Cerpen Membangun Impian




Pagi telah menyambut dengan sejuknya udara di pagi itu. Bangunlah gadis cantik yang menyambut pagi itu dijendela rumah yang cukup sederhana. “pagi ini cuaca cerah sekali, minum segelas teh sepertinya enak.” Gadis itupun segera menuju dapur dan segera membuat segelas teh. 
Hampir terlupa dengan ke dua orang tuanya, ia langsung menuju kamar orang tuanya untuk menawari segelas the, namung orang tuanya masih tertidur pulas. Ia segera pergi menuju dapur dan membuat teh. Sambil menonton televisi dia meminum teh yang dibuatnya tadi. Disela menonton televisi, ia teringat dengan kedua orang tuanya dan kehidupan nya dulu. Ya, dulu kedua orang tuanya dalah orang yang cukup terpandang. Keduanya menjalani bisnis roti yang cukup terkenal, setiap bulan nya kedua orang tuanya berpenghasilan di atas 10 juta, apa yang Sani minta selalu dituruti. 
Kedua orang tuanya sangat menyayangi Sani terutama ayahnya, maklum Sani adalah anak tunggal. Sking sayangnya ayah Sani kepadanya, jika ada orang yang berani menyakiti anaknya itu, ayahnya langsung menghabisinya. Kedengarannya memang lucu tapi begitulah jika orang tua sangat sayang kepada anak. Membayangkn itu Sani tersenyum-senyum sendiri. Tapi raut wajahnya berubah menjadi sedih setelah teringat pengalaman pahitnya. 
Dulu setelah bisnis roti kedua orang tuanya yang berjalan sangat lancar, mendadak karyawan yang bekerja di tokonya keluar. Tidak hanya satu, tapi satu per satu karyawan di tokonya itu mengundurkan diri. Melihat itu, ayah & ibu Sani kebingungan dan tidak tahu apa penyebab karyawan-karyawan itu keluar.Beberapa hari telah berlalu, setelah tidak ada lagi karyawan yang bekerja disana ayah dan ibu Sani selalu menunggu pelanggan yang datang, namun tidak ada satupun pelanggan yang datang. Saat itu ada seseorang yang melamar pekerjaan disana “permisis pak, apakah disini ada lowongan pekerjaan?” tanya orang itu.mendengar hal itu Sani, ibu dan ayahnya agak gembira,mereka langsung menerima karyawan itu bekerja.
Hari demi hari berlalu,setelah karyawan baru itu bekerja selam satu minggu hanya ada dua pelanggan yang datang.Lama-kelamaan karyawan itu pun mengundurkan diri “aduh bagaimana ini yah,kenapa bisnis kita jadi seperti ini” kata ibu Sani “ayah juga tidak tahu bu,kenapa sampai seperti ini”kata ayah cemas.ayah dan ibu Sani pun hampir menyerah, sani sebagai anaknya ikut prihatin dengan hal ini. Demi membangkitkan kehidupannya lagi ayah Sani rela menjual mobilnya untuk membangkitkan lagi usaha rotinya, “bu, semoga dengan menjual mobil ini kita dapat membangkitkan usaha kita lagi” kata ayah. “iya yah, semoga dengan ini kita dapat bangkit lagi”.
Hari demi hari telah berlalu, namun usaha mereka bangkit seperti semula. “bu,jika toko ini belum bangkit juga belum bangkit juga, ayah akan bekerja”. Setelah ayah mendapatkan pekerjaan kehidupan Sani dan ibunya cukup terpenuhi walaupun tidak semewah dulu,namun Sani sudah merasa cukup bahagia yang terpenting baginya adalah ayah dan ibunya mereka bersama.
Saat Sani berada disekolah, Sani terkejut dengan pertanyaan temannya,teman Sani yang bernama Ilda bertanya “San, kok kemarin aku lihat ayahmu boncengan dengan cewek lain, itu siapa?’ Sani terkejut namun sani menjawab pertanyaa itu dengan santai “Oh ya? mungkin itu teman kerjanya”. “masak sih, tapi kok boncengnya sambil meluk-meluk gitu?” kata Ilda.Sani langsung pucat mendengar hal itu dan dia langsung lari meninggalkan Ilda.dalam hatinya ia bertanya “apakah ayah….??”.Sni mencoba memenangkan dirinya.
Sepulang sekolah Sni bercerita kepada ibunya tentang masalah tadi ,Ibunya terkejut “masak sih nak?” “iya bu,tadi Ilda bilang sama aku”jawabnya tampak ragu,ibunya memikirkan hal itu.Seseorang menetuk pintu “permisi” “ya,silahkan masuk” ternyata tante Yuli teman ibu Sani yang datang “oh,jeng Yuli,ada apa jeng tumben datang kesini?”tanya ibu Sani. “iya jeng,ada sesuatu yang ingin saya sampaikan” jawabnya “apa? Kok sepertinya penting sekali” kata ibu Sani penasaraan,”saya mau cerita sedikit tentang suamimu itu lho” jawabnya. 
Tante Yuli menceritakan tentang semua kebenaran tentang ayah Sani,ternyata ayah Sani berselingkuh dengan bosnya sendiri,Bosnya meminta ayah Sani untuk menjadi selingkuhannya dengan mengiming-imingi ayah Sani dengan gaji besar,memang aneh rasanya tapi mau bagaimana lagi,ayah Sani terpaksa menerima tawaran itu demi menghidupi keluarganya ,setelah mereka bangkrut susah untuk bangkit kembali.Ibunya terkejut dan hampir pingsan ia tidak percaya dengan apa yang didengarnya,begitu juga Sani ia menitihkan air mata.
Malam harinya ayah Sani pulang.Ibu Sani menyambutnya dengan mata sembab,say itu Sani sudah tidur.Saat akan tidur ibu bertanya pada ayah Sni,tapi saat ditanya ayah Sani langsung marah entah kenapa.Teriakan ibunya membuat Sani terbangun,Sani menyaksikan pertengkaran orang tuanya.Sani mencegah ayahnya saat akan memukul ibunya,dengan marah ayahnya memutuskan untuk pergi dari rumah dan ibu Sani setuju,Sani yang begitu menayangi kedua orang tuanya menangis histeris tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Hari demi hari berlalu Sani hanya tinggal berdua bersama ibunya saja.Sani sangat merindukan ayahnya yang sekarang tinggal dikontrakan.
Saat Sani meminta ayahnya untuk pulang,ayahnya berkata belum bisa pulang.Sedangkan ibu Sani ingin pergi jauh untuk melupakan kejadian itu dan ingin bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.Sani selalu menangis jika teringat ayahnya.Sani bermimpi bahwa kelak ia ingin menjadi orang sukses dan ingin membahagiakan orang tuanya terutama ibunya.
Setelah Sani berumur 26 tahun ia ingin pergi merantau demi menggapai cita-citanya.Kini ia tumbuh menjadi wanita cantik dan pandai.Sani meminta izin pada ibunya,sebenarnya Sani tidak tega meninggalkan ibunya sendiri,namun ia ingin sekali membahagiakan Ibunya.
Dua tahun kemudian ibunya yang sedang berjualan pecel didatangi oleh mobil mewah,turunlah seorang gadis cantik berpenampilan rapi yang tak lain itu Sani “Sani,ini kamu nak?”kata ibunya tidak percaya melihat anaknya yang sekarang sudah sukses,ibunya menitihkan air mata “iya bu,ini Sani anak ibu” kata Sani sambil memeluk ibunya.Sekarang 
Sani sudah sukses dan membahagiakan ibunya,tak lupa ia mencari ayahnya.Sani meminta ayah dan ibunya rujuk kembali dan mereka setuju.Kini Sani tinggal bersama ayah dan ibunya lagi ditempat yang baru,dan Sani mampu menghidupi semua kebutuhan orang tuanya.

No comments: