LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
DI
1.
BALAI INSEMINASI BUATAN (BIB)
UNGARAN
2.
BALITNAK CIAWI BOGOR
3.
SELAMET QUALI FARM
OLEH :
NAMA : CATUR PAMUNGKAS
NIS :
PROGRAM KEAHLIAN : AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS
PEMERINTAH
KABUPATEN SEMARANG
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 BAWEN
Jl. Kartini No.
119 Bawen Kab. Semarang Telp / Fax (0298) 591284
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas taufik dan hidayah-Nya, kami
bisa menyusun laporan kunjungan industri
ini. Sebagai tanda bukti bahwa kami telah mengunjungi obyek penelitian.
Ucapan
terimakasih tentulah tak lupa kami ucapkan kepada pihak–pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan laporan kunjungan industri ini.
Kami
menyadari bahwa laporan kunjungan
industri yang kami buat ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
mohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga
laporan yang kami buat ini dapat bermanfaat untuk diri kami khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Bawen,
23 April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
BAB II
A. BALAI INSEMINASI
BUATAN (BIB) UNGARAN
B.
BALITNAK
CIAWI BOGOR
C.
SELAMET QAUAIL FARM
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Perkembangan
ilmu teknologi yang pesat, perlu ditunjang dengan sumber daya manusia yang
berkualitas. Pangan dan gizi merupakan salah satu unsur yang penting dan
strategis, implikasinya adalah penyediaan, distribusi dan konsumsi pangan,
jumlah, serta keamanan mutu gizi yang memadai harus benar-benar terjamin.
Tersedianya
produk yang aman harus ditunjang oleh bahan baku yang berkualitas. Salah satu
mata kuliah dalam kurikulum Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram
yang berkaitan dengan hal tersebut adalah mata kuliah Ilmu Pangan Dasar. Di
mana mata kuliah Ilmu Pangan Dasar tersebut mepelajari tentang pengetahuan
berbagai bahan makanan sebagai bahan baku dalam produksi pangan.
B.
TUJUAN
KUNJUNGAN
Tujuan
Umum :
Siswa mampu mengetahui cara
penanganan dan mutu bahan pangan di suatu institusi.
Tujuan Khusus
Siswa mampu :
- Menjelaskan gambaran umum, yaitu sejarah
berdirinya Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran, Balitnak Ciawi Bogor,
Selamet Quail Farm.
- Mengetahui cara atau tahapan penanganan bahan
pangan di tempat kunjungan.
- Mengetahui cara penentuan mutu bahan pangan di
tempat kunjungan.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
BALAI INSEMINASI BUATAN UNGARAN
1. Sejarah
Pada
tahun 1953 melalui program pemerintah yang disebut Rencana Kesejahteraan
Istimewa (RKI) didirikanlah Balai Pembenihan Ternak yang terletak di Desa
Sidomulyo Kec. Ungaran Kab. Semarang dengan luas lahan ± 2 Ha. Di balai
tersebut pertama kali diadakan aplikasi kegiatan inseminasi buatan di Indonesia
dengan menggunakan semen cair. Perkembangan kegiatan IB selanjutnya menggunakan
semen beku import pada tahun 1972 dan Balai Pembenihan Ternak berubah menjadi
UPT-IB Sidomulyo.
Dengan berdirinya BIB Lembang 1976 dan BIB Singosari 1988, maka tugas UPT-IB Sidomulyo hanyalah sebagai penerima dan pendistribusi semen beku baik impor maupun produksi dalam negeri (BIB Lembang dan Singosari) mulai tahu 1976 hingga tahun 2002.
Pada tahun 1997 di Indonesia mengalami krisis moneter yang berkepanjangan sehingga populasi di Jawa Tengah mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena tingginya permintaan daging sapi potong dari luar propinsi, menurunya jumlah peternak ayam pedaging serta terhentinya impor sapi bakalan.
Dengan berdirinya BIB Lembang 1976 dan BIB Singosari 1988, maka tugas UPT-IB Sidomulyo hanyalah sebagai penerima dan pendistribusi semen beku baik impor maupun produksi dalam negeri (BIB Lembang dan Singosari) mulai tahu 1976 hingga tahun 2002.
Pada tahun 1997 di Indonesia mengalami krisis moneter yang berkepanjangan sehingga populasi di Jawa Tengah mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena tingginya permintaan daging sapi potong dari luar propinsi, menurunya jumlah peternak ayam pedaging serta terhentinya impor sapi bakalan.
Sebagai
salah satu upaya yang ditempuh Dinas Peternakan Jawa Tengah untuk mengatasi
penurunan populasi sapi yaitu peningkatan penggunaan teknologi IB, namun usaha
ini terbentur oleh terbatasnya produksi semen beku dalam negeri. Sajlan dengan
otonomi daerah dan desentralisasi BIB, maka pada tahun 2001/2002 melalui proyek
peningkatan fungsi UPT-IB Sidomulyo didirikan Balai Inseminasi Buatan (BIB)
Jawa Tengah yang selanjutnya dikenal denagn nama BIB Ungaran yang dibangun
diareal eks-TC Peternakan (Training Center Peternakan atau Mix Farming) dengan
luas areal ± 7 Ha.
Pada bulan juni 2002 mulai memproduksi semen beku dengan menggunakan pejantan simental 12 ekor dan 8 ekor limosin, dimana pengadaan pejantan tersebut 10 ekor bantuan pusat dan 10 ekor dari APBD I. BIB Ungaran didirikan berdasarkan Perda No. 1 Tahun 2002 Tanggal 2 April 2002, sedangkan operasionalnya diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 27 Februari 2003.
Pada bulan juni 2002 mulai memproduksi semen beku dengan menggunakan pejantan simental 12 ekor dan 8 ekor limosin, dimana pengadaan pejantan tersebut 10 ekor bantuan pusat dan 10 ekor dari APBD I. BIB Ungaran didirikan berdasarkan Perda No. 1 Tahun 2002 Tanggal 2 April 2002, sedangkan operasionalnya diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 27 Februari 2003.
2. Letak Geografis
BIB
ungaran terletak di Desa Sidomulyo Kecamatan Ungaran, berada sekitar ± 2 km
dari Ibukota Kabupaten Semarang kearah timur, berada pada ketinggian ± 316 m
dari permukaan laut dengan suhu udara sekitar 24-300c. luas areal BIB Ungaran
sekitar 7 Ha (70.000 m2).
3. Struktur organisasi
Struktur organisasi BIB Ungaran
Jawa Tengah ditetapkan berdasarkan Perda No. 1 Tanggal 2 April 2002. Struktur
organisasi BIB Ungaran Tahun 2006/2007 adalah sebagai berikut:
1. Kepala
Balai di pimpin oleh Ir. Ardiana Rustana, M.Si.
2. Kepala
Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh Soetowo SH.
3. Kepala
Seksi Produksi, Distribusi, dan pemasaran dipimpin oleh Eddy Suwarsana.
4. Kepala
Seksi Pemeliharaan Ternak dipimpin oleh Drh. Hamam.
4. Visi dan Misi
a. Visi
BIB Ungaran mempunyai visi menjadi Balai Inseminasi Buatan yang
berkualitas, profesional dan kompetitif untuk meningkatkan kesejahteraan petani
melalui perbaikan genetic ternak di Jawa Tengah.
b. Misi
Misi dari BIB Ungaran
adalah:
a. Menyediakan
benih ternak secara tepat mutu, tepat jumlah dan tepat waktu
b. Meningkatkan
kualitas dan proses pelayanan
c. Memberikan
citra yang terbaik bagi petani peternak.
5. Ruang Lingkup Pekerjaan
Ruang
lingkup pekerjaan di Balai Inseminasi Buatan meliputi manajemen pemeliharaan
ternak pejantan untuk IB dan produksi semen beku serta pemasarannya.
6. Hasil kegiatan Kunjungan Industri
6. Hasil kegiatan Kunjungan Industri
1. Manajemen Pemeliharaan Pejantan
Manajemen
pemeliharaan ternak sangat penting khususnya untuk pejantan karena akan
berpengaruh pada kualitas semen. Agar pejantan yang dipelihara mencapai kondisi
prima untuk menghasilkan semen segar dan berkualitas yang akan diproses menjadi
semen beku. Selain itu juga dapat menberi nilai tambah untuk jumlah straw yang
akan dihasilkan dari proses produksi semen segar menjadi semen beku. Dalam hal
ini akan dibahas mengenai beberapa aspek atau faktor ayng harus diperhatikan
dalam pemeliharaan ternak pejantan yang meliputi;
a. Perkandangan
b. Pembibitan
c. Pakan
dan Pemberiannya
d. Pengendalian
Penyakit
e. Recording
f. Pemanenan
Hasil/Pemasaran (Distribusi Semen Beku)
g. Penanganan
limbah
B. BALITNAK CIAWI BOGOR
1. Sejarah berdirinya Balitnak
Balai
Penelitian Ternak (Balitnak) merupakan gabungan dua Unit Kerja bidang
peternakan yaitu Lembaga Penelitian Peternakan (LPP) di jalan Raya
Pajajaranm, Bogor dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak (P3T) di Ciawi,
Bogor pada tahun 1981. Sejalan dengan perkembangannya, sejak didirikan
masing-masing unit kerja tersebut telah beberapa kali mengalami perubahan nama.
Lembaga
Penelitian Peternakan di Bogor, awal didirikannya bernama Balai Penelitian Umum
(BPU 1950, Palai Penyidikan Peternakan (BPP) 1952, Pusat Balai Penyelidikan
Peternakan (PBPP) 1956, Lembaga Penelitian Peternakan (1961), Lembaga
Peternakan (1966), Lembaga Penelitian Peternakan (1967).
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Ternak (P3T) di Ciawi – Bogor. Lembaga ini adalah lembaga penelitian
Indonesia-Australia berdasarkan memorandum persetujuan tanggal 4 Desember 1974,
kerjasama Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian, Indonesia
dengan Colombo Plan, CSIRO (Commonwealth Scientific and Industri Research
Organization) Australia. Direncanakan berlangsung selama 10 tahun.
Semula bernama B.A.R.I. (Bogor Animal Husbandry Research Institute) kemudian
berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (P4). Pada
tanggal 13 Nopember 1978 berubah menjadi P3T dan diresmikan pengunaannya
oleh Presiden Soeharto dan dihadiri oleh Perdana Menteri Australia serta
pejabat tinggi kedua negara Penggabungan LPP dan P3T tahun
1981 secara resmi menjadi Balai Penelitian Ternak (Balitnak) SK Mentan No.
71/KPts/OT.210/1/2002 dan sekaligus pelimpahan kedudukan yang semula dibawah
Direktorat Jenderal Peternakan menjadi Unit Kerja Badan Litbang Pertanian.
1950 Balai
Peternakan Umum (BPU) (Direktur) Prof. Drs. Sutisno Djuned P.
1952 Balai Penyidikan Peternakan (BPP) (Direktur) Prof. Drs. Sutisno Djuned P.
1956 Pusat Balai Penyidikan Peternakan (PBPP) (Direktur) Drh. Wardojo
1961 Lembaga Penelitian Peternakan (LPP) (Direktur) Drh. Zainoel Arifin
1952 Balai Penyidikan Peternakan (BPP) (Direktur) Prof. Drs. Sutisno Djuned P.
1956 Pusat Balai Penyidikan Peternakan (PBPP) (Direktur) Drh. Wardojo
1961 Lembaga Penelitian Peternakan (LPP) (Direktur) Drh. Zainoel Arifin
1966 LEMBAGA PETERNAKAN (LP)
(Direktur :1967–1980) Prof. Dr. D.A. Lubis
(Direktur :1967-1968) Drh. Soeherman
(Direktur :1969-1974) Drh. M. Pandjaitan
(Direktur :1975-1979) Drh. R. Rustandi D
(Direktur :1967–1980) Prof. Dr. D.A. Lubis
(Direktur :1967-1968) Drh. Soeherman
(Direktur :1969-1974) Drh. M. Pandjaitan
(Direktur :1975-1979) Drh. R. Rustandi D
2. Pusat Penelitian Pengembangan Peternakan
(P4) di Ciawi
· 1974
Bogor Animal Husbandry Research Institute (B.A.R.I.), Direktur : Prof.
Dr. J.H. Hutasoit
· 1974
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (P4). Direktur : Prof. Dr.
J.H. Hutasoit
· 1978
Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak (P3T). Direktur : Prof. Dr. J.H.
Hutasoit
3. Balai Penelitian Ternak (BALITNAK)
Drh. Jan Nari [1981-1985]
Dr. I Putu Kompiang [1985-1987]
Dr. Benny Gunawan [1988-1989]
Dr. M. Sabrani [1990-1993]
Dr. Kusuma Diwyanto [1994-1997]
Dr. Tjeppy D. Soedjana [1998-1999]
Dr. Argono Rio Setioko [1999-2005]
Dr. Ismeth Inounu [2005-2005]
Ir. Bambang Setiadi, MS [2005-2006]
Dr. Sofjan Iskandar [2006-2009]
Prof. Ir. Bambang Sudaryanto, MS [2009-2010]
Dr.Ir. Endang Romjali, M.Sc [2010-2011]
Dr. Ir. Nasrullah, M.Sc [2012-2015]
Dr.drh. Sri Muharsini [PLT Ka. Balai dari Agustus 2015 s.d. Februari 2016]
Dr. Soeharsono, S.Pt, M.Si [Februari 2016 s.d. Sekarang]
Drh. Jan Nari [1981-1985]
Dr. I Putu Kompiang [1985-1987]
Dr. Benny Gunawan [1988-1989]
Dr. M. Sabrani [1990-1993]
Dr. Kusuma Diwyanto [1994-1997]
Dr. Tjeppy D. Soedjana [1998-1999]
Dr. Argono Rio Setioko [1999-2005]
Dr. Ismeth Inounu [2005-2005]
Ir. Bambang Setiadi, MS [2005-2006]
Dr. Sofjan Iskandar [2006-2009]
Prof. Ir. Bambang Sudaryanto, MS [2009-2010]
Dr.Ir. Endang Romjali, M.Sc [2010-2011]
Dr. Ir. Nasrullah, M.Sc [2012-2015]
Dr.drh. Sri Muharsini [PLT Ka. Balai dari Agustus 2015 s.d. Februari 2016]
Dr. Soeharsono, S.Pt, M.Si [Februari 2016 s.d. Sekarang]
C. SELAMET QAUAIL FARM
1. Sekilas mengenai peternakan puyuh CV Slamet
Quail Farm
CV. Slamet Quail Farm (SQF) saat ini merupakan usaha pembibitan dan
produksi telur serta daging puyuh terbesar, termodern dan terbaik di Jawa Barat.
Farm Inti terletak Jl.Raya pelabuhan 2 KM.19 Kp. Cilangkap Kelurahan
Cikembar Kab Sukabumi Jawa Barat.
Cabang & Mitra SQF yaitu terletak di kota Bogor, Bandung, Karawang, Subang, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Purwokerto, Demak, Pati, Jepara, Jember, Lombok, Makassar, Balikpapan, Samarinda, Lampung, Pekanbaru. CV. SQF berdiri tahun 2002 dan bergerak dibidang budidaya puyuh antara lain Breeder (Perbibitan Puyuh) GPS grand parents stok, PS parent stok, dan FS final stok, penjualan sapronak, telur konsumsi, telur tetas, pakan, obat obatan, vitamin & vaksin, konsultan & Pelatihan Wirausaha Puyuh serta membina Santri Mandiri.
Cabang & Mitra SQF yaitu terletak di kota Bogor, Bandung, Karawang, Subang, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Purwokerto, Demak, Pati, Jepara, Jember, Lombok, Makassar, Balikpapan, Samarinda, Lampung, Pekanbaru. CV. SQF berdiri tahun 2002 dan bergerak dibidang budidaya puyuh antara lain Breeder (Perbibitan Puyuh) GPS grand parents stok, PS parent stok, dan FS final stok, penjualan sapronak, telur konsumsi, telur tetas, pakan, obat obatan, vitamin & vaksin, konsultan & Pelatihan Wirausaha Puyuh serta membina Santri Mandiri.
Kapasitas produksi (awal tahun 2016), yang tergabung dalam grup SQF
yaitu Telur bibit GPS & PS 31.000 butir perhari, Telur konsumsi 110.000
butir perhari atau setara dengan
+/- 1,3 ton, DOQ- day old quail (anak puyuh usia 1 hari) 40.000 ekor perbulan, Puyuh pedaging 120.000 ekor perbulan atau setara dengan +/- 14,4 ton, Puyuh betina petelur 60.000 ekor perbulan dan Pupuk kandang 2.5 ton perhari.
Selain itu juga CV. SQF tidak hanya bergerak dibudidaya tetapi juga Produksi
Olahan Pasca Panen Telur & Daging Puyuh (kuliner) hal ini telah dibuktikan
dengan diberikannya penghargaan (award) dari Gubernur Jawa Barat sebagai
peringkat Ke-1 dalam lomba Pelaku Usaha Hasil Peternakan Komoditi Telur dan
Daging Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2012. Selain itu pemilik CV. SQF juga
menerima penghargaan (award) dari Museum Rekor Dunia-Indonesia atas Pembagian Telur Puyuh di Lokasi dan
Jumlah Terbanyak, serta mampu memenangkan juara 1 "Anugerah Inovasi
Prakarsa Untuk Pemberdayaan Masyarakat Jawa Barat Tahun 2015 dan masih banyak
prestasi dan beberapa penghargaan lainnya dibidang agribisnis peternakan puyuh.
Dibawah CV
Slamet Quail Farm dikembangkanlah berupa Pondok Wirausaha Dewin Assalam Blog http://pondokwirausahasqf.blogspot.co.id/ dan PT Bina Santri Mandiri. Muncul
mendirikan pondok wirausaha dewin Assalam dari ide dan gagasan serta niat tulus
dari Ibu Dr. dr. Hj. Dewi Syafriyetti Soeis Marzaini, Sp Rad (K) Onk Rad, dan
Bapak Capt. (Pilot Garuda Indonesia) Drs. H. R Marzaini Anwar serta Bapak Dr.
Slamet Wuryadi S.P., M.P selaku pemilik CV SQF.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Dengan diadakan Kunjungan Industri
seperti ini siswa siswi diharapkan dapat berfikir maju, kreatif, dan efisien
sehingga dapat mengurangi perilaku yang bersifat negatif misalnya kenakalan
remaja karena bakat dan kemampuannya lebih tersalur kepada hal-hal yang positif
yang akan berguna bagi kehidupannya baik sekarang maupun yang akan datang.
2.
Kunjungan
industri ini sangat bermanfaat, karena kita bisa melihat langsung karyawan
karyawan yang sedang bekerja di perusahaan tersebut.
3.
Banyak
pengalaman yang kami peroleh di perusahaan tersebut.
4.
Kami mendapatkan banyak keterangan mengenai
perusahaan yang kami perlukan.
B. SARAN
1.
Sebaiknya
pimpinan lebih jelas dalam menerangkan atau menjelaskan tentang bagian-bagian
atau tugas-tugas karyawanya.
2.
Kegiatan
lebih baik disesuaikan dengan jadwal produksi agar siswa dapat mengetahui
proses pembuatannya.
3.
Diharapkan
agenda program Kunjungan Industri ini tetap berjalan setiap tahunnya.
4.
Sekolah sebaiknya mengadakan Kunjungan Industri
ketempat yang sesuai dengan kompetensi keahlian.
DAFTAR
PUSTAKA
Almquist , J.O. 1968. Dairy Cattle.
Dalam : E.J Perry (E.d). The Artifical Inseminasi of Farm Animal. Fourth
Revised Edition. Rutgers University Press, New Jersey.
Anonymus, 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Kanisius : Yogyakarta.
Anonymus. 1992. Petunjuk Beternak Sapi Potong. Kanisius Yogyakata.
Darmono. 1992. Tatalaksana Usaha Sapi Kereman. Kanisius, Jakarta.
Anonymus, 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Kanisius : Yogyakarta.
Anonymus. 1992. Petunjuk Beternak Sapi Potong. Kanisius Yogyakata.
Darmono. 1992. Tatalaksana Usaha Sapi Kereman. Kanisius, Jakarta.
Dirjen Peternakan, 2000. Prosedur
Tetap Produksi dan Distribusi Semen Beku. Direktorat Jendral Peternakan.
Jakarta.
Djanuar, R,. Haryati. C. T. R.
Tagama. 1985. Dasar-Dasar Insemenasi Buatan Pada Ternak Sapi. Laboratorium
Fisiologi dan Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jendral
Soedirman, Purwokerto.
Flipse,
R.J. and J.O Almquist. 1961. Effect of Total Digestible Nutrient Intake Form
Birth To Four Years Of Age On Growth And Reproductive Development And
Performance Of dairy Bills. J. Dairy Sci.,44.095
www.Bino.co.id product
knowledge di akses pada 29 Agustus 2014
DOKUMENTASI
No comments:
Post a Comment