LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
BALAI BESAR TEKSTIL BANDUNG
Laporan perjalanan ini disusun
guna memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia
Di susun oleh :
Ervi Septi Nandia
Faida Elvina Damayanti
Indar Yunitasari
Refaninda Noviantina
Pemerintahan Kab. Semarang
Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga
UPTD satuan pendidikan formal
SMK N 1 JAMBU
Tahun Pelajaran 2019
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan yang berjudul “LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKSTIL BANDUNG “ telah disetujui pada :
Hari
, Tanggal :
Tahun :
2019
Mengetahui
Waka
kesiswaan Guru
pembimbing
Dani
Setiyoningsih Suti
NIP NIP
-
Mengetahui Kepala Sekolah
Setiyono
Pembina Utama Muda
NIP
MOTTO
1. Bukanlah
hidup kalau tidak ada masalah, bukanlah sukses kalau tidak melalui rintangan,
bukanlah menang kalau tidak dengan pertarungan, bukanlah lulus kalau tidak ada
ujian, dan bukanlah berhasil kalau tidak berusaha.
2. Kegagalan
bukan berarti kita tidak mampu, yang penting kita telah berbuat untuk mencoba
kagagalan, bukan berarti kita telah kehilangan segalanya, mungkin belum saatnya
kita mendapatkan apa yang kita cari.
3.
Tapi kegagalan hanyalah kesuksesan yang tertunda. Kagagalan bukan
berarti Allah mengabaikan kita melainkan Allah punya rencana lain yang lebih
indah untuk kita.
4.
Karena hidup adalah perjuangan, maka setiap perjuangan membutuhkan
pengorbanan. Dan akhir dari pengorbanan adalah kebahagiaan yang akan kita
gapai.
5. Hidup
ini singkat, maka jangan membuatnya lebih singkat lagi dengan sesuatu yang
sia-sia. Kenyataan yang terburuk sekalipun harus diterima. Sebab, betapapun
kegelisahan itu tak pernah menyelesaikan masalah.
6.
Jalan keluar acap
datang setelah kesabaran dan kegembiraan acap puls datang setelah kesedihan.
7.
Kemarin adalah mimpi yang telah berlalu. Esok hari adalah
cita-cita yang indah dan hari ini adalah kenyataan.
8. Pintar karena balajar, cerdas
karena mengajar
9. Pendidikan bukan suatu modal
hidup, namun sesuatu yang harus hidup
10. Ilmu diperoleh bukan dari pendidikan,
tapi dari proses belajar
11. Belajar dihari ini, sukses dimasa depan
PERSEMBAHAN
Karya tulis
ini penulis persembahkan kepada:
1. Ayahanda dan ibunda tercinta
2. Bapak Setiyono (Kepala Sekolah) selaku kepala SMK N 1 JAMBU
3. Bapak Dendi selaku wali
kelas X TB 1
4. Bapak/ Ibu guru, karyawan/ karyawati, SMK N 1 JAMBU
5. Rekan-rekan seperjuangan
6. Serta para pembaca yang budiman.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan taufiq, hidayah, dan inayah-Nya penulisan dapat menyelesaikan
karya tulis ini tanpa kendala yang berarti. Karya tulis ini disusun untuk
memenuhi persyaratan mengikuti ulangan kenaikan kelas Tahun
Pelajaran 2019 smk n 1 jambu. Penulis
menyadari bahwa selesainya karya tulis ini tidak lepas dari bantuan langsung
maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Setiyono (Kepala Sekolah)
selaku kepala SMK N 1 Jambu
2. Ibu Suti selaku wali kelas dan pembimbing penulisan karya
tulis.
3. Bapak/ Ibu pemandu Kunjungan Industry Balai Besar
Tekstil Bandung
4. Bapak/ Ibu Guru, Karyawan/
Karyawati SMK N 1
Jambu
5. Teman-teman seperjuangan.
Penulis
juga menyadari bahwa penyusunan karya tulis ini meski sudah dilakukan secara
optimal, namun tidak menutup kemungkinan banyak kekurangan. Oleh karena itu
saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan demi perbaikan karya tulis
ini khususnya, dan peningkatan kinerja penulis pada masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat, khususnya bagi
rekan-rekan yang sedang menuntut ilmu demi masa depan.
Amin…!
Jambu, 11 Mei 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
PERKEMBANGAN
tekstil di Indonesia tak terlepaskan dari Balai Besar Tekstil (BBT). Balai yang
berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Perdagangan
(BPPIP), Departemen Perindustrian dan Perdagangan, ini berkembang duluan
sebelum pertekstilan di negeri ini dimulai.
Pada
1928, empat gadis asal Majalaya, Emas Mariam, Endah Suhaenda, Oya Rohana, dan
Cicih dikirim ke Bandung. Mereka belajar tenun menggunakan alat tenun semi
otomatis yang tidak membutuhkan listrik disebut alat tenun bukan mesin (ATBM)
di BBT. Dari tangan keempat perempuan inilah teknik tenun dan dinasti-dinasti
usaha tekstil rakyat Majalaya mulai berkembang.
Mulai
dari sini juga alat tenun bukan mesin (ATBM) mulai populer. Saat itu Textil
Instituut en Batik Proefstation (TIB) dipimpin oleh Dalenoord sejak berdiri
hingga 1934. Mesin itu juga menjadi titik mulai majunya industri tekstil
Indonesia.
Balai
Besar Tekstil berdiri pada 1922. Dulu namanya Textiel Inrichting Bandoeng
(TIB). Pendirian balai ini merupakan prakarsa Ir. Surachman dan Prof. Dr. Bernard
serta bantuan Bupati Bandung, Wiranatakusumah. Balai ini tergabung dalam
lingkungan Departemen Landbouw Nijverheid en Handel (L.N.& H.).
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Mendefinisikan Balai Besar Tekstil Bandung?
2. Apa yang
menjadi daya tarik Balai Besar Tekstil Bandung?
C. TUJUAN
1. Untuk
mengetahui Sejarah BALAI BESAR TEKSTIL BANDUNG.
2. Untuk
mengetahui Objek Wisata Menarik yang ada di Balai Besar Tekstil Bandung.
D. MANFAAT
Dari pelaksanaan study wisata dan penyusunan Laporan
Study Wisata ini dapat diambil manfaat antara lain:
1.
Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.
2. Melatih diri untuk bekerjasama khususnya
saling menukar informasi antar siswa
dalam kelompok maupun di luar kelompok.
3.
Menanamkan rasa tanggung jawab untuk menjalankan semua tugas yang
diberikan.
4.
Disiplin waktu dalam menjalankan dan menyelesaikan tugas.
5.
Berlatih menerima hal-hal baru.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Pada tahun
1922 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Balai Percobaan Pertenunan yang
dikenal dengan nama “Textiel Inrichting Bandoeng TIB” bernayng di bawah
Departement van Landbouw, Nijverheid en Handel. Pendirian lembaga ini bertujuan
untuk memberi penyuluhan kepada industry tekstil, terutama kepada pertenunan
rakyat dengan memperkenalkan teknologi tekstil yang lebih maju.
Selama
pendudukan Jepang sampai kemerdekaan Indonesia, lembaga ini mengalami beberapa
kali penggantian nama dan pada tahun 1966 lembaga ini diberi nama Institut Teknologi
Tekstil adalah menyelenggarakan penelitian, pengembangan dan pendidikan.
Kegiatan pendidikan mencangkup program pendidikan tinggi tekstil untuk tingkat
sarjana muda dan sarjana, baik dalam bidang teknik tekstil maupun kimia
tekstil.
Pada tahun 1979
Institut Teknologi Tekstil mengalami perubahan struktur menjadi dua lembaga,
yaitu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Tekstil serta Sekolah
Tinggi Teknolog Tekstil.
Pada tahun
2002 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Tekstil yang bernaung di
bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Perdagangan Departement
Perindustrian dan Perdagangan mengalami perubahan nama dan struktur menjadi
Balai Besar Tekstil atau disingkat BBT.
Sejak
didirikannya, lembaga ini telah banyak menberikan sumbangan dalam rangka
pengembangan industri tekstil di Indonesia dengan memberikan pelayanan
informasi, konsultasi, pengadaan kursus-kursus, penerbitan sertifikat mutu
produk serta melakukan penelitian dan pengembangan.
Balai Besar
Tekstil yang selanjutnya dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
Nomor : 778MPPKep112002 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil
disebut BBT adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Perindustrian
dan Perdagangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Industri dan Perdagangan.
Pada
2002, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Tekstil (BBPPIT) berubah
namanya menjadi Balai Besar Tekstil (BBT) di bawah Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri dan Perdagangan (BPPIP), Departemen Perindustrian dan
Perdagangan.
Pada 2006
Balai Besar Tekstil (BBT) berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri (BPPI), Departemen Perindustrian. Departemen Perindustrian sendiri
berubah menjadi Kementerian Perindustrian pada 2010. Adapun Balai Besar Tekstil
berada di bawah Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI).
Pendirian
lembaga ini untuk memberikan pelatihan dan bimbingan kepada industri tekstil
terutama pertenunan rakyat. Balai Besar Tekstil pun memiliki kewenangan
melakukan pengujian terhadap bahan-bahan tekstil, seperti benang, cap dan
obat-obatan, pengujian alat-alat tenun dan lain-lain.
Laboratorium
Pengujian Tekstil Balai Besar Tekstil mendapat akreditasi dari National
Association of Testing Authorities (NATA) Australia pada1994 dan Komite
Akreditasi Nasional (KAN) Indonesia pada 2003. Akreditasi Laboratorium melalui
asesmen audit dan penilaian oleh ahli-ahli professional berdasarkan persyaratan
standar internasional yaitu ISO/IEC17025- 2005.
VISI
Menjadi lembaga riset dan pelayanan jasa teknis yang
unggul dan terpercaya di bidang Tekstil.
MISI
1. Melakukan
penguatan kompetensi melalui inovasi teknologi.
2. Memberikan
pelayanan jasa teknis yang profesional.
3. Meningkatkan
jejaring dengan lembaga lain.
4. Tugas
Pokok dan Fungsi
Balai Besar Tekstil mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian,
pengembangan, kerjasama, standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan
pengembangan kompetensi industri tekstil sesuai kebijakan teknis yang
ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.
Dalam melaksanakan tugasnya, BBT
menyelenggarakan fungsi:
1. Penelitian
dan pengembangan, pelayanan jasa teknis bidang teknologi bahan baku, bahan
pembantu, proses, produk, peralatan dan pelaksanaan pelayanan dalam bidang
pelatihan teknis, konsultansi/penyuluhan, alih teknologi serta rancang bangun dan perekayasaan industri,
inkubasi, dan penanggulangan pencemaran industri;
2. Pelaksanaan
pemasaran, kerjasama, pengembangan dan pemanfatan teknologi informasi;
3. Pelaksanakan
pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, dan produk industri
tekstil, serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan;
4. Pelaksanaan
perencanaan, pengelolaan, dan koordinasi sarana dan prasarana kegiatan
penelitian dan pengembangan di
lingkungan BBT, serta penyusunan dan penerapan standarisasi industri tekstil;
dan
5. Pelayanan
teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan BBT.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bandung dan sekitarnya telah
menjadi daerah wisata yang cukup berpengaruh di Indonesia. Sudah menjadi
rutinitas jika setiap akhir pekan atau libur panjang banyak wisatawan
mendatangi pusat wisata di Bandung. Selain wisata kuliner dan wisata alam,
Bandung memiliki tempat wisata belanja produk tekstil/fesyen juga seperti Pasar
Baru Trade Center, Cihampelas, Distro/Factory Outlet Jalan Riau dan Jalan
Setiabudi, Cigondewah dan lain-lain.
Kebanyakan orang hanya
mengetahui hasil produk tekstil dari segi perdagangan(jual beli) dan
pemakaiannya (fesyen). Untuk mengetahui proses produksi yang lebih detail
seperti pertenunan, perajutan dan lain-lain kita harus langsung mengunjungi
pabrik atau industri tekstil. Hal ini tidak mudah dilakukan oleh masyarakat
umum apalagi dalam jumlah besar (rombongan) karena pihak pabrik belum tentu
siap menerima kunjungan seperti ini.
Balai Besar Tekstil sebagai
lembaga jasa dan penelitian tekstil memiliki banyak fasilitas produksi tekstil,
mulai dari proses perajutan, pertenunan, garmen, pengujian tekstil dan
sebagainya. Dengan adanya wisata tekstil ini masyarakat umum dapat berkunjung
ke Balai Besar Tekstil, mendapatkan pengalaman baru dan menambah wawasan dunia
tekstil.
B. SARAN
Kita sebagai generasi muda
hendaklah menjaga sejarah bangsa kita. Khsusnya pada unsur sejarah dan
janganlah kita merusak keindahan alam sekitar kita. penulis berharap pembaca
memcerikan kritik atau saran yang
bersifat membangun penulis menyadari bahwa karya tulis ini belum
sempurna. Maka dari itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun guna
mencapai kesempurnaan penulisan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL---------------------------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR--------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI-------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I. PENDAHULUAN
-------------------------------------------------------------------------------
A.
Latar belakang--------------------------------------------------------------------------------------
B.
Rumusan Masalah----------------------------------------------------------------------------------
C.
Tujuan------------------------------------------------------------------------------------------------
D.
Manfaat----------------------------------------------------------------------------------------------
BAB II. PEMBAHASAN----------------------------------------------------------------------------------
A.
Sejarah------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB 1II. PENUTUP----------------------------------------------------------------------------------------
A.
Kesimpulan------------------------------------------------------------------------------------------
B.
Saran -------------------------------------------------------------------------------------------------