RPP Tugas Perkuliahan Pembelajaran Tematik/ Wawancara Pembelajaran Tematik



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Perkuliahan Pembelajaran Tematik
 Dosen Pengampu : Suwardi, M.Pd



 

Disusun Oleh:





 Oleh :
Nama   : Lukman Ma’arif
NIM    : 11511036

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH (PGMI)
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2014



A.    SD Kalibening, Narasumber Bapak Muhammad Rifai
      Dari hasil wawancara dengan Bapak Rifai, beliau mengatakan bahwa di SD Kalibening, sudah menerapkan sekolah inklusi. Hal ini tercermin pada salah satu murid di SD tersebut yang terdapat anak berkesulitan belajar.
      Beliau menjelaskan, anak tersebut bukanlah anak dengan cacat fisik maupun mental. Anak tersebut dilihat dari fisiknya normal. Ketika diikutkan dalam tes kecerdasan, anak tersebut tidak tergolong anak dengan IQ rata-rata, namun pertengahan antara IQ rata-rata dan dibawah rata-rata. Pihak sekolah telah memvonis anak tersebut bukanlah anak berkelainan mental, namun hanya anak yang memiliki kesulitan belajar.
      Dalam pelajaran biasa, anak tersebut cenderung sulit menerima pelajaran. Butuh perhatian khusus dari guru untuk menjelaskan secara rinci kepada anak tersebut. Bahkan dalam beberapa kesempatan, pihak sekolah memberikan semacam bimbingan belajar khusus diluar jam sekolah untuk mengejar materi yang belum dikuasai.
      Namun, bukan berarti anak tersebut tidak mempunyai kemampuan dibidang lain. Anak tersebut boleh lemah dalam bidang akademik, namun ketika ada sebuah perlombaan egrang tingkat SD di Salatiga, anak tersebut mampu berbicara banyak dan membuktikan bahwa kekurangannya dapat ditutupi dengan kemampuan lainnya. Dalam perlombaan tersebut, Dia memperoleh juara III. Menurut Bapak Muhammad Rifai, seharusnya Dia memperoleh juara I, akan tetapi karena faktor non teknis yakni egrangnya patah, dia terjatuh dan harus rela finish diurutan ke III.
      Di SD kalibening, sebenarnya sudah menerapkan sekolah inklusi, namun dalam pertemuan di gedung sinode, SD Kalibening belum masuk dalam nominasi sekolah inklusi. Untuk alasan kenapa belum masuk sebagai sekolah inklusi, beliau belum tahu secara pasti alas an kenapa belum masuk nominasi kelas inklusi di Salatiga.
      Untuk metode pembelajarannya, SD Kalibening menggunakan metode seperti disekolah lain. Khusus untuk anak yang mengalami kesulitan belajar, diadakan bimbingan belajar diluar jam sekolah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di SD Kaklibening dalam memajukan dan menangani anak berkebutuhan khusus, salah satunya adalah kurangnya tenaga ahli yang khusus untuk menangani anak berkebutuhan khusus. Bapak Muhammad Rifai menjelaskan bahwa SD Kalibening seharusnya mempunyai tenaga pendidik khusus untuk menangani mereka yang berkebutuhan khusus. Namun karena kurangnya tenaga khusus tersebut, guru kelas berusaha secara total untuk melayani mereka. Salah satunya dengan memberikan pelajaran tambahan diluar jam sekolah.

B.     SMP N 2 Salatiga, Nara Sumber Bapak Waskito Asmara Adi, S.Pd.
Dari wawancara saya dengan Bapak Waskito, beliau menuturkan bahwa SMP N 2 Salatiga merupakan sekolah inklusif yang berbasis pada “CIBI” atau diartikan sebagai Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa. Cerdas Istimewa dapat tercipta karena SMP N 2 Salatiga  menggunakan dasar kurikulum pengayaan dengan prosedur  :
1.      Jam pelajaran tersendiri.
2.      Menggunakan persetujuan orang tua.
3.      Jumlah siswa pada setiap satu kelas dibatasi yaitu 24 siswa.
4.      Rata-rata IQ 125.
5.      Guru pembimbing rata-rata lulusan sarjana.
Di SMP N 2 Salatiga, terdapat kalas khusus yang merupakan kelas gabungan dari kelas-kelas reguler. Dari satu angkatan, yang terdiri dari beberapa kelas, diambil beberapa anak yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata untuk diberikan pelajaran tambahan diluar jam pelajaran reguler. Sebelumnya, anak-anak pilihan ini telah dijaring melalui nominasi teman sebaya, nominasi guru, kemudian diberikan tes. Dengan demikian maka akan terpilih anak-anak yang benar-benar mempunyai kemampuan istimewa.
Tujuan pengelompokkan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan istimewa mereka. Ada tujuan jangka pendek dan jangka panjang dalam program ini. Program jangka pendekknya ialah adanya kompetisi antar siswa terpilih untuk mengembangkan kemampuan akademik mereka. Sedangkan tujuan jangka panjangnya ialah mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi ujian Nasianal. Karena tujuan utama program ini adalah meningkatkan nilai UN dan menungkatkan prestasi USN.
Dalam menangani anak berbakat ini, SMP N 2 Salatiga telah menunjuk tenaga-tenaga pendidik khusus yang ahli menangani anak-anak berbakat. Mereka ditugaskan memberikan pelayanan khusus kepada mereka untuk terus mengembangkan kemampuan mereka. Dalam satu minggu, ada 4 hari mereka dikumpulkan dalam satu kelas, diluar jam pelajaran reguler untuk menerima ilmu dari para tenaga pendidik khusus tersebut.
Dalam pemberian pelajaran, para tenaga pendidik tidak hanya menggunakan metode ceramah saja. Namun mereka menggunakan metode active learning yang menuntut para siswa aktif dan berpikir kritis dalam setiap pelajaran. Media yang digunakan pun sudah modern. Mereka sudah menggunakan IT, untuk menunjang pembelajaran.
Selain itu, kegiatan pembelajaran diluar jam reguler ini tidak hanya dilakukan didalam ruangan saja. Pihak sekolah menyadari bahwa apabila mereka hanya menerima pelajaran didalam ruangan saja, ditakutkan mereka akan cepat bosan sehingga motivasi mereka turun. Mengatasi hal ini, maka diadakan pembelajaran diluar ruangan (outdoor) . pembelajaran diluar ruangan menggunakan metode observasi atau pengamatan. Dengan ini maka mereka akan lebih aktif dan bersemangat dalam menuntu ilmu, serta meminimalisir adanya kejenuhan atau kebosanan jika hanya dilakukan didalam ruangan saja.

C.    SMP N 1 Salatiga, Nara Sumber Ibu Mudjiyati
         Program sekolahan di SMP N 1 Salatiga menggunakan program inklusi dan akselerasi. Kriteria anak:
1.      IQ minimal 130
2.      Kreatifikasi dan task commitment minimal baik
3.      Hasil tes akademik minimal 8
4.      Dari 70 orang yang mendaftar, hanya 14 orang yang diterima.
 Dalam kelas akselerasi, diterapkan kurikulum differensiasi. Didalam kelas, anak diwajibkan menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa komunikasi. Namun tidak untuk semua mata pelajaran. Penggunaan bahasa ingris ini hanya untuk pelajaran bahasa inggris dan pembahasan-pembahasan ringan, misalnya soal cuaca dan iklim.
Di SMP N 1 Salatiga, terdapat dua macam kelas. Yakni kelas reguler dan kelas akselerasi. Didalam kelas reguler, seperti halnya disekolah-sekolah lain, kurikulumnya sama. Sedangkan untuk kelas akselerasi, kurikulum merupakan kurikulum differensiasi. Yakni hampir sama dengan kurikulum nasional, akan tetapi diberi tambahan tugas dan materi pelajaran yang lebih kompleks.
Untuk penanganan dikelas akselerasi, ditangani oleh tenaga pengajar yang khusus menangani anak-anak berbakat. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan akademik anak-anak berbakat. Untuk tes semester, kelas akselerasi dilakukan lebih awal dari kelas reguler. Bahkan pengambilan rapornya diterima ketika bulan oktober. Sedangkan untuk kelas reguler, pembagian rapor dilakukan pada pertengahan bulan desember.
Akan tetapi, setelah pembagian rapor kelas akselerasi (pada bulan oktober) siswanya tidak dapat langsung menikmati liburan tengah semester mereka. Untuk masa liburan kelas akselerasi, sama dengan kelas reguler. Karena setelah pembagian rapor, kelas akselerasi tetap masuk dan menerima pelajaran, akan tetapi materinya tidak ikut kurikulum, namun merupakan program pembelajaran yang telah dirancang pihak sekolah.
Sama halnya SMP N 2 Salatiga, SMP N 1 Salatiga juga menerapkan pembelajaran dengan menggunakan IT dan pembelajaran luar ruangan. Pembelajaran menggunakan IT bertujuan membekali siswa untuk peka terhadap perkembangan teknologi. Sedangkan pembelajaran luar ruangan bertujuan menghindari kejenuhan dan kebosanan apabila pembelajaran terus menerus dilakukan didalam ruangan.



No comments: