Makalah Kecerdasan Anak



BAB 1
PENDAHULUAN

1.           Latar Belakang
            Anak berbakat merupakan anak yang berbeda dengan anak biasa pada umumnya. Dalam bidang pendidikan, mereka membutuhkan layanan khusus untuk mengasah potensinya. Pemberian layanan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yakni melalui pendidikan formal dan non formal.
           Ciri-ciri anak berbakat dapat dilihat ketika masih dalam keadaan balita. Mereka cenderung lebih aktif dibandingkan dengan anak-anak lain yang seumuran dengannya. Selain itu, ketangkasan dan rasa ingin tahu mereka terhadap hal baru sangatlah besar.
           Ketika menginjak sekolah dasar, mereka hendaknya memperoleh layanan khusus untuk memaksimalkan dan mematangkan bakatnya. Mereka tidak harus dijadikan satu dengan anak lain dikelas reguler, sebab mereka akan mengalami kebosanan dan potensi mereka kurang berkembang karena kurang mendapatkan perhatian dan persaingan dari teman-temannya dikelas reguler. Perlu adanya penempatan dan pelayanan khusus bagi mereka yang termasuk anak berbakat, sehingga apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepada mereka tidak terbuang sia-sia.
          Layanan yang diberikan pun bukanlah pelayanan jangka pendek, melainkan jangka panjang yang didukung dan difasilitasi oleh pemerintah. Guru pendidiknya pun bukanlah guru sembarangan. Dimana mereka telah memiliki kualifikasi sebagai pendidik untuk anak berbakat (gifted).

2.           Rumusan Masalah
           Dari latar belakang tersebut, maka dalam makalah ini akan membahas masalah diantaranya :
       a. Apa pengertian anak berbakat?
       b. Apa saja ciri-ciri anak berbakat?
       c. Apa saja perlakuan khusus terhadap anak berbakat?
       d. Apa saja layanan bagi anak berbakat?
       e. Apa tujuan pelayanan anak berbakat?
       f. apa saja kualifikasi guru bagi anak berbakat?
       g. Bagaimana peran orang tua dalam mengembangkan potensi anak   berbakat.

3.           Tujuan Penulisan
        a. Memahami pengertian anak berbakat
        b. Memahami ciri-ciri anak berbakat
        c. Menjelaskan perilaku khusus terhadap anak berbakat
        d. Menyebutkan dan menjelaskan layanan bagi anak berbakat
        e. Menjelaskan tujuan pelayanan bagi anak berbakat
        f.  Menyebutkan dan menjelaskan kualifikasi guru bagi anak berbakat
        g. Menjelaskan peran orang tua dalam mengembangkan potensi anak berbakat.

















BAB II
PEMBAHASAN

1.           Pengertian Anak Berbakat
   Bakat (aptitude) pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan, dilatih, serta dimatangkan agar terwujud kemampuan yang matang pada diri suatu individu. Hal ini dimaksudkan agar individu tersebut dapat meraih sebuah prestasi sebagai hasil perwujudan antara bakat dan kemampuan yang dimilikinya..
   Sedangkan menurut Joseph Renzully (1878), anak berbakat( gifted) memiliki pengertian bahwa anak berbakatmerupakan suatu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang menyatu. Ikatan tersebut terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya diatas kemampuan rata-rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas, dan kreativitas yang tinggi.
    Dari penjelasan tentang bakat (aptitude) dan pendapat ahli, dapat dijelaskan bahwa pengertian anak berbakat adalah mereka yang memiliki kemampuan-kemampuan yang tinggi.

2.          Mengenali Kemampuan Anak Berbakat
   Anak yang memiliki kemampuan dan potensi unggul memiliki cirri-ciri dan karakteristik yang jauh berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Rasa ingin tau dan kemampuan dalam merancang masa depan mereka jauh berbeda dari anak normal yang disebabkan karena kecepatan dan kemampuan belajarnya pun berbeda. Akan tetapi dibalik kelebihan-kelebihan yang dimilikinya ini, anak berbakat sering mengalami permasalahan ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitarnya (orangtua, sekolah, teman sebaya, masyarakat dan budaya). Karena potensi keberbakatan yang dimilikinya inilah yang menyebabkan sering terjadi ketidakharmonisan hubungan dengan orang-orang disekitarnya, terutama teman sebaya.
   Orang tua yang peka terhadap perkembangan anaknya, akan menyadari setiap gejala, kondisi dan perubahan yang terjadi pada putra-putri mereka. Anak yang unggul atau berbakat, memiliki sejumlah karakteristik perkembangan yang berbeda dengan anak-anak lain seusianya, misalnya; kemampuan aspek intelegensi yang tinggi khususnya kemampuan akademik. Mereka memiliki aspek kepribadian yang cerdas dan kreatif, respon emosional yang intensif (keinginan yang kuat, daya tahan yang tinggi, dan tingkan kesabaran yang rendah). Mereka memiliki kreatifitas motorik yang tinggi sehingga menyebabkan mereka terkesan sebagai anak yang tidak bisa diam. Anak berbakat juga memiliki kepekaan yang tinggi terhadap emosi, suara, sentuhan, rasa , dan sebagainya serta memiliki kecenderungan untuk idealis.
   Ciri-ciri anak berbakat, dapat dikenali ketika mereka masih balita. Hal ini dapat dilihat dari perilaku mereka, antara lain sebagai berikut:
a.  pertama, mereka memiliki pengamatan yang siaga dan cermat. Sejak masa bayi, anak  berbakat tampak sangat memperhatikan apa yang berlangsung dalam lingkungannya. Memang tidak selalu aktif dan bergerak-gerak tetapi terlihat dari pandangan matanya tampak bahwa mereka selalu mengikuti sesuatu yang dilakukan ibunya dan mengamati semua gerak-gerik ibunya.
b.  kedua, memiliki kemampuan dalam mempelajari dan menguasai bahasa dengan cepat. Selain berbicara lebih cepat dari anak-anak seusianya, anak berbakat juga menggunakan kata-kata yang lebih sulit, lebih majemuk, dan lebih lengkap seperti anak-anak yang lebih tua. Mereka cepat menangkap arti kata-kata, bisa menggunakan kata-kata abstrak dan member jawaban yang sering tidak terduga. Perbendaharaan kata-kata meningkat cepat dan dapat mengerti pembicaraan orang secara lebih cepat.
c. ketiga, dengan mengamati ketrampilan motoriknya. Pada masa bayi, anak berbakat dapat meraih atau menggapai benda dengan lebih tepat dan tidak  cepat menjatuhkannya. Mereka dapat menggunakan bangunan dalam permainan dengan balok, atau kotak yang lebih sulit dan dapat menempatkan balok dengan keseimbangan yang baik. Hal ini juga tampak dalam kegiatan menggambar dan berolahraga.
d. keempat, dapat membaca lebih cepat. Anak berbakat sudah dapat membaca sebelum mereka masuk ke sekolah dasar, dan biasanya belajar membaca sendiri. Pada masa bayi, anak berbakatsudah dapat menunjukkan kemampuannya dalam hal memegang buku atau gambar secara benar, apabila terbalik, maka ia akan segera membetulkannya sendiri.
e. kelima, memiliki kemampuan mate-matika yang baik. Kemampuan mate-matika dimulai dengan memahami konsep-konsep yang mendasarinya, seperti tentang konsep jumlah (tahu mana yang lebih banyak, dan tahu mana yang lebih banyak, atau paling sedikit) sebelum mengenal angka. Cepat menunjukkan perhatian terhadap waktu, ukuran dan hitung menghitung. Serta cepat mengingat hal-hal yang berhubungan dengan angka.
f. keenam, anak berbakat memiliki ingatan yang baik sekali mengenai pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang mereka peroleh.
g. ketujuh, memiliki rasa ingin tahu yang besar dan keuletan, ditandai dengan banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan serta gigih dan keras hati untuk memperoleh jawaban yang ingin diketahuinya.
h. kedelapan, anak berbakat menunjukkan semangat dan energi yang besar dalam berbagai hal serta memiliki dorongan yang kuat untuk menjajaki lingkungan mereka. Mereka pada umumnya terlibat dalam banyak kegiatan yang yang tujuannya untuk menyalurkan bakat dan minatnya yang luas.
i. kesembilan, hubungan dengan teman kurang harmonis, senang bergaul dengan teman-teman yang lebih tua atau senang bersama orang dewasa.

3.           Perlakuan Khusus untuk Anak Berbakat
    “Anak-anak berbakat memang perlu perlakuan istimewa. Bukan suatu perlakuan yang berlebihan, tetapi khusus. Karena, kalau tidak diistimewakan, malah seperti mutiara dalam lumpur. Seharusnya, mutiara ini diangkat dan digosok, agar sinarnya bisa memancar dan terlihat oleh semua orang,”ungkap Dra. Wisjnu Martani SU., psikolog perkembangan anak, menanggapi pro-kontra tentang pendampingan terhadap anak berbakat di Indonesia.
   Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk menggosok potensi anak berbakat, antara lain sebagai berikut:
a.  perlu perlakuan khusus
    Ada pendapat yang mengatakan bahwa perlakuan khusus terhadap anak berbakat, tak jauh ubahnya dengan sebuah pengkotak-kotakan yang nantinya akan bermuara pada kesenjangan dan kecemburuan. Tenaga pendidiknya pun harus memiliki kualifikasi tingkat intelektual dan emosional tertentu.
   Perlakuan ini dapat dianggap wajar, karena hal ini merupakan konsekuensi dari keterbakatan seorang anak. Seperti perumpamaan diatas, bahwa anak berbakat diumpamakan sebagai mutiara yang harus dikeluarkan dari lumpur dan digosok agar bersinar. Mereka memang berbeda dari anak lain. Justru dengan pembedaan itulah, keistimewaannya tampak.
   Sebenarnya, perlakuan khusus terhadap mereka itu adalah hal yang wajar dan seharusnya. Itu sama saja dengan memberi sesuai kebutuhan  anak. Hal ini merupakan usaha supaya potensi mereka yang luar biasa itu, bisa tersalurkan. Karena, kalau tidak tersalurkan, malah akan merusak. Sebuah penelitian di neegara barat membuktikan bahwa anak berbakat yang tidak didampingi, mereka akan cenderung menjadi anak yang tidak berprestasi. Hal ini dikarenakan tidak ada yang mengenali dan tidak mengembangkan bakatnya, padahal rasa ingin tahunya sangat besar.
b. lingkungan harus mendukung
        Ada sebuah pandangan yang berkembang, bahwa keterbakatan seseorang ada hubungannya dengan tingkat kreativitas dan inovasi dari potensi unggul yang dimilikinya. Anak berbakat mampu mengaplikasikan kecakapan tersebut dalam setiap bidang hidupnya. Umumnya, mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan mampu memecahkan masalah dengan cara-cara yang kreatif. Hal ini tidaklah mengherankan, karena salah satu karakteristik anak berbakat adalah memiliki superioritas dalam bidang intelektualnya. Walaupun faktor utama yang berperan dalam keterbakatan seorang anak adalah faktor bawaan atau dasar kepribadian, namun, pengaruh lingkungan sekitar tak dapat diabaikan. Lingkungan sekitar berfungsi sebagai rangsangan yang akan menentukan produk keterbakatan tersebut. Dengan kata lain, lingkungan yang tidak mendukung proses eksplorasi dari potensi unggul tersebut, akan menumpulkan rasa ingin tahu anak tersebut.
        Banyak orang tua yang berpikir bahwa anak yang sudah pintar, ya sudah, didiamkan saja, dengan anggapan anak tersebut nantinya akan maju dengan sendirinya. Anggapan ini merupakan bentuk mematikan rasa ingin tahu dan kurang mengembangkan potensi anak berbakat, sehingga potensi mereka tidak akan matang, atau dengan pruimpamaan mutiara tidak digosok, sehingga mutiara tersebut tidak bersinar.
c. pendampingan terhadap anak berbakat
       Pendampingan anak berbakat, sebenarnya merupakan bagian dari pendidikan pada umumnya. Namun, perlu kekhususan untuk menyediakan kesempatan yang maksimal bagi pengembangan potensi yang mereka miliki.
       Idealnya, anak berbakat dibimbing dan dikelompokkan sesuai dengan bakatnya, dan diberi pendidikan yang khusus. Lingkungan pendidikan itu harus menjadi perangsang agar bakat anak bisa diaplikasikan dalam kehidupannya. Sayangnya, hal ini belum bisa terjawab oleh system pendidikan di Indonesia. Pendampingan yang ideal dilakukan pada anak berbakat, selalu terbentur pada kurikulum dari departemen pendidikan. Di Negara-negara barat, pendampingan terhadap anak berbakat sudah banyak diperhatikan, sedangkankalau di Indonesia memang agak ketinggalan.
       Yang terjadi di Indonesia, anak-anak berbakat berada dalam satu lingkungan pendidikan formal dengan anak lain. Hal ini sering membawa kebosanan bagi mereka, karena anak-anak berbakat tersebut mempunyai tingkat berpikir yang lebih maju dan daya tangkap yang cepat. Dengan kata lain, mereka “lebih cerdas” dari teman lain, sehingga mereka tidak dapat menemukan sebuah persaingan yang menantang . karena itu, diperlukan suatu program pengayaan untuk menghindarkan mereka dari kebosanan dan kemonotonan. Program ini dijalankan dalam waktu yang khusus, diluar jam sekolah.
d. Pemberian tugas pengayaan
       Ada banyak alternative kegiatan pengayaan yang bisa dilakukan, antara lain: membaca, menulis, pengenalan sosial budaya, pengetahuan alam, kesenian, dan belajar kelompok.
       Walaupun pendampingan terhadap anak berbakat di Indinesia secara formal belum maksimal, namun dari kegiatan-kegiatan seperti diatas, potensi keberbakatan anak bisa dimaksimalkan. Selain itu, orang tua seharusnya menjadi pihak yang paling mengenali potensi anak. Dengan demikian, orang tua dapat menemukan “mutiara-mutiara” dalam diri mereka kemudian menggosoknya hingga sinarnya memancar dan terlihat oleh semua orang.

4.               Tujuan dari Pendidikan Anak Berbakat
       Tujuan dari pendidikan anak berbakat adalah agar mereka menguasai system konseptual yang penting sesuai dengan kemampuannya, memiliki kemampuan yang membuatnya mendiri, dan kreatif, serta mengembangkan kesenangan dan kegairahan belajar untuk berprestasi.
       Tujuan yang paling utama dari pendidikan anak berbakat adalah mengembangkan dan mematangkan seluruh potensinya, sehingga potensi tersebut dapat dijadikan alat atau sarana meraih prestasi dan masa depan yang cerah kedepannya. Semua orang tua, pasti memiliki keinginan yang sama agar anak-anaknya mampu memperoleh prestasi dan masa depan gemilang. Dengan kata lain, orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.

5.               Pelayanan bagi Anak Berbakat
       Menyadari anak berbakat memiliki beragam potensi yang perlu dikembangkan, maka tidaklah salah apabila mereka diberikan sebuah layanan khusus untuk memoles bakatnya. Pelayanan ini dapat berupa bimbingan belajar untuk mengembangkan kognitifnya, atau pun pelatihan khusus untuk mematangkan kemampuan-kemampuannya. Hal ini mengacu pada Undang-undang sistem pendidikan Nasional yang mengamanatkan bahwa: “Warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa, berhak memperoleh pendidikan khusus” (pasal 5;ayat 4). Selain itu, dikatakan bahwa: “setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan, berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya” (pasal 12; ayat 1b).
        Hal ini merupakan kabar gembira bagi mereka, anak-anak Indonesia yang memiliki kemampuan diatas rata-rata agar memperoleh pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Karena, anak berbakat memiliki kecerdasan atau kelebihan yang luar biasa dibandingkan dengan anak-anak lain pada umumnya.
       Beberapa pelayanan yang dapat diberikan pada anak berbakat antara lain:
    a. menyelenggarakan kelas akselerasi
         Kelas akselerasi atau kelas percepatan adalah kelas khususuntuk siswa yang memiliki kemampuan akademis diatas rata-rata (jenius).  Masa studi kelas akselerasi lebih cepat dari kelas reguler. Biasanya untuk tingkat SD ditempuh selama 4 tahun, tingkat SMP selama 2 tahun, dan tingkat SMA juga 2 tahun, atau disesuaikan dengan kemampuan menyerap pelajaran siswa tersebut.
       Program akselerasi ini dapat dilakukan untuk seluruh mata pelajaran. Dalam hal ini, anak tidak perlu menempuh kelas secara berurutan, tetapi melompati kelas tertentu. Penyelenggaraan kelas akselerasi ini bertujuan agar anak dapat langsung mengambil tingkat mata pelajaran sesuai dengan kesiapannya. Apabila anak berbakat tetap dimasukkan kedalam kelas reguler, maka akan timbul kebosonan terhadapnya. Hal ini dikarenakan ketika ia sudah menguasai suatu mata pelajaran, sementara teman-teman dikelas reguler belum paham, maka mau tak mau seorang guru pasti akan mengulang pelajaran sampai yang lainnya paham. Dalam kondisi ini, pastinya anak berbakat akan mengalami kebosanan karena materi yang dijelaskan oleh gurunya sudah ia kuasai.
       Disinilah letak keuntungan memasukkan anak berbakat kedalam kelas akselerasi, selain materi pelajaran baru dan tidak membosankan, anak berbakat akan tumbuh dan berkembang bersama anak-anak berbakat lainnya. Sehingga, tidak menutup adanya kemungkinan mereka akan saling berkompetisi antar individu.
    b.pendidikan non formal di luar sekolah ( home-schooling)
       Homeschooling merupakan pemberian pendidikan tambahan di rumah atau di luar sekolah. Dalam home-schooling, dibutuhkan tenaga pendidik profesionalyang ditunjuk untuk bisa membuaat program khusus yang sesuai dengan bakat khusus yang dimiliki oleh anak tersebut.
       Salah satu keunggulan pelayanan ini adalah tempat belajar yang ramah terhadap anak, materi pendidikan yang diberikan sama dengan materi yang ada di sekolah. Tapi yang berbeda adalah siswa akan terdidik fokus pada kemampuannya, dan bersifat individual. Tujuannya, yakni anak akan mengerti materi yang diajarkan, karena dalam satu kelas hanya terdiri dari lima hingga sepuluh anak saja. Selain itu, pemgajar akan lebih komunikatif terhadap anak-anaknya dan mengetahui apa saja yang menjadi kemauan anak didiknya.
       Namun, homescooling juga memiliki nilai negatife, yakni apabila homeschooling dilakukan dirumah, jadi otomatis anak-anak kurang memiliki teman untuk belajar. Maka, dalam layanan ini harusnya merupakan kemauan anak sendiri, bukan paksaan dari orang tua.
    c. menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual
       Dalam model ini, biasanya jumlah anak per satu kelas sangatlah terbatas, sehingga perhatian guru kepada anak-anak sangatlah memadai. Masing-masing anak didorong untuk belajar sesuai ritmenya sendiri. Anak-anak yang sudah menguasai suatu pelajaran, diberi materi dan tugas sesuai tingkat perkembangannya.
       Dalam pelayanan ini, guru memiliki tanggungjawab yang sangatlah besar, selain mengajarkan materi kepada anak-anak berbakat, guru juga disibukkan dengan memberikan perhatian individual kepada masing-masing anak. Terlebih lagi setiap anak memiliki perkembangan kemampuan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
    d. membangun kelas khusus untuk anak-anak berbakat
       Dalam layanan ini, anak-anak berbakat dikumpulkan menjadi satu dan diberikan pendidikan khusus yang berbeda dengan anak-anak dikelas reguler pada umumnya. Kelas ini sangatlah membutuhkan pendekatan individual dari pada pendekatan klasikal. Kelas ini membutuhkan tenaga pengajar yang professional, karena dituntut untuk mengarahkan bakat anak-anak tersebut.
       Kelas khusus anak berbakat harus memiliki kurikulum khususyang dirancang sesuai kebutuhan anak-anak berbakat. Selain itu, sistem pendidikan dan evaluasinya harus dibuat sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam membangun kelas khusus anak berbakat, sangat diperlukan dukungan dari pemerintah dan kepala daerah khususnya dalam memberikan bantuan sarana prasarana untuk menunjang pembelajaran.
    e. grup kluster
       Dalam pelayanan ini, sekolah mengelompokkan anak-anak berbakat bukan hanya dalam mata pelajaran tertentu saja, namun mereka dikelompokkan dalam kelas yang sama selama tahun ajaran . jadi terdapat kelas untuk mereka yang dalam kelompok belajar mate-matika, seni, ipa, ataupun yang lainnya.
        Tujuan dibentuknya grup kluster adalah adanya sebuah tukar pendapat antar individu, dapat belajar secara berkelompok, serta dapat memunculkan persaingan secara sehat antar individu.

6 .               Pelayanan Anak Berbakat Intelektual di Masa yang Akan Datang
       Ada beberapa model layanan pendidikan lain yang perlu dikembangkan oleh pemerintah guna memfasilitasi berbagai macam keterbakatan, antara lain:
    a. Akselerasi bidang studi, yakni akselerasi untuk satu bidang mata pelajaran yang paling menonjol dari anak berbakat tersebut.
   b. Mentorship, yakni pelayanan untuk satu siswa dilayani oleh seorang ahli yang mendampinginya.
   c. Sistem kredit, menggunakan akselerasi dengan sistem kredit.
   d. Pengayaan materi mata  pelajaran tertentu pada hari-hari tertentu pula.
   e. pendirian pusat keterbakatan
   f. Sertifikasi bagi guru pengajar gifted.

7.              Faktor yang Perlu diperhatikan agar Mencapai Hasil yang diharapkan
     a. Faktor yang ada dalam diri anak sendiri, meliputi perlunya mengenal anak.  Mengenal dalam arti mengetahui ciri khusus yang ada pada anak secara objektif.
    b. Faktor kurikulum, yang meliputi isi dan cara pelaksanaan yang disesuaikan dengan keadaan anak dan guru yang melaksanakan tugas-tugas kurikuler yang telah digariskan mempunyaiperanan penting mengembangkan bakat dan minat anak-anak berbakat.

8.              Penyiapan Guru untuk Anak Berbakat
    a. Kualifikasi profesi, meliputi pengalaman, penguasaan teknik dan model belajar mengajar, kreatif, mempunyai kemampuan mengola kelas, menguasai teknik dan model penilaian, dan mempunyai kegemaran membaca dan belajar.
   b. Kualifikasi kepribadian, meliputi bersikap terbuka terhadap hal-hal baru, peka terhadap perkembangan anak, mempunyai pertimbangan yang luas, penuh pengertian, toleransi, dan bersikap ingin tahu.
    c. Kualifikasi hubungan sosial, meliputi dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, mudah bergaul dan mudah memahami tingkah laku orang lain.

9.             Peran Orang Tua dalam Memupuk Bakat dan Kreatifitas Anak
   a. Jangan membanding-bandingkan anak berbakat dengan kakak atau adiknya.
   b. Sempatkan diri mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaannya.
   c. Berilah kesempatan seluas-luasnya untuk memuaskan rasa ingin tahunya.
   d. Beri kesempatan anak jika ingin mendalami suatu bidang.
   e. Bekerjasama antar keluarga, sekolah, dan masyarakat.




BAB III
PENUTUP
1.                Kesimpulan
         Anak berbakat (gifted) adalah mereka yang memiliki kemampuan-kemampuan yang tinggi.mereka memiliki potensi dan kemampuan kognitif jauh lebih tinggi dari anak-anak pada umumnya.
       Ciri-ciri anak berbakat dapat dilihat atau diketahui ketika mereka masih balita, yang ditandai dengan sikap aktif dan rasa ingin tahu yang sangat besar.
       Perlu adanya perlakuan khusus terhadap anak-anak berbakat, dengan tujuan bakat mereka dapat matang dan tersalurkan menurut kemampuan mereka masing-masing.
        Tujuan yang paling utama dari pendidikan anak berbakat adalah mengembangkan dan mematangkan seluruh potensinya, sehingga potensi tersebut dapat dijadikan alat atau sarana meraih prestasi dan masa depan yang cerah kedepannya
        Pelayanan anak berbakat diskolah meliputi kelas akslerasi, homeschooling, kelas tradisional, kelas khusus anak berbakat, dan grup kluster.
        Pelayanan dari pemerintah, mengenai kelanjutan studi anak-anak berbakat perlu diwujudkan untuk terus menggali potensi mereka, selain itu penyiapan tenaga pengajar tak kalah penting dalam memoles potensi anak berbakat.
        Peran orang tua, masyarakat, dan sekolah secara sinergis dan berkesinambungan, dapat memupuk kreatifitas dan rasa ingin tahu anak.

2.                Kritik dan Saran
          Kami selaku penyusun menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunga masih banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan kami.
          Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya.




DAFTAR PUSTAKA
Emmy, Rosalia Dkk.2010.Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya.Yogyakarta:Kanisius.
Kuder, Frederic.1982.Mencari Bakat Anak-anak.Jakarta:bulan Bintang.
Lerner, Janet W.1988.Learning Disabilities : Theories, Diagnosis and Teaching Strategies.New Jersey:Houghton Mifflin.
Mercer, Cecil D.1979.Children and Youth With Learning Disabilities.London:Charles E. Merrill publishing Company.
Munandar.1992.Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah. Jakarta:PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.


















MAKALAH
LAYANAN ANAK BERBAKAT

Guna Memenuhi Tugas pendidikan anak berkebutuhan khusus
Dosen pengampu Dra. Lilik Sriyanti, M.Si.






Disusun Oleh :
Lukman Ma’arif       (115-11-036 )



PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2013


 

No comments: