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapan. Sehingga tugas yang sederhana ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat demi peningkatan mutu pendidikan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya.
Sumowono, 01 Juli 2017














BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah kita mempelajari tentang iman kepada hari akhir, kita akan mengerti tentang perlunya beriman pada hari akhir. Pada hakekatnya beriman pada hari akhir adalah menyakini dengan sepenuh hati bahwa hari akhir pasti terjadi atas kehendak Allah SWT dan tidak ada yang tahu akan kapan kejadian itu terjadi.
Hari akhir termasuk rukun iman yang ke-5, setiap orang muslim berkewajiban dan meyakini bahhwa Qiamat itu pasti dating, hanya waktunya kita tidak mengetahuinya, maka kita harus bersiap-siap mencari bekal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hari akhir ?
2. Apa saja nama-nama hari akhir ?
3. Apa tanda-tanda hari akhir ?
4. Apa macam-macam hari Qiamat ?
5. Apa peristiwa setelah hari akhir ?
6. Apa saja balasan amal baik dan amal buruk ?
7. Apa hikmah beriman kepada hari akhir ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang iman hari akhir.
D. Manfaat Penulisan
Pembahasan ini dimaksudkan untuk memberikan jawaban atas masalah pokok tentang hari akhir. Pembahasan ini bermanfaat untuk :
-   Memperluas wawasan tentang hari akhir
-    Sebagai pedoman bagi siswa
-    
BAB II
PEMBAHASAN
IMAN KEPADA HARI AKHIR
Hari akhir ialah suatu hari dimana dunia dan seisinya mengalami kehancuran dan kebinasaaan. Hari akhir merupakan rukun iman ke-5 yang wajib kita imani dan tak ada satupun orang yang mengetahui kapan terjadi hari kiamat itu.
Kiamat dubedakan menjadi dua macam yaitu kiamat sugra dan kiamat kubra. Kiamat sugra atau kiamat kecil adalah matinya seseorang atau binatang yang lain secara bergiliran, sedangkan kiamat kubra atau kiamat besar adalah hancurnya dunia seisinya secara serentak.
Nama-nama hari kiamat antara lain :
1.      Hari akhir : hari penghabisan
2.      Yaumul hisab : hari perhitungan
3.      Yaumul fashli : hari keputusan
4.      Yaumul jami’ : hari berkumpul
5.      Yaumul tholaq : hari pertemuan
6.      Yaumul hasroh : hari penyesalan
7.      Yaumul qooriah : hari peristiwa besar
8.      Yaumul fath : hari kemenangan
9.      Yaumul ba’ats : hari kebangkitan
10.  Yaumul bukka’ : hari tangisan
Tanda-tanda hari kiamat :
a)      Bumi berguncang dan mengeluarkan seluruh isinya
b)      Gunung pecah berterbangan dan menjadi pasir
c)      Malaikat Isrofil meniup sangkakala
d)     Manusia sama kebingungan. Orang tua lupa anaknya dan sebaliknya
e)      Matahari digulung, bintang berjatuhan, gunung dihancurkan, ternak tidak diperdulikan dan lautan dipanaskan
Banyak peristiwa yang terjadi setelah hari akhir yaitu :
Ø  Alam barzah, yaitu batas antara alam dunia dengan alam akherat dan dapat disebut dengan alam kubur
Ø  Yaumul ba’ats, yaitu dibangkitkanya manusia dari alam kubur, setelah malaikat Isrofil meniupkan sangkakala yang kedua
Ø  Yaumul mahsyar, yaitu tempat manusia berkumpul setelah bangkit dari alam kubur untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatanya
Ø  Yaumul hisab, yaitu dihitungnya amal manusia tentang kebaikan dan keburukannya
Ø  Yaumul mizan, yaitu hari penimbangan amal baik dan amal buruk yang dilakukan manusia selama hidupnya
Ø  Shirat yaitu jembatan yang melintas diatas neraka menuju surge
Ø  Surga dan neraka
Balasan amal baik dan amal buruk :
1. Balasan amal baik
Bila kita berbuat amal baik kita akan mendapat ganjaran dan masuk surga. Bila kita disurga kita merasa tenang disana. Ini adalah gambaran disurga :
·  Di dalam surga terdapat sungai-sungai dan mata air yang mengalir
·  Luas surge seluas langit dan bumi
·  Penghuni surga mempunyai istri yang suci
·  Di dalam surga tidak merasa lelah
·  Di dalam surga merasa bersaudara dan tidak ada perkataan yang sia-sia
·  Salam adalah ucapan penghormatn di dalam surga
Berikut ini adalah nama-nama surga :
·  Firdaus
·  Ma’wa
·  Khuldi
·  Na’im
·  ‘And
·  Darussalam
·  Darur Qarar
2. Balasan amal buruk
Apabila seseorang mengerjakan amal jelek (buruk) maka akan mendapatkan siksa dari Allah SWT dan akan dimasukkan ke dalam neraka.
Gambaran neraka seperti di bawah ini :
Ø Minuman berupa air yang mendidih dan tidak melegakan
Ø Makanan berupa pohon yang berduri dan tidak mengenyangkan
Ø Dijaga oleh malaikat yang keras dan bengis
Ø Suara api neraka gemuruh, menakutkan, dan memekakkan telinga
Ø Manusia yang berdosa dan iblis menjadi kayu bakar
Ø Neraka adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya
Nama-nama neraka :
a)      Jahanam
b)      Wail
c)      Huthamah
d)     Sa’ir
e)      Saqar
f)       Jahim
g)      Hawiyah
Berikut ini adalah hikmah iman kepada Hari Akhir :
1.      Memperoleh ketentraman dan ketenangan
2.      Memperoleh keyakinan bahwa Allah SWT akan membalas segala perbuatan manusia, baik maupun buruk
3.      Berperilaku baik
4.      Berani dalam membela kebenaran dan rela berkorban
5.      Tidak iri terhadap kenikmatan orang lain
6.      Terhindar dari sifat tamak, rakus dan kikir





BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, penulis dapat berkesimpulan bahwa :
a.       Begitu besar kekuasaan Allah SWT yang telah merencanakan gelombang kehidupan ini
b.      Dengan beriman kepada Hari Akhir kita akan mendapat berbagai kebaikan

2. SARAN
Hanya satu saran yaitu kita harus selalu ingat (beriman) kepada Allah karena kita tidak akan tahu kapan akan terjadi kiamat, entah itu kiamat sugra (kematian) ataupun kiamat kubra (kiamat)













Perbedaan Daerah Sunda dan Jawa | Bahasa, adat, rumah adat, sistem kekerabatan dan kebudayaan



PERBEDAAN BAHASA DAERAH

Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa, keduanya merupakan adat dan warisan budaya bahasa dari para leleuhur, dan keduanya juga merupakan bahasa terbesar yang digunakan di tanah air,
Banyak sekali persamaan bahasa yang digunakan, tapi tentu tidak sedikit perbedaan yang ada pada kedua bahasa tersebut  :

Jawa
Sunda
Indonesia
Siji
Loro
Telu
Papat
Limo
Enem
Pitu
Wolu
Songo
Sepuloh
Godong telo
Ireng
Abang
Manis
Njero
Mangan
Dolan
Gedang
Kates
Hiji’
Dua’
Tilu’
Opat
Lima’
Genep
Tujuh
Salapan
Sambilan
Sapuluh
Daun sampe’
Hideng
Berem
Amis
Jero’
Dahar
Ulin
Kates
Papaya’
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Daun ubi
Hitam
Merah
Manis
Dalam
Makan
Main
Pisang
Pepaya

Kesenian Suku Sunda
1. Kirab Helaran
Kirap helaran atau yang disebut sisingaan adalah suatu jenis kesenian tradisional atau seni pertunjukan rakyat yang dilakukan dengan arak-arakan dalam bentuk pagelaran. Pertunjukannya biasa ditampilkan pada acara khitanan atau acara-acara khusus seperti: menyambut tamu, hiburan peresmian, kegiatan HUT Kemerdekaan RI dan kegiatan hari-hari besar lainnya. Seperti yang diikuti ratusan orang dari perwakilan seluruh kelurahan di Cimahi, yang berupa arak-arakan yang pernah digelar pada saat Hari Jadi ke-6 Kota Cimahi. Kirap ini yang bertolak dari Alun-alun Kota Cimahi menuju kawasan perkantoran Pemkot Cimahi, Jln. Rd. Demang Hardjakusumah itu, diikuti oleh kelompok-kelompok masyarakat yang menyajikan seni budaya Sunda, seperti sisingaan, gotong gagak, kendang rampak, calung, engrang, reog, barongsai, dan klub motor. .( 3 gplus,wordpress.com )


2 Karya Sastra
Di bawah ini terdapat beberapa daftar karya sastra dalam bahasa Jawa yang berasal dari daerah kebudayaan Sunda, yaitu: Babad Cerbon, Cariosan Prabu Siliwangi, Carita Ratu Galuh, Carita Purwaka Caruban Nagari, Carita Waruga Guru, Kitab Waruga Jagat, Layang Syekh Gawaran, Pustaka Raja Purwa, Sajarah Banten, Suluk Wuyung Aya, Wahosan Tumpawarang, Wawacan Angling Darma, Wawacan Syekh Baginda Mardan, Kitab Pramayoga /jipta Sara.( 3 gplus,wordpress.com )
3. Pencak Silat Cikalong
Pencak silat Cikalong tumbuh dikenal dan menyebar, penduduk setempatan menyebutnya “Maempo Cikalong”. Khususnya di Jawa Barat dan diseluruh Nusantara pada umumnya, hampir seluruh perguruan pencak silat melengkapi teknik perguruannya dengan aliran ini.
Daerah Cianjur sudah sejak dahulu terkenal sebagai daerah pengembangan kebudayaan Sunda seperti: musik kecapi suling Cianjuran, klompen cianjuran, pakaian moda Cianjuran yang sampai kini dipergunakan dll. (3 gplus,wordpress.com)
4. Seni Tari
a. Tari Jaipong
b. Tari Merak
c. Tari Topeng
d. Seni Bangreng
e. Rengkong
f. Kuda renggong
 Stratifikasi Suku Sunda
Masyarakat Jawa Barat, yaitu masyarakat Sunda, mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat. Nilai individu sangat tergantung pada penilaian masyarakat. Dengan demikian, dalam pengambilan keputusan, seperti terhadap perkawinan, pekerjaan, dll., seseorang tidak dapat lepas dari keputusan yang ditentukan oleh kaum keluarganya. Dalam masyarakat yang lebih luas, misalnya dalam suatu desa, kehidupan masyarakatnya sangat banyak dikontrol oleh pamong desa. Pak Lurah dalam suatu desa merupakan “top leader” yang mengelola pemerintahan setempat, berikut perkara-perkara adat dan keagamaan. Selain pamong desa ini, masih ada golongan lain yang dapat dikatakan sebagai kelompok elite, yaitu tokoh-tokoh agama. Mereka ini turut selalu di dalam proses pengambilan keputusan-keputusan bagi kepentingan kehidupan dan perkembangan desa yang bersangkutan. Paul Hiebert dan Eugene Nida, menggambarkan struktur masyarakat yang demikian sebagai masyarakat suku atau agraris.
Perbedaan status di antara kelompok elite dengan masyarakat umum dapat terjadi berdasarkan status kedudukan, pendidikan, ekonomi, prestige sosial dan kuasa. Robert Wessing, yang telah meneliti masyarakat Jawa Barat mengatakan bahwa ada kelompok
“in group” dan “out group” dalam struktur masyarakat. Kaum memandang sesamanya sebagai “in group” sedang di luar status mereka dipandang sebagai “out group.
W.M.F. Hofsteede, dalam disertasinya Decision–making Process in Four West Java Villages (1971) juga menyimpulkan bahwa ada stratifikasi masyarakat ke dalam kelompok elite dan massa. Elite setempat terdiri dari lurah, pegawai-pegawai daerah dan pusat, guru, tokoh-tokoh politik, agama dan petani-petani kaya. Selanjutnya, petani menengah, buruh tani, serta pedagang kecil termasuk pada kelompok massa. Informal leaders, yaitu mereka yang tidak mempunyai jabatan resmi di desanya sangat berpengaruh di desa tersebut, dan diakui sebagai pemimpin kelompok khusus atau seluruh desa.
Hubungan seseorang dengan orang lain dalam lingkungan kerabat atau keluarga dalam masyarakat Sunda menempati kedudukan yang sangat penting. Hal itu bukan hanya tercermin dari adanya istilah atau sebutan bagi setiap tingkat hubungan itu yang langsung dan vertikal (bao, buyut, aki, bapa, anak, incu) maupun yang tidak langsung dan horisontal (dulur, dulur misan, besan), melainkan juga berdampak kepada masalah ketertiban dan kerukunan sosial. Bapa/indung, aki/nini, buyut, bao menempati kedudukan lebih tinggi dalam struktur hubungan kekerabatan (pancakaki) daripada anak, incu, alo, suan. Begitu pula lanceuk (kakak) lebih tinggi dari adi (adik), ua lebih tinggi dari paman/bibi. Soalnya, hubungan kekerabatan seseorang dengan orang lain akan menentukan kedudukan seseorang dalam struktur kekerabatan keluarga besarnya, menentukan bentuk hormat menghormati, harga menghargai, kerjasama, dan saling menolong di antara sesamanya, serta menentukan kemungkinan terjadi-tidaknya pernikahan di antara anggota-anggotanya guna membentuk keluarga inti baru.
Upacara Pernikahan Suku Sunda
Adat Sunda merupakan salah satu pilihan calon mempelai yang ingin merayakan pesta pernikahannya. Khususnya mempelai yang berasal dari Sunda. Adapun rangkaian acaranya dapat dilihat berikut ini.
1. Nendeun Omong, yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang berminat mempersunting seorang gadis.
2. Lamaran. Dilaksanakan orang tua calon pengantin beserta keluarga dekat. Disertai seseorang berusia lanjut sebagai pemimpin upacara. Bawa lamareun atau sirih pinang komplit, uang, seperangkat pakaian wanita sebagai pameungkeut (pengikat). Cincin tidak mutlak harus dibawa. Jika dibawa, bisanya berupa cincing meneng, melambangkan kemantapan dan keabadian.
3. Tunangan. Dilakukan ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau polos kepada si gadis.
4. Seserahan (3 - 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain.
5. Ngeuyeuk seureuh (opsional, Jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahan dilaksanakan sesaat sebelum akad nikah.)
o Dipimpin pengeuyeuk.
o Pengeuyek mewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepada kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
o Diiringi lagu kidung oleh pangeuyeuk
o Disawer beras, agar hidup sejahtera.
o dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan giat bekerja.
o Membuka kain putih penutup pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akan dibina masih bersih dan belum ternoda.
o Membelah mayang jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin pria). Bermakna agar keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri.
o Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali (oleh calon pengantin pria).
6. Membuat lungkun. Dua lembar sirih bertangkai saling dihadapkan. Digulung menjadi satu memanjang. Diikat dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamu yang hadir. Maknanya, agar kelak rejeki yang diperoleh bila berlebihan dapat dibagikan kepada saudara dan handai taulan.
7. Berebut uang di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba mencari rejeki dan disayang keluarga.
8. Upacara Prosesi Pernikahan
o Penjemputan calon pengantin pria, oleh utusan dari pihak wanita
o Ngabageakeun, ibu calon pengantin wanita menyambut dengan pengalungan bunga melati kepada calon pengantin pria, kemudian diapit oleh kedua orang tua calon pengantin wanita untuk masuk menuju pelaminan.
o Akad nikah, petugas KUA, para saksi, pengantin pria sudah berada di tempat nikah. Kedua orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar, lalu didudukkan di sebelah kiri pengantin pria dan dikerudungi dengan tiung panjang, yang berarti penyatuan dua insan yang masih murni. Kerudung baru dibuka saat kedua mempelai akan menandatangani surat nikah.
o Sungkeman,
o Wejangan, oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.
o Saweran, kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer dinyanyikan. Pantun berisi petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantin dipayungi payung besar diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.
o Meuleum harupat, pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram pengantin wanita dengan kendi air. Lantas harupat dipatahkan pengantin pria.
o Nincak endog, pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas kakinya dicuci dengan air bunga dan dilap pengantin wanita.
Buka pintu. Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan.(3 gplus, wordpress.com )
Rumah adat sunda adlah satu dari sekian banyaknya rumah adat yang ada di indonesia, rumah adat sunda sendiri biasanya terkenal akan kesederhanaan dan memiliki nilai estetika yang tinggi, selain itu rumah adat sunda ini identik dengan rumah yang berbahan dasar dari bambu dan kayu, nah untuk membahas lebih lanjut berikut ini adalah beberapa rumah adat sunda yang memang sudah terkenal di kalangan masyarakat.

  • perahu kumureb
dalam bahasa indonesia sendiri bahwa perahu kumureb adalah perahu yang terbalik, nah maksudnya adalah sebuah rumah adat sund ayang dimana atapnya menyerupai sebuah perahu yang terbalik, selain itu atap dalam bahasa sunda di sebut juga dengan suhunan.
  • Suhunan jolopong
berbeda dengan yang sebelumnya, jika pada perahu kumureb menyerupai sebuah perahu yang terbalik, pada suhunan jolopong ini atap atau suhunan sebuah rumahnya memiliki ukuran yang panjang, makanya di sebut dengan suhunan jolopong, yang dimana jika diartikan , suhunan yang berarti atap, dan jolopong itu adalah panjang.
  • capit gunting
sebuah rumah yang dibangun dengan atap atau suhunan pada bagian depan dan belakangnya di bagian atasnya di berikan kayu atau bambu yang lebih, sehingga akan menyilang layaknya sebuah gunting.
  • Badak heuay
Jika diartikan denga arti sbenarnya badak heuay artinya adalah badak yang sedang menguap, namun dalam arti rumah ini memiliki arti sebuah rumah yang di bangun seperti saung namun pada bagian atas depannya di sambung dengan atap lainnya, sehingga jika dilihat dari sudut lain akan nampak seperti badak yang sedang heuay atau badak yang sedang menguap.
  • Tagog anjing
sama seperti halnya badak heuay , pada rumah jenis ini yang membedakan hanya saja pada bagian depan yang di berikan sambungan sehingga terlihat seperti sedikit turun, nah jika di lihat maka akan seperti anjing yang sedang jongkok.
  • julang ngapak
bangunan yang bagian atap sisi kiri sedikit melebar ke samping, selain itu ada juga yang menyebutnya dengan sorondoy gaplok , nah rumah dengan suhunan atau atap sejenis ini biasanya banyak di gunakan oleh kebanyakan orang sunda.
KESENIAN SUKU JAWA
Orang Jawa terkenal kerana kebudayaan seni yang sebahgian besarnya dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha, yiaitu pementasan wayang. Repertoir cerita wayang atau lakonan sebahagian besarnya berdasarkan roman kesateriaan Ramayana dan Mahabharata.(Wapedia.mobi)
Tetapi kadangkala cerita islampun dipentaskan juga. Dengan demikian, terdapat juga pengaruh Islam serta Dunia Barat.Tetapi, ada fersi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang,dan adapula yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan oleh dalng ini adalah berupa wayang kulit atau golek.(id wikipedia.org)
Stratifikasi Suku Jawa
Masyarakat Jawa juga terkenal kerana pembahagian golongan sosialnya. Pada dekad 1960-an, Clifford Geertz, pakar antropologi Amerika Syarikat yang ternama, membahagikan masyarakat Jawa kepada tiga buah kelompok: .(Wapedia.mobi)
1. kaum santri
Kaum santri adalh penganut agama islam yang taat, santri adalah orang yang mempelajari agama di pesantren.Kaum santri biasanya berprofesi dalam bidang agraris, serta menjadi pedagang,pengrajin,dan pengusaha. .(id wikipedia.org)
2. kaum abangan
Kaum abangan adalah penganut islam secara nominal atau penganut Kejawen,masih menganut animisme dan dinamisme.(Wapedia.mobi)
Abangan digunakan untuk mereka yang bukan priyai dan juga bukan santri.Mata pencaharian kaum abangan adalh Petani, nelayan.(id wikipedia.org)


3. kaum priyayi.
Dalam kebudayaan jawa priyai adalah kelas sosial yangmengacu pada golongan bangsawan, suatu golongan tertinggi dalam masyarakat karena memiliki keturunan dari keluarga kerajaan. Golongan priyai tertinggi disebut priyai ageng (bangsawan tinggi).Gelar daalam golongan ini terbagi menjadi bermacam-macam berdasarkan tinggi rendahnya suatu kehormatan, beberapa gelar dari yang tertinggi hingga dengan hanya satu gelar saja yaitu raden.Gelar dalam Priyai juga dapat meningkat seiring dari usahanya. .(id wikipedia.org)
Kaum priyai adalh pembawa kebudayaan kota jawa tradisional yang mencapai tingkat yang sempurna disekitar keraton yogya dan surakarta.Pada umumnya kaum priayi berprofesi sebagai Guru atau seorang pegawai
Menurut beliau, kaum santri adalah penganut agama Islam yang warak, manakala kaum abangan adalah penganut Islam pada nama sahaja atau penganut Kejawen, dengan kaum priyayi merupakan kaum bangsawan. Tetapi kesimpulan Geertz ini banyak ditentang kerana ia mencampurkan golongan sosial dengan golongan kepercayaan. Kategorisasi ini juga sulit diterapkan dalam menggolongan kaum-kaum lain, misalnya orang-orang Indonesia yang lain serta juga suku-suku bangsa bukan pribumi seperti keturunan-keturunan Arab, Tionghoa dan India. .(id wikipedia.org)
 Upacara Pernikahan Adat Suku Jawa
Pada umumnya upacara perkawinan adat suku jawa dan suku sunda itu sama, yaitu adanya:
1. Lamaran. Dilaksanakan orang tua calon pengantin beserta keluarga dekat. Disertai seseorang berusia lanjut sebagai pemimpin upacara. Bawa lamareun atau sirih pinang komplit, uang, seperangkat pakaian wanita sebagai pameungkeut (pengikat). Cincin tidak mutlak harus dibawa. Jika dibawa, bisanya berupa cincing meneng, melambangkan kemantapan dan keabadian.
2. Tunangan. Dilakukan ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau polos kepada si gadis.
3. Seserahan (3 - 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain
4. memandikan calon pengantin yang disebut dengan siraman, sehari sebelum pesta pernikahan.(www.kayadan sehat.blogsport)
5. Upacara malam Midodareni,yaitu merupakan malam dimana sang calon pengantin wanita di pingitatau tidak boleh dilihat oleh calon pengantin laki-laki. .(www.kayadan sehat.blogsport)
6. Upacara prosesi pernikahan
1. Penjemputan calon pengantin pria, oleh utusan dari pihak wanita
2. ibu calon pengantin wanita menyambut dengan pengalungan bunga melati kepada calon pengantin pria, kemudian diapit oleh kedua orang tua calon pengantin wanita untuk masuk menuju pelaminan.
3. Akad nikah, petugas KUA, para saksi, pengantin pria sudah berada di tempat nikah. Kedua orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar, lalu didudukkan di sebelah kiri pengantin pria dan dikerudungi dengan tiung panjang, yang berarti penyatuan dua insan yang masih murni. Kerudung baru dibuka saat kedua mempelai akan menandatangani surat nikah.
4. Sungkeman.
ARSITEKTUR RUMAH
Susunan ruang dalam bangunan tradisional Jawa pada prinsipnya terdiri dari beberapa bagian ruang yaitu :
1. Pendapa, difungsikan sebagai tempat melakukan aktivitas yang sifatnya formal (pertemuan, upacara, pagelaran seni dan sebagainya). Meskipun terletak di bagian depan, pendapa bukan merupakan ruang penerima yang mengantar orang sebelum memasuki rumah. Jalur akses masuk ke rumah yang sering terjadi adalah tidak dari depan melalui pendapa, melainkan justru memutar melalui bagian samping rumah

2. Pringgitan, lorong penghubung (connection hall) antara pendapadengan omah njero. Bagian pringgitan ini sering difungsikan sebagai tempat pertunjukan wayang kulit / kesenian / kegiatan publik. Emperan adalah teras depan dari bagian omah-njero. Teras depan yangbiasanya lebarnya sekitar 2 meter ini merupakan tempat melakukan kegiatan umum yang sifatnya nonformal

3. Omah njero, kadang disebut juga sebagai omah-mburi, dalem ageng atau omah. Kata omah dalam masyarakat Jawa juga digunakan sebagai istilah yang mencakup arti kedomestikan, yaitu sebagai sebuah unit tempat tinggal.

4. Senthong-kiwa, dapat digunakan sebagai kamar tidur keluarga atau sebagai tempat penyimpanan beras dan alat bertani.

5. Senthong tengah (krobongan), sering juga disebut sebagai boma, pedaringan, atau krobongan. Dalam gugus bangunan rumah tradisional Jawa, letak senthong-tengah ini paling dalam, paling jauh dari bagian luar. Senthong-tengah ini merupakan ruang yang menjadi pusat dari seluruh bagian rumah. ruang ini seringkali menjadi “ruang pamer” bagi keluarga penghuni rumah tersebut.Sebenarnya senthong-tengah merupakan ruang yang sakral yang sering menjadi tempat pelaksanaan upacara / ritual keluarga. Tempat ini juga menjadi ruang penyimpanan benda-benda pusaka keluarga penghuni rumah.

6. Senthong-tengen, fungsinya sama dengan sentong kiwa

7. Gandhok, bangunan tambahan yang mengitari sisi samping dan belakang bangunan inti.