“TEORI
PERTUMBUHAN EKONOMI”
Disusun Oleh :
IRMA WIDIYA RISTANTI XI IPS 1
MA AL
BIDAYAH CANDI
2015/ 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Keadilan dalam bidang ekonomi merupakan bagian dari
keadilan sosial. Keadilan sosial seperti yang telah dipaparkan dalam pertama,
yakni keadilan yang pelaksanaanya tergantung dari struktur-struktur kekuasan
dalam masyarakat. Maka membangun keadilan sosial berarti menciptakan
struktur-struktur yang memungkinkan pelaksanaan keadilan. Struktur-stuktur itu
menyangkut bidang politik, ekonomi, hukum, budaya, pertahanan dan keamanan.
Untuk mewujudkan keadilan sosial itu berarti bahwa keadilan dalam bidang
ekonomi pun harus terwujud.
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu jawaban yang seakan
– akan menajdi kunci keberhasilan bagi suatu Negara untuk meningkatkan taraf
hidup atau levels of living warga negaranya.Oleh sebab itu pembahasan –
pembahasan masalah pembangunan banyak menaruh perhatian lebih besar pada nasib
yang dihadapi oleh sebahagian besar atau 2/3 penduduk dunia yang berada di
Negara – Negara yang sedang berkemabang.Pandangan ini sesuai dengan dimensi
perubahan paradigm pemabangunan yang berkembang dewasa ini.Perkembangan ini
lebih banyak menaruh perhatian kepada persolan – persoalan mengatasi
keterbelakangan ( tingkat hidup yang rendah, penganguran,kemiskinan, dan
ketimpangan ) yang pada umumnya dialami oleh Negara – Negara yang sedang
berkemabang.Fenomena yang keterbelakangini lah yang harus ditinjau dari konteks
ekonomi maupun non ekonomi secarah multidimensional.
B. Pembatasan Masalah
Ø Teori – Teori Pembangunan
Ø Tahap – Tahap Pembangunan
Ø Studi kasu Indonesia dalam Teori
Pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TEORI-TEORI PEMBANGUNAN
Teori Pembangunan, terbagi atas 3 teori, yakni antara lain
teori modernisasi, dependensi dan teori dunia. dan contoh Implementasi dari
ketiga teori tersebut pada kehidupan dapat dilihat pada privatisasi bulog
sebagai implementasi dari teori pembangunan tiga teori pembangunan
tersebut antara lain adalah:
1.
TEORI MODERNISASI
Perspektif teori Modernisasi Klasik menyoroti bahwa negara
Dunia Ketiga merupakan negara terbelakang dengan masyarakat
tradisionalnya. Sementara negara-negara Barat dilihat sebagai negara
modern. aliran modernisasi memiliki ciri-ciri dasar antara lain: ”Sumber
perubahan adalah dari dalam atau dari budaya masyarakat itu sendiri (internal
resources) bukan ditentukan unsur luar”. Modernisasi diartikan sebagai
proses transformasi. Dalam rangka mencapai status modern, struktur dan
nilai-nilai tradisional secara total diganti dengan seperangkat struktur dan
nilai-nilai modern. Modernisasi merupakan proses sistematik. Modernisasi
melibatkan perubahan pada hampir segala aspek tingkah laku sosial, termasuk di
dalamnya industrialisasi, diferensiasi, sekularisasi, sentralisasi dsb.
Ciri-ciri pokok teori modernisasi:
1.Modernisasi
merupakan proses bertahap.
2.Modernisasi
juga dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi.
3.Modernisasi
terkadang mewujud dalam bentuk lahirnya, sebagai proses Eropanisasi dan
Amerikanisasi, atau modernisasi sama dengan Barat.
4.Modernisasi
juga dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur.
6.Modernisasi
memerlukan waktu panjang. Modernisasi dilihat sebagai proses
evolusioner,
dan bukan perubahan revolusioner.
Tokoh-tokoh
teori modernisasi:
1. Harrod-Domar
Bependapat bahwa masalah pembangunan pada dasarnya merupakan
masalah menambahkan investasi modal. Prinsip dasar : kekurangan modal, tabungan
dan investasi menjadi masalah utama pembangunan.
2. Walt
.W. Rostow
Teori Pertumbuhan Tahapan Linear ( linear-stages-of
growth- models) proses pembangunan bergerak dalam sebuah garis
lurus yakni masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang maju dengan
tahap2 sebagai berikut:
1.
Masyarakat Tradisional è masyarakat pertanian. Ilmu pengetahuan masih
belum banyak dikuasai.
2.
Prakondisi untuk Lepas Landas è masyarakat tradisional terus bergerak
walaupun sangat lambat dan pada suatu titik akan mencapai posisi pra-kondisi
untuk lepas landas.. contoh adanya campur tangan u/ meningkatkan
tabungan masyarakat terjadi, dimana tabungan tsb dimanfaatkan u/ sektor2
produktif yang menguntungkan. Mis:Pendidikan
3.
Lepas Landas è ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang
menghalangi proses pertumbuhan ekonomi. Tabungan dan investasi yg efektif
meningkat dari 5% - 10 %.
4.
Bergerak ke Kedewasaan è teknologi diadopsi secara meluas.
5.
Jaman Konsumsi Masal yang Tinggi è Pada tahap ini pembangunan sudah
berkesinambungan
3. David
McClelland
Teori: need for Achievement (n-Ach). kebutuhan atau
dorongan berprestasi, dimana mendorong proses pembangunan berarti membentuk
manusia wiraswasta dengan n.ach yang tinggi. Cara pembentukanya melalui
pendidikan individu ketika seseorang masih kanak-kanak di lingkungan keluarga.
4. Max
Weber
Hasil
analisis: salah satu penyebab utamanya adalah “Etika Protestan”. Etika
Protestan:
· Lahir
melalui agama Protestan yg dikembangkan oleg Calvin
· Keberhasilan
kerja di dunia akan menentukan seseorang masuk surga/neraka.
· Berdasarkan
kepercayaan tsb kemudian mereka bekerja keras u/ menghilangkan kecemasan. Sikap
inilah yg diberi nama “etika protestan”
5. Bert
F. Hoselitz
Membahas faktor-faktor non ekonomi yg ditinggalkan Rostow
yang disebut faktor “kondisi lingkungan”. Kondisi lingkungan maksudnya
adalah perubahan-perubahan pengaturan kelembagaan yg terjadi dalam bidang
hukum, pendidikan, keluarga, dan motivasi.
6. Alex
Inkeles & David H. Smith
Ciri-ciri
manusia modern:
v Keterbukaan
thd pengalaman dan ide baru
v Berorientasi
ke masa sekarang dan masa depan
v Punya
kesanggupan merencanakan
v Percaya
bahwa manusia bisa menguasai alam
Bila dalam teori Modernisasi Klasik, tradisi dianggap
sebagai penghalang pembangunan, dalam teori Modernisasi Baru, tradisi dipandang
sebagai faktor positif pembangunan. Teori Modernisasi, klasik maupun baru,
melihat permasalahan pembangunan lebih banyak dari sudut kepentingan Amerika
Serikat dan negara maju lainnya.
2.
TEORI DEPENDENSI
Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan
keterbelakangan dan pembangunan negara Dunia Ketiga. Munculnya teori
dependensi lebih merupakan kritik terhadap arus pemikiran utama persoalan
pembangunan yang didominasi oleh teori modernisasi. Teori ini mencermati
hubungan dan keterkaitan negara Dunia Ketiga dengan negara sentral di Barat
sebagai hubungan yang tak berimbang dan karenanya hanya menghasilkan akibat
yang akan merugikan Dunia Ketiga. Negara sentral di Barat selalu dan akan
menindas negara Dunia Ketiga dengan selalu berusaha menjaga aliran surplus
ekonomi dari negara pinggiran ke negara sentral.
Teori ini berpangkal pada filsafat materialisme yang
dikembangkan Karl Marx. Salah satu kelompok teori yang tergolong teori
struktiral ini adalah teori ketergantungan yang lahir dari 2 induk, yakni
seorang ahli pemikiran liberal Raul Prebiesch dan seorang pemikir marxis yang
merevisi pandangan marxis tentang cara produksi Asia yaitu, Paul Baran.
1.Raul
Prebisch : industri substitusi import. Menurutnya negara-negara terbelakang
harus melakukan industrialisasi yang dimulai dari industri substitusi impor.
2.Paul Baran: sentuhan yang mematikan dan kretinisme. Baginya perkembangan kapitalisme di negara-negara pinggiran beda dengan kapitalisme di negara-negara pusat. Di negara pinggiran, system kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme yang membuat orang tetap kerdil.
2.Paul Baran: sentuhan yang mematikan dan kretinisme. Baginya perkembangan kapitalisme di negara-negara pinggiran beda dengan kapitalisme di negara-negara pusat. Di negara pinggiran, system kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme yang membuat orang tetap kerdil.
Ada
2 tokoh yang membahas dan menjabarkan pemikirannya sebagai kelanjutan dari
tokoh-tokoh di atas, yakni:
1.
Andre Guner Frank : pembangunan keterbelakangan. Bagi Frank keterbelakangan
hanya dapat diatasi dengan revolusi, yakni revolusi yang melahirkan sistem
sosialis.
2.
Theotonia De Santos : Membantah Frank. Menurutnya ada 3 bentuk ketergantungan,
yakni:
a.Ketergantungan
Kolonial: hubungan antar penjajah dan penduduk setempat bersifat eksploitatif.
b.Ketergantungan
Finansial- Industri: pengendalian dilakukan melalui kekuasaan ekonomi dalam
bentuk kekuasaan financial-industri.
c.Ketergantungan
Teknologis-Industrial: penguasaan terhadap surplus industri dilakukan melalui
monopoli teknologi industri.
3.
TEORI SISTEM DUNIA
Teori sistem dunia yang dikemukakan oleh Immanuel
Wallerstein. Hal ini dikarenakan bahwa dalam suatu sistem sosial perlu dilihat
bagian-bagian secara menyeluruh dan keberadaan negara-negara dalam dunia
internasional tidak boleh dikaji secara tersendiri karena ia bukan satu sistem
yang tertutup. Teori ini berkeyakinan bahwa tak ada negara yang dapat
melepaskan diri dari ekonomi kapitalis yang mendunia. Wallerstein
menyatakan sistem dunia modern adalah sistem ekonomikapitalis
Menurut
Wallerstein, sistem dunia kapitalis dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu
1.
negara core atau
pusat, è mengambil keuntungan yang paling banyak, karena kelompok ini
dapat memanipulasikan sistem dunia sampai batas-batas tertentu
2.
semi-periferi atau setengah
pinggiran è mengambil keuntungan dari negara-negara pinggiran yang
merupakan pihak yang paling dieksploitir
3.
negara periferi atau pinggiran.
menurut
Wallerstein negara-negara dapat “naik atau turun kelas,” misalanya dari negara
pusat menjadi negara setengah pinggiran dan kemudian menjadi negara pinggiran,
dan sebaliknya. Naik dan turun kelasnya negara ini ditentukan oleh dinamika
sistem dunia. Pernah suatu saat Inggeris, Belanda, dan Perancis adalah negara
pusat yang berperan dominan dalam sistem dunia, namun kemudian Amerika Serikat
muncul menjadi negara terkuat (pusat) seiring hancurnya negara-negara Eropa
dalam Perang Dunia II.
Wallerstein
merumuskan tiga strategi bagi terjadinya proses kenaikan kelas, yaitu:
1. Kenaikan
kelas terjadi dengan merebut kesempatan yang datang. Sebagai misal negara
pinggiran tidak lagi dapat mengimpor barang-barang industri oleh karena mahal
sedangkan komiditi primer mereka murah sekali, maka negara pinggiran mengambil
tindakan yang berani untuk melakukan industrialisasi substitusi impor. Dengan
ini ada kemungkinan negara dapat naik kelas dari negara pinggiran menjadi
negara setengah pinggiran.
2. Kenaikan
kelas terjadi melalui undangan. Hal ini terjadi karena perusahaan-perusahaan
industri raksasa di negara-negara pusat perlu melakukan ekspansi ke luar dan
kemudian lahir apa yang disebut dengan MNC. Akibat dari perkembangan ini, maka
muncullah industri-industri di negara-negara pinggiran yang diundang oleh oleh
perusahaan-perusahaan MNC untuk bekerjasama. Melalui proses ini maka posisi
negara pinggiran dapat meningkat menjadi setengah pinggiran.
3. Kenaikan
kelas terjadi karena negara menjalankan kebijakan untuk memandirikan negaranya.
Sebagai misal saat ini dilakukan oleh Peru dan Chile yang dengan berani
melepaskan dirinya dari eksploitasi negara-negara yang lebih maju dengan cara
menasionalisasikan perusahaan-perusahaan asing. Namun demikian, semuanya ini
tergantung pada kondisi sistem dunia yang ada, apakah pada saat negara tersebut
mencoba memandirikan dirinya, peluang dari sistem dunia memang ada. Jika tidak,
mungkin dapat saja gagal.
Perbandingan
antara Teori Dependensi dan Teori Sistem Dunia
Elemen
Perbandingan
|
Teori
Dependensi
|
Teori
Sistem
Dunia
|
Unit
Analisis
|
Negara-Bangsa
|
Sistem
dunia
|
Metode
Kajian
|
Historis
struktural
|
Dinamika
sejarah dunia
|
Struktur
Teori
|
Dua
kutub
(sental-pinggiran)
|
Tiga
kutub
(sentral-semi
pinggiran-pinggiran)
|
Arah
Pembangunan
|
Deterministik
|
Peluang
terjadinya mobilitas
|
Arena
Kajian
|
Negara
pinggiran
|
Negara
pinggiran, negara semi pinggiran dan sistem ekonomi dunia
|
B.
TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI
Dari berbagai macam teori mengenai pertumbuhan ekonomi yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, nampaknya teori pertumbuhan ekonomi yang
dikemukakan oleh Rostow ini yang paling terkenal. Hal ini terbukti dengan
semakin banyaknya kritikan-kritikan yang ditujukan terhadap teori tersebut.
Bahkan negara-negara sedang berkembang sendiri menjadikan teori ini
menjadi semacam pedoman yang digunakan dalam menilai keberhasilan suatu
pembangunan di negaranya, termasuk di Indonesia sendiri. Nama
Rostow bukan suatu yang asing dalam birokrat pemerintahan.
Pada awalnya teori yang dikemukakan oleh Rostow ini hanyalah
sebagai suatu artikel yang dimuat dalam Economic Journal dan
dikembangkan lebih lanjut dalam bukunya : The Stage of Economic Growth.
Menurut Rostow perkembangan perekonomian suatu negara atau terkenal dengan
tahap-tahap pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat digolongkan menjadi lima
(Sadono Sukirno, 2006) yaitu :
a.
The traditional socienty (masyarakat tradisonal)
b.
The precondition for take off (prasyarat untuk lepas landas)
c.
The take off (lepas landas)
d.
The drive to maturity (gerakan kearah kedewasaan)
e.
The age of high mass consumption (masa konsumsi tinggi)
Menurut Rostow pembangunan ekonomi atau proses tranformasi
suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern merupakan proses yang
multidimensional. Pembangunan ekonomi bukan berarti hanya perubahan struktur
ekonomi suatu Negara tetapi juga ditunjukan oleh peranan sector pertanian dan
peranan sector industry . menurut rostow pembangunan ekonomi berarti pula
sebagai suatu proses yang menyebabkan antara lain :
1. Perubahan
orientasi organisasi ekonomi , politik , dan social yang pada mulanya
berorientasi kepada suatu daerah menjadi berorientasi keluar.
2. Perubahan pandangan
masyarakat menganai jumlah anak dalam keluarga yaitu dari menginginkan banyak
anak menjadi keluarga kecil.
3. Perubahan
dalam kegiatan investasi masyarakat, dari melakuakn investasi yang tidak
produktif (menumpuk emas , membeli rumah dan sebagainya) menjadi
investasi yang produktif.
4. Perubahan
sikap hidup dan adat istiadat yang terjadi , merangsang pembangunan ekonomi (
misalnya penghargaan terhadap waktu , penghargaan terhadap prestasi perorangan)
Proses
pembangunan ekonomi menurut W.W Rostow bisa dibedakan dalam 5 tahap, yaitu :
a. Masyarakat
tradisional
Sistem ekonomi yang mendominasi masyarakat tradisional
adalah pertanian, dengan cara-cara bertani yang tradisional. Produktivitas
kerja manusia lebih rendah bila dibandingkan dengan tahapan pertumbuhan
berikutnya. Masyarakat ini dicirikan oleh struktur hirarkis sehingga mobilitas
sosial dan vertikal rendah. Pada masyarakat tradisional ilmu pengetahuan belum
begitu banyak dikuasai , karena masyarakat pada saat itu, masih mempercayai
kepercayaan-kepercayaan tentang kekuatan diluar kekuasaan menusia atau hal gaib
. manusia yang percaya akan hal demikian, tunduk kepada alam dan belum bias
menguasai alam akibatnya produksi sangat terbatas masyarakat tradisioanal itu
cenderung bersifat statis (kemajuan berjalan sangat lamban) produksi dipakai
untuk konsumsi sendiri, tidak ada di investasi. Generasi ke generasi tidak ada
perkembangan , dalam hal ini yaitu antara orangtua dan anaknya, memilki
pekerjaan yang sama dan keduduakn yang sederajat .
Ciri-ciri
tahap masyarakat tradisional adalah sebagai berikut:
1.
Fungsi Produksi terbatas, cara produksi masih primitif, dan tingkat
produktifitas masyarakat rendah.
2.
Struktur sosial bersifat hierarkis, yaitu kedudukan masyarakat tidak berbeda
dengan nenek moyang mereka.
3.
Kegiatan politik dan pemerintahan di daerah-daerah berada di tangan tuan tanah.
Contoh
: Suku Baduy di Jawa Barat.
Orang
Kanekes atau orang Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat
Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Sebutan
"Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada
kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para
peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan
kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah
(nomaden). Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek
Sunda–Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar
menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan
tersebut dari sekolah. Orang Kanekes 'dalam' tidak mengenal budaya tulis.
Menurut kepercayaan yang mereka anut, orang Kanekes mengaku keturunan dari Batara
Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul
tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama.
Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes
mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia.
b. Pra-kondisi tinggal landas
Selama tahapan ini, tingkat investasi menjadi lebih tinggi
dan hal itu memulai sebuah pembangunan yang dinamis. Model perkembangan ini
merupakan hasil revolusi industri. Konsekuensi perubahan ini, yang mencakup
juga pada perkembangan pertanian, yaitu tekanan kerja pada sektor-sektor primer
berlebihan. Sebuah prasyarat untuk pra-kondisi tinggal landas adalah revolusi
industri yang berlangsung dalam satu abad terakhir.
Pembangunan ekonomi menurut Rostow sadalah suatu proses yang
menyebabkan perubahan karekteristik penting suatu masyarakat, misalnya
perubahan keadaan sistem politik, struktur social, system nilai dalam
masyarakat dan struktur ekonominya. Jika perubahan seperti itu terjadi, maka
pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan sudah terjadi. Suatu masyarakat yang sudah
mencapai proses pertumbuhan yang demikian sifatnya, dimana pertumbuhan ekonomi
sudah sering terjadi, boleh dianggap sudah berada pada tahap prasyarat tinggal
landas.
Tahap prasyarat tinggal landas ini didefinisikan Rostow
sebagai suatu masa transisi dimana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk
mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self-sustainable growth). Menurut
Rostow, pada tahap ini dan sesudhnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara
otomatis.
Tahap prasyarat tinggal landas ini mempunyai 2 corak.
Pertama adalah tahap prasyarat lepas landas yang dialami oleh Negara Eropa,
Asia, Timur tengah, dan Afrika, dimana tahap ini dicapai dengan perombakan
masyarakat tradisional yang sudah lama ada. Corak yang kedua adalah tahap
prasyarat tinggal landas yang dicapai oleh Negara-negara Born free (menurut
Rostow) seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dimana Negara-negara
tersebut mencapai tahap tinggal landas tanpa harus merombak system masyarakat
yang tradisional. Hal ini disebabkan oleh sifat dari masyarakat Negara-negara
tersebut terdiri dari imigran yang telah mempunyai sifit-sifat yang dibutuhkan
oleh suatu masyarakat untuk tahap prasyarat tinggal landas.
Seperti telah diungkapkan dimuka, Rostow sangat menekankan
perlunya perubahan-perubahan yang multidimensional, karena ia tak yakin akan
kebenaran pandangan yang menyatakan bahwa pembangunan akan dapat dengan mudah
dicipkatan hanya jika jumlah tabungan ditingkatkan. Menurut pendapat tersebut
tingkat tabungan yang tinggi akan mengakibatkan tingkat investasi tinggi pula
sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan oleh kenaikan
pendapatan nasional. Namun menurut Rostow pertumbuhan ekonomi hanya akan
tercapai jika diikuti oleh perubahan-perubahan lain dalam masyarakat.
Perubahan-perubahan itulah yang akan memungkinkan terjadinya kenaikan tabungan
dan penggunaan tabungan itu sebaik-baiknya.
Perubahan-perubahan yang dimaksud Rostow misalnya kemampuan masyarakat
untuk menggunakan ilmu pengetahuan modern dan membuat penemuan-penemuan baru
yang bisa menurunkan biaya produksi. Disamping itu harus ada pula orang-orang
yang menggunakan penemuan baru tersebut untuk memodernisir cara produksi dan
harus didukung pula dengan adanya sekelompok masuyarakat yang menciptakan
tabungan dan meminjamkannya kepada wiraswasta, yang inovativ untuk meningkatkan
porduksi dan menaikkan produktivitas. Singkatnya, kenaikan investasi yang akan
menciptakan pembangunan ekonomi yang lebih cepat dari sebelumnya bukan
semata-mata tergantung pada kenaikkan tingkat tabungan, tetapi juga kepada
perubahan radikal dalamsikap masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, perubahan
teknik produksi, pengambilan resiko dan sebagainya.
Selain hal-hal diatas, Rostow menekankan pula kenaikan
tingkat investasi hanya mungkin terjadi jika terjsdi perubahan dalam struktur
ekonomi. Kemajuan disektor pertanian, pertambangan dan prasarana harus terjadi
semata-mata dengan proses peningkatan investasi. Pembangunan ekonomi hanya
dimungkinkan oleh adanya kenaikan produktivitas di sector pertanian dan
perkembangan di sector pertambangan.
Menurut Rostow, kemajuan sector pertanian mempunyai peranan
penting dalam masa peralihan sebelum mencapai tahap tinggal landas. Peranan
sector pertanian tersebut antara lain, pertama, kemajuan pertanian menjamin
penyediaan bahan makanan bagi penduduk di pedesaan maupun diperkotaan. Hal ini
menjamin penduduk agar tidak kelaparan dan menghemat devisa kerena import bahan
makanan dapat dihindari. Kedua, kenaikan produktivitas di sector pertanian akan
memperluas pasar dari berbagai kegiatan industri. Kenaikan pendapatan petani
akan memperluas pasar industri barng-barang konsumsi, kenaikan produktivitas
pertanian akan memperluas pasar industri-industri penghasil input pertanian
modern seperti mesin-mesin pertanian dan pupuk kimia, kenaikan pendapatan
disektor pertanian akan menciptakan tabungan yang bias digunakan sector lain
(terutama industri) sehingga bias meningkatkan investasi di sector-sektor lain
tersebut.
Biasanya kondisi pada saat ini terjadi karena adanya campur
tangan dari luar, dari masyarakat yang lebih sudah maju. Masyarakat didalmnya
tidak mampu untuk mengubah dirinya sendiri, atau bukan karena factor internal
dari masyarakat itu sendiri. Dikarenakan adanya goncangan campur tangan dari
luar maka timbullah berkembang ide pembaharuan.
Contoh
:
Seperti yang terjadi di jepang ,dengan di bukanya masyarakat ini pada saat itu
terjadi nya peningkatan tabungan masyarakat ,kemudian tabungan itu dipakai
untuk melakukan investasi pada sector-sektor produktif yang
menguntungkan,misalnya pendidikan ,investasi yang dilakukan baik perorangan
maupun oleh Negara , maka terbentuklah Negara tradisional yang
sentralistis . Singkatnya, usaha dalam meningkatkan produksi mulai
bergerak pada saat itu.
c. Tinggal landas (Lepas Landas)
Tahapan ini dicirikan dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis. Karakteristik utama dari pertumbuhan ekonomi ini adalah pertumbuhan dari dalam yang berkelanjutan yang tidak membutuhkan dorongan dari luar. Seperti, industri tekstil di Inggris, beberapa industri dapat mendukung pembangunan. Secara umum “tinggal landas” terjadi dalam dua atau tiga dekade terakhir. Misalnya, di Inggris telah berlangsung sejak pertengahan abad ke-17 atau di Jerman pada akhir abad ke-17.
Pada tahap ini telah tersingkirnya hambatan-hambatan yang
menghalangi pertumbuhan ekonomi, serta tabungan dan investasi yang efektif
meningkat dari 5% menjadi 10 % dari pendapatan nasional atau lebih.
Industry-industripun mulai berkembang dengan sangat pesat keuntungan nya
sebagian besar ditanamkan ke industry yang baru. Dan sector modern dalam
perekonomian pun berkembang.
Pada tahap tinggal landas, pertumbuhan ekonomi selalu
terjadi. Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat
seperti seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam
inovasi, atau berupa terbukanya pasar baru. Sebagai akibat dari
perubahan-perubahan tersebut secara teratur akan tercipta inovasi-inovasi dan
peningkatan investasi. Investasi yang semakin tinggi ini akan mempercepat laju
pertumbuhan pendapatan nasional dan melebihi tingkat pertumbuhan penduduk.
Denga demikian tingjat pendapatan perkapita semakin besar.
Untuk mengetahui apakah sesuatu negara sudah mencapai tahap
tinggal landas atau belum, Rostow mengemukakan tiga ciri dari masa tinggal
landas yaitu:
1.
Berlakunya kenaikan dalam penanaman modal yang produktif dari 5 persen atau
kurang menjadi 10 persen dari Produk Nasional Netto atau NNP.
2.
Berlakunya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat laju
perkembangan yang tinggi.
3.
Adanya atau segera terciptanya suatu rangka dasar politik, sosial, dan
kelembagaan yang bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas
ekonomi yang bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
Contohnya
:
Teknik-teknik pertanian yang mulai tumbuh dan berkembang.
Pertanian menjadi usaha kormesial untuk mencari keuntungan bukan sekedar
konsumsi sendiri. Karena peningkatan dalam produkfitas pertanian merupakan
sesuatu yang penting dalam proses lepas landas, sebab proses modernisasi
membutuhkan hasil pertanian yang banyak supaya proses perubahan dapat
dijangkau. Teknik penanaman jamur yang telah dikembangkan oleh ahli-ahli dalam
bidang pertanian, agar produksi jamur lebih diminati dan lebih memiliki pasar
yang luas,
Budidaya jamur tiram putih yaitu, proses pengomposan, proses
pembungkusan, proses sterilisasi, teknik penanama bibit (inokulasi),
pemeliharaan dan inkubasi,pembukaan polibek, pemanenan jamur. Budidaya
jamur yang dapat dimakan (edible mushroom) merupakan salah satu cara
mengatasi kekurangan pangan dan gizi serta menganekaragamkan pola komsumsi
pangan rakyat. Dari analisa menunjukkanbahwa kandungan mineral jamur lebih
tinggi daripada gading sapi dan domba, bahkan hampir dua kali lipat jumlah
garam mineral dalam sayuran. Jumlah proteinnya dua kali lipat protein
asparagus, kol, kentang dan empat kali lipat daripada tomat dan wortel serta
enam kali lipat dari jeruk. Selain itu jamur juga mengandung zat besi,
tembaga, kalium dan kapur, kaya vitamin B dan D, sejumlah enzim tripsin
yang berperan sangat penting pada proses pencernaan, kalor
dan kolesterolnya rendah.
d.
Menuju Kedewasaan
Setelah lepas landas akan terjadi proses kemajuan yang terus
bergerak ke depan, meskipun kadang-kadang terjadi pasang surut. Pendapatan
asional selalu di investasikan kembali sebesar 10% sampai 20%, untuk mengatasi
persoalan pertambahan penduduk.
Kedewasaan pembangunan ditandai oleh investasi yang
terus-menerus antara 40 hingga 60 persen. Dalam tahap ini mulai bermunculan
industri dengan teknologi baru, misalnya industri kimia atau industri listrik.
Ini merupakan konsekuensi dari kemakmuran ekonomi dan sosial. Pada umumnya,
tahapan ini dimulai sekitar 60 tahun setelah tinggal landas. Di Eropa, tahapan
ini berlangsung sejak tahun 1900.
Kedewasaan dimulai ketika perkembangan industry terjadi
tidak saja meliputi teknik-tiknik produksi, tetapi juga dalam aneka barang yang
diproduksi. Yang diproduksikan bukan saja terbatas pada barang konsumsi, tetapi
juga barang modal.
Contoh
:
Industry berkembang dengan pesat, Negara menetapkan
posisinya dalam perekonomian global. Barang-barang yang tadinya di impor
sekarang di produksikan didalam negari, impor baru menjadi kebutuhan, jadi
untuk mengimbangi barang impor maka barang-barang ekspor harus berkualitas.
Misalnya saja ekspor dan impor batik di Indonesia, batik di
indonsia mempunyai potensi dan kualitas yang bagus jika dibandingkan dengan
impor batik yang ada di Indonesia, kebanyakan dari Negara Malaysia dan Negara
Srilanka, jadi ekspor batik Indonesia lebih berkualitas dari impor batik yang
ada di Indonesia.
e.
Era konsumsi tinggi
Ini merupakan tahapan terakhir dari lima tahap model
pembangunan Rostow. Pada tahap ini, sebagian besar masyarakat hidup makmur.
Orang-orang yang hidup di masyarakat itu mendapat kemakmuran dan keseberagaman
sekaligus. Menurut Rostow, saat ini masyarakat yang sedang berada dalam tahapan
ini adalah masyarakat Barat atau Utara.
Pada tahap ini perhatian masyarakat sudah lebih menekankan
pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan
masyarakat bukan lagi kepada masalah produksi.
Terdapat
3 macam tujuan masyarakat atau negara yaitu:
1.
Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan ini bisa
berakhir pada penjajahan terhadap bangsa lain.
2.
Menciptakan negara kesejahteraan dengan cara mengusahakan terciptanya pembagian
pendapatan yang lebih merata melalui sistem pajak yang progresif
3.
Meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok yang meliputi pula
barang yang tahan lama dan barang mewah.
Selain itu juga, investasi untuk menigkatkan produksi tidak
lagi menjadi tujuan yang utama. Pembangunan sudah merupakan sebuah proses yang
berkesinambugan yang bias menopang kemajuan secara terus-menerus. Pada masa ini
rostow juga berbicara tentang keperluan akan adanya sekelompok wiraswastawan
yakni orang-orang yang berani melakukan tindakan pembaharuan meskipun ada resiko.
Terdapat dua kondisi social yang menyebabkan lahirnya para wiraswastawan ini,
yaitu :
1. Adanya
masyarakat modern yang ingin mencapai kekuasaan melalui cara-cra konvensional.
Tetapi masyarakat tradisional tidak memberikan hak kepada masyarakat modern
karena masyarakat tradisional itu premitif.
2. Masyarakat
tradisional cukup fleksibel atau memberikan kebebasan kepada warganya untuk
mencari kekayaan atau kekuasaan politik untuk menaikkan statusnya
ditengah-tengah masyarakat.
Kelompok ini lah yang akan menjadi tenaga pendorong untuk
melakukan pembaharuan, melupakan kelompok yang, memiliki semangat tinggi karena
tatanan social politik tidak mengekang dirinya.
Contoh
:
Pengguna
sepeda motor yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan mobil, setiap kenaikan
satu juta kiloliter berarti menambah subsidi Rp1,9 triliun. Karena itu,
pemerintah akan mengarahkan kebijakan penghematan subsidi BBM bagi pengendara
sepeda motor.
C.
Penerapan Keseluruhan
Teori W.W Rostow :
Di
Indonesia teori Rostow pada masa Soeharto dilaksanakan sebagai landasan
pembangunan jangka panjang Indonesia yang ditetapkan secara berkala untuk waktu
5 tahunan , yang terkenal dengan pembangunan 5 tahun ,dengan demikian
implementasi teori Rostow berdasarkan 5 tahap teori Rostow yaitu ; masyarakat
tradisional -> Prakondisi tinggal landas -> masyarakat tinggal landas
-> menuju kedewasaan -> High konsumsi. Maka soeharto mengaplikasikan agar
pembangunan merata dengan menerapkan 5 tahap pembangunan Teori W.W
Rostow.
Keunggulan
Teori Rostow
1.
Memberikan kejelasan tahapan-tahapan pencapaian kemajuan yang meliputi : 1)
masyarakat tradisional, 2) masyarakat pra kondisi tinggal landas, 3) masyarakat
tinggal landas, 4) masyarakat kematangan pertumbuhan dan 5) masyarakat dengan
konsumsi biaya tinggi. Tahapan tersebut memberikan tawaran secara terperinci
pada pengambil kebijakan di sebuah Negara tentang tahapah dan prasyarat dari
pencapaian tahapan yang harus dilalui untuk menjadikan sebuah Negara menjadi
lebih maju. Kejelasan teori yang disampaikan oleh Rostow itulah yang
melatarbelakangi banyak Negara berkembang menerapkan teori ini dalam
pembangunan mereka.
2.
Petunjuk jelas yang disampaikan oleh Rostow tentang cara praktis dalam
memperoleh sumberdaya modal untuk mencapai tingkat investasi produktif yang
tinggi. Cara tersebut disajikan dalam berbagai alternatif yaitu:
a)
Dana investasi dari pajak yang tinggi
b)
Dana invesatasi dari pasar uang atau pasar modal
c)
Melalui perdagangan internasional
d)
Investasi langsung modal asing
Kelemahan
teori Rostow
Adapun
kelemahan teori rostow adalah sebagai berikut:
1.
Sering terjadi pertumbuhan ekonomi yang semu tidak seperti yang diharapkan oleh
teori ekonomi ini. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi tertutupi oleh
pertumbuhan penduduk akibat penurunan angka kematian. Akibat lanjutannya adalah
sebuah Negara menjadi sulit untuk berkembang dan melalui tahap tinggal landas.
2.
Dengan dasar teori ini, seringkali Negara harus melakukan mobilisasi seluruh
kemampuan modal dan sumber daya alamnya sehingga mencapai tingkat investasi
produktif sebesar 10% dari pendapatan nasionalnya. Efek dari teori itu adalah
terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap sumber alam dan bahan-bahan mentah,
tanpa mempertimbangkan kelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan di masa
yang akan dating. Kerusakan alam justru berakibat pada penurunan ekonomi
masyarakat tradisional, penurunan kesehatan, merebaknya penyakit, kerawanan
sosial, dsb.
3.
Negara yang menerapkan teori ini seringkali memperoleh sumberdaya modal dari
investasi langsung modal asing yang ditanamkan pada bidang pembangunan
prasarana, pembukaan tambang, dan struktur produktif yang lain. Investasi ini
biasanya dalam bentuk pinjaman, baik dari Negara, kreditor, maupun dari
lembaga-lembaga internasional seperti bank dunia, IMF atau dari MNC (Multi
Natioanl Corporation). Pinjaman juga sering diberikan pada pemerintah Negara
berkembang untuk mendanai proyek-proyek pembangunan. Dari pola itu terlihat
terdapat ketidak seimbangan posisi karena Negara berkembang tersebut berposisi
sebagai debitor, sedangkan Negara asing atau lembaga asing adalah kreditor.
Negara berkembang selanjutnya sering ditekan sehingga yang tampak, pemerintah
Negara berkembang tersebut tidak lebih hanyalah tangan kanan dari Negara asing
atau lembaga asing yang ingin mensukseskan agenda-agenda politik maupun
ekonominya di Negara yang sedang berkembang. Negara berkembang juga seringkali
terjerat utang dan sulit untuk menyelesaikan persoalan utang sehingga
menjadikan mereka sulit menuju kemajuan yang diharapkan.
4.
Tahap tinggal landas merupakan tahap yang sangat kritis. Dalam teori yang
disampaikan oleh Rostow, justru tidak memberikan penekanan pada bagaimana
mengatasi problematika yang kritis dalam tahap tinggal landas. Rostow tidak
memberikan pembahasan yang mendalam bagaimana cara mengatasi efek negatif dari
sebuah pertumbuhan ekonomi yang dipercepat, seperti misalnya efek kesenjangan
sosial, distabilitas sosial dan distabilitas politik yang seringkali justru
berakibat pada kehancuran yang mendalam seperti yang misalnya terjadi di
Indonesia.
Menurut
W.W. Rostow, proses pembangunan dikatakan berhasil apabila masyarakat telah :
1.
Berhasil memproduksi kebutuhannya
sendiri
2.
Memasuki tahapan lepas landas
3.
Memiliki tingkat konsumsi tinggi
4.
Memasuki tahap kedewasaan ekonomi
5.
Melakukan perdagangan lintas negara
BAB III
PENUTUP
Strategi
pembangunan ekonomi yang menitikberatkan pada sasaran pembangunan dalam arti
pertumbuhan ekonomi nampaknya tidak memuaskan karena banyak Negara yang telah
banyak mengalami pertumbuhan ekonomi tetapi kurang mampu mengatasi
kemiskinan,ketimpangan dan penganguran yang erat kaitannya dengan tingkat
kesehatan,pendidikan.Kesemuanya ini adalah probelama dasar yang pada umumnya
dihadapi oleh Negara – Negara yang sedang berkembang.Oleh Karena itu
tepat apabila inti pokok sasaran pembangunan berkisar pada kemiskinan
,penciptaan lapangan kerja,meningkatakan kesejahteraan masyarakat,dan mengisi
kemerdekaan dalam bidang – bidang politik dengan pembangunan ekonomi diaman
didalam proses ini diwujudkan dalam pembagian pendapatan yang adil dan merata.
DAFTAR PUSTAKA
Suryana.2000.Ekonomi
pembangunan problematika dan pendekatan,Jakarta:Salemba Empat
Sukirno
Sadono.1985.Ekonomi Pembangunan : Proses,masalah dan dasar kebijaksanaan.Jakarta:
FE UI
Hasibuan
Malayu SP.1987.Ekonomi Pembangunan dan perekonomian Indonesia.Bandung:Armiko
Todarao
Michael,Smith Stephen.2004.Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga ,Edisi
Kedelapan.Jakarta:PT Gelora aksara Pratama.
http:://pertumbuhan-ekonomi-tahap
perkembangan ( blogspot ).com ( di akses pada tanggal 20 Feb 2013 )
No comments:
Post a Comment