Cerpen Rasa Yang Tertinggal




            Cinta emang nggak bisa diduga datangnya seperti angin yang selalu berjalan-jalan mengitari dunia. Saat datang nggak mau ditanggapin, tapi kalau saat kesepian cinta itu dibutuhin.  Emang sih kalau rasa cinta itu datang harus dipikir-pikir dulu sebelum diungkapin rasa itu. Tapi ini menurut pandanganku sendiri, mungkin beda pendapatnya orang lain tentang cinta itu. Ini untuk yang kedua kalinya rasa itu datang kepadaku yang berawal ketika masuk tahun pelajaran baru dan disekolah yang baru.
            Pagi-pagi sekali untuk yang pertama kalinya aku menginjakkan kaki saat masuk ke sebuah kelas di sekolah yang bisa dibilang favorit, yang tampak belum begitu ramai penghuninya. Aku mengawalinya dengan muka yang biasa-biasa saja atau bisa dibilang dengan muka datar. Para penghuni yang ada disitu sekilas memandangku lalu menghiraukannya dan kembali ngobrol dengan temen-temennya yang mungkin dulu sekolahnya sama. Lantas aku langsung duduk ditengah-tengah mereka karena mereka menggerombol dengan teman-temennya masing-masing, ada yang menggerombol di pojok depan dan ada yang di pojok belakang. Dan “Eh, ternyata ada dua temenku yang ada disana yang dulunya satu sekolah juga” Aku berkata dalam hatiku. Lantas kami saling ngobrol kenapa kok bisa sekolah disini, masuk jurusan ini kenapa, dengan siapa mendaftar disini, bertanya siapa aja yang dulu satu sekolah dan mendaftar disini, siapa aja yang mendaftar disini tapi nggak diterima. Kami terus ngobrol sambil menunggu bel berbunyi.
            Tiba-tiba ada suara yang begitu nyaring terdengar di kelasku. Ternyata itu adalah suara bel yang pertama kali kudengar di sekolah ini seraya memanggil semua siswa yang ada di luar kelas supaya dengan segera masuk ke dalam kelasnya masing-masing. Satu persatu semua siswa yang nantinya bakal menjadi temenku masuk kedalam kelas, dan duduk ditempat sesuai dengan keinginannya masing-masing. Aku duduk dengan seseorang yang badannya hampir sama denganku, lantas aku langsung mengajak dia kenalan. Karena kan ada pepatah kalau tak kenal maka tak sayang. Kami kemudian saling ngobrol tentang awal mula masuk ke sekolah ini.
            Aku awali pelajaran di sekolah ini dengan happy-happy aja. Selama beberapa hari aku memperhatikan temen-temen di dekatku, supaya aku lebih kenal dengan mereka. Namun tak kusangka dan tak kusadari ternyata ada sosok cewek yang begitu rupawan seperti bidadari yang turun dari surga, bagaikan bulan yang menyinari gelapnya malam. Aku terus berkata dalam hatiku “Wah super sekali cewek itu, apakah ini pratanda”. Kemudian aku lantas sering memperhatikan dia, mencoba mengenali sifatnya dari tingkah lakunya dan hal-hal lain tentang dia.
            Keesokan harinya aku mulai sering ngajak dia ngobrol, ngejaimin dia, ngganggu dia. Itu semua aku lakuin terus-menerus supaya bisa dapat perhatian dari dia. Hari demi hari telah ku lewati di kelas ini di sekolah nan megah ini.
***
            Suatu ketika ada sebuah pelajaran yang disuruh menulis inisial orang lawan jenis yang ada dipikiranmu, aku awalnya bingung namun kemudian akhirnya kutulislah inisial dia di secarik kertas yang kumiliki. Setelah itu temenku yang lain mau pinjam kertas tadi itu, lalu apa yang terjadi. Mereka menghujaniku dengan berbagai pertanyaan tentang inisial orang tadi.
            “Anak SMANEGA apa nggak?” kata temenku,
            “Ya, anak sini” aku menjawabnya.
            Yang ini agak lebih spesifik lagi, yang membuat aku bingung mau jawab apa. Kalau aku jawab nanti mereka lebih kepo lagi, tapi kalau bohong kan nanti dosa. Akhirnya aku jawab jujur aja deh.
            “Kira-kira aku kenal nggak sama dia?” kata temenku.
            “Ya, kamu kenal” aku menjawabnya walaupun mikirnya agak lama.
            Mereka serentak langsung menyebut anak-anak SMANEGA yang berinisial tadi. Dan akhirnya salah satu temenku mengucapkan nama orang yang berinisial tadi.
            “Pasti orangnya dia kan, iya ngaku aja. Nggak usah takut, rahasia ini milik kita bersama”   kata temenku.
            Aku lantas tidak mau menjawab pertanyaan itu, karena nanti takutnya bisa bocor kemana-mana. Aku kan cowok pemalu jadi, mendingan aku simpan sendiri deh rahasia itu. Namun aku nggak nyangka kalau temen-temenku kok sepertinya tahu sebenarnya siapa cewek misterius itu, padahal kan aku nggak bilang sama mereka. Dan kalau aku ditanya lagi tentang itu, aku cuma senyum-senyum saja.
***
            Pada malam hari di rumahku sedang ada ngaji RT, Ibuku menghidangkan banyak sekali makanan. Namun banyak makanan yang tidak habis termakan oleh jamaah ngaji di RTku, lantas aku berpikir “mendingan besok aku bawa ke sekolah aja deh nanti pasti bisa abis, daripada dibuang ibuku kan sayang jadinya mubazir”. Keesokan harinya aku membawa kue yang lumayan banyak, untuk kubagikan ke temen-temenku. Namun apa yang terjadi, malah temen-temenku mengira kalau kue itu untuk cewek itu. Sebenarnya sih iya, untuk dia juga. Karena aku pemalu, jadi temenku mengambil beberapa kue untuk cewek misterius itu. Aku lantas kebingungan “Aduh, gimana ini. Apa yang terjadi nantinya”.

            Setelah kejadian itu mendadak si cewek itu selama berminggu-minggu yang biasanya hangat dan ceria, kini mendadak dingin seperti es. Didalam benakku “Kok malah jadi kaya gini sih, kok dia jadi menganggap aku seperti orang yang pernah nyakitin dia banget”, “Apa salahnya sih kalau ada orang yang suka sama dia”.
***
            Pada saat akhir tahun pelajaran baru atau sebelum liburan sekolah, pada malam harinya aku memberanikan diri untuk ngucapin perasaanku kepada dia walaupun lewat sms. Namun apa yang terjadi, dia menolakku dan tidak mau aku kunjungi ke rumahnya untuk mbuktiin kalau aku itu bener-bener sama dia. Itu membuat nyaliku yang saat itu sedang berkobar-kobar mendadak menjadi padam tak berasap.
            Mungkin ini adalah takdirku, kalau jodoh nanti pasti ketemu juga. Semenjak saat itu aku mulai mencoba untuk melupakan perasaan itu. Walaupun sampai sekarang masih lumayan sulit untuk melupakannya. Apalagi sekarang ada temenku yang mau mancing lagi tentang perasaan itu. Tapi aku mencoba bertahan, walaupun agak sedih juga sih. Dan aku ingin menambah rasa percaya diriku agar jika nanti terulang lagi, pasti bisa mengatasinya. Serta mulai sekarang tidak akan anggap remeh tentang perasaan itu, jika ada kesempatan dan sudah ada persiapan aku akan langsung terjang, walaupun seperti menerjang ombak hitam yang sangat besar sekali.



No comments: