Cerpen Persahabatan Sedih



Rindu Yang Tak Sampai

       Namaku Gebby Febriatta, aku kelas 11 dan sekolahku di SMA Mangun negara di daerah Semarang. Aku merupakan orang yang sangat cerewet dan aku mempunyai sahabat bernama Melani sesilia yang juga satu sekolah denganku, bahkan satu kelas bersamaku, dia tipe orang yang pendiam. Kita selalu bersama, kemana - mana kita selalu barengan, orangtua kita pun saling mengenal. Aku dan Melani satu perumahan di Semarang tidak jauh dari sekolah kami. Persahabatan kita dimulai pada saat  kita duduk di kelas 6 SD dan kita masih menjalani persahabatan dengan baik.
       Pada suatu malam kira kira jam setengah 7 , tiba- tiba  melani mengetuk pintu rumahku.”tok tok tok …” lalu pembatuku membukakan pintu. Melani pun bertanya kepada pembantuku “Gebbynya ada bi?” jawabnya “ada neng, silahkan masuk aja, neng Gebby ada dikamarnya”. Lalu Melani masuk kerumah Gebby dan menuju ke kamarku, tanyaku “ada apa mel?kok tumben malem-malem datang ke rumah?” jawab melani dengan muka sedih “gini Geb, tadi pada saat aku bermain laptop di kamar tiba- tiba ayahku memanggil dan bicara serius” sela Gebby “bicara apa mel?” tanyaku penasaran, melani pun cerita tentang apa yang ia bicarakan dengan ayahnya tadi sore, dengan wajah merah dan mata berkaca – kaca, melani menjawab “kata ayahku gini : “Geb, perusahaan ayah mau memindah ayah di sebuah perusahaan di Jakarta, jadi ayah,ibu dan kamu harus pindah juga di Jakarta”Gebby meneteskan air mata dan memeluk melani. “apa iya mel kita mau pisah dan persahabatan ini cukup sampai disini?aku belum siap mel dengan semua ini.” Jawab melani “ akupun begitu Geb, aku juga tidak setuju dengan keputusan ayahku dan aku tidak mau pisah denganmu, aku juga tidak mau hubungan persahabatan ini dijalankan dengan jarak jauh dan entah kapan kita harus bertemu dan ngobrol bareng gini,aku takut untuk bicara kepada ayahku supaya jangan pindah ke Jakarta dan tetap berada disini. Kata  Gebby “yaudahlah mel kita tunggu aja bagaimana keputusan ayahmu selanjutnya dan semoga perusahaan tidak jadi memindah ayahmu ke perusahaan di Jakarta. Aku akan berdoa supaya ayahmu tidak jadi dipindah dijakarta”. Jawab melani “iya geb aku juga akan  berdoa supaya ayahku tidak jadi dipindah ke Jakarta”.
      “ Tok tok tok ….” Suara pintu kamarku … kataku “masuk aja “ ternyata bibi datang membawakan minuman untukku dan untuk melani, kata melani ”makasih bi sudah membawakan minuman untuk kami” “iya neng sama – sama” kata bibi. Bibi pun keluar dan aku melanjutkan pembicaraan yang tadi. “oh iya Geb, misalnya ayahku tidak jadi pindah dan jadi pindah aku akan memberitahumu” kata melani. Jawab Gebby “iya dong Mel,kamu harus tetap kasih kabar dan info tentang ayahmu jadi dan tidak jadi pindah ke Jakarta. Setelah berbincang – bincang soal tadi aku dan melani meminum  jus yang sudah disediakan oleh pembatuku tadi, waktu menunjukkan pukul setengah 9, aku harus pulang,kalau tidak keburu pulang aku akan dimarahi oleh ayahku karena aku tidak boleh main kemaleman sampai pukul setengah 9, aku pamit kepada Gebby dan orangtuanya. Sesampainya dirumah aku ditanya ayah dan ibuku “darimana kamu mel?’ jawabku “maaf ya ayah ibu aku tadi mau pamit ibu dan ayah lagi berdoa bersama jadi aku nggak berani mengganggu, aku barusan dari rumah Gebby. Kata ayah dan ibunya “ya udah sekarang kamu tidur ya mel, udah malam.
            Keesokan harinya adalah hari minggu,pukul 7.00 aku dan melani pergi ke gereja bersama , kami memohon dan berdoa supaya ayah melani tidak jadi dipindah kerjanya ke Jakarta. Misa pun selesai pukul 9.00, pulang dari gereja aku dan Melani pergi keliling semarang untuk menghibur supaya tidak sedih gara – gara ayah melani mau pindah.  Tidak terasa hari sudah sore, aku dan melanipun pulang. Sesampainya dirumah aku dan melani diberitahu oleh ayah melani bahwa ayah melani benar- benar mau pindah kerjaan di Jakarta dan akan berangkat minggu depan , mendengar perkataan ayah melani, aku dan melani bertatapan mata dan kita syok mendengarnya. Kata ayahnya “maaf ya nak Gebby,om harus memisahkan kamu dengan melani karena pekerjaan om ini, pesan dari om yaitu walaupun jarak jauh tapi jangan pernah kalian putuskan tali persaudaraan dan persahabatan kalian,tanpa berkata – kata dan entah mau bicara apa,  Gebby dan Melani meneteskan air mata dan ayah Melani memeluk mereka.
       1 minggu kemudian, melani dan keluarga datang ke rumah Gebby untuk berpamitan, dan sebelum ayah dan Melani bicara, Gebby tiba-tiba sudah menangis, ia tidak tahu harus bagaimana jika seorang sahabat yang ia cintai harus pergi jauh dan belum tahu kapan mereka harus bertemu kembali dan saling canda tawa bersama, kata melani “Geb, aku mau pergi dulu untuk ikut kepada ayahku, jangan lupakan aku sebagai sahabatmu dan aku berjanji untuk bisa tetap menjaga persahabatan ini dengan baik”.jawab Gebby “iya mel, aku sebenernya tidak sanggup untuk melihatmu pergi dan Tuhan sudah menjawab doa kita bahwa kita harus berpisah dan inilah jawaban yang terbaik untuk kita.pesanku jangan pernah lupakan aku sebagai sahabatmu” setelah melani berpamitan, Gebby memberikan sebuah bunga mawar dan sebuah boneka anjing untuk kenang- kenangan. Tidak lupa Melani juga memberikan sebuah boneka minions, Melani dan keluarganya pun pergi meninggalkan Gebby.
      Waktu terus berlalu, aku sangat merindukan sesosok sahabatnya yang bernama Melani itu, entah kenapa melani dalam satu tahun ini tidak ada kabarnya sama sekali. Aku pun bingung harus menghubungi siapa karena ia juga tidak punya nomor hpnya ayah Melani. Aku terus menunggu kabar dari sahabatnya itu dan berdoa supaya Melani tidak ada apa – apa di jakartra sana. Setiap malam aku menulis diary dan dicatatan diaryku aku menceritakan bagaimana perasaanku yang sangat merindukan sahabatnya.

No comments: