LAPORAN PERJALANAN STUDY WISATA
JAKARTA – BANDUNG
Laporan perjalanan ini disusun guna memenuhi tugas mata pelajaran bahasa
Indonesia
Di susun oleh :
Esa Nur Gita
Pemerintahan Kab. Semarang
Dinas Pendidikan, Kebudayaan,
Kepemudaan dan Olah Raga
UPTD satuan pendidikan formal
SMP N 1 SUMOWONO
Tahun pelajaran 2018/2019
MOTTO
1. Bukanlah hidup kalau tidak ada masalah, bukanlah sukses kalau
tidak melalui rintangan, bukanlah menang kalau tidak dengan pertarungan,
bukanlah lulus kalau tidak ada ujian, dan bukanlah berhasil kalau tidak
berusaha.
2. Kegagalan bukan berarti kita tidak mampu, yang penting kita telah
berbuat untuk mencoba kagagalan, bukan berarti kita telah kehilangan segalanya,
mungkin belum saatnya kita mendapatkan apa yang kita cari.
Tapi kegagalan hanyalah
kesuksesan yang tertunda. Kagagalan bukan berarti Allah mengabaikan kita
melainkan Allah punya rencana lain yang lebih indah untuk kita.
Karena hidup adalah
perjuangan, maka setiap perjuangan membutuhkan pengorbanan. Dan akhir dari
pengorbanan adalah kebahagiaan yang akan kita gapai.
3. Hidup ini singkat, maka jangan membuatnya lebih singkat lagi
dengan sesuatu yang sia-sia. Kenyataan yang terburuk sekalipun harus diterima.
Sebab, betapapun kegelisahan itu tak pernah menyelesaikan masalah.
Jalan keluar acap datang
setelah kesabaran dan kegembiraan acap puls datang setelah kesedihan.
Kemarin adalah mimpi yang
telah berlalu. Esok hari adalah cita-cita yang indah dan hari ini adalah
kenyataan.
4. Pintar karena balajar, cerdas karena mengajar
5. Pendidikan bukan suatu modal hidup, namun sesuatu yang harus hidup
6. Ilmu diperoleh bukan dari pendidikan, tapi dari proses belajar
7. Belajar dihari ini, sukses dimasa depan
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini penulis persembahkan kepada:
1. Ayahanda
dan ibunda tercinta
2. Bapak
(Kepala Sekolah) selaku kepala SMP
Negeri 1 Alian
3. Ibu
Dra.Dasimah selaku wali kelas IXc dan pembimbing karya tulis ini
4. Bapak/
Ibu guru, karyawan/ karyawati, SMP Negeri 1 Alian
5.
Rekan-rekan seperjuangan
6.
Adik-adik kelas VII dan VIII yang kami cintai dan kami banggakan
7. Serta
para pembaca yang budiman.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan taufiq, hidayah, dan inayah-Nya penulisan dapat menyelesaikan
karya tulis ini tanpa kendala yang berarti. Karya tulis ini disusun untuk
memenuhi persyaratan mengikuti /ujian Nasional dan Ujian Sekolah Tahun
Pelajaran 2013/2014 di SMP Negeri 1 Alian. Penulis menyadari bahwa selesainya
karya tulis ini tidak lepas dari bantuan langsung maupun tidak langsung dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak
Drs. Suharsono M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 1 Alian
2. Ibu Dra.
Dasimah selaku wali kelas dan pembimbing penulisan karya tulis.
3. Bapak/
Ibu pemandu objek wisata Taman Mini Indonesia Indah
4. Bapak/
Ibu Guru, Karyawan/ Karyawati SMP Negeri 1 Alian
5.
Teman-teman seperjuangan.
Penulis
juga menyadari bahwa penyusunan karya tulis ini meski sudah dilakukan secara
optimal, namun tidak menutup kemungkinan banyak kekurangan. Oleh karena itu
saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan demi perbaikan karya tulis
ini khususnya, dan peningkatan kinerja penulis pada masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ini
bermanfaat, khususnya bagi rekan-rekan dan adik-adik di SMP Negeri 1 Alian yang sedang menuntut
ilmu demi masa depan.
Amin…!
Alian, November 2013
Penulis
Tentang PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk
PT Nippon
Indosari Corpindo, Tbk ("Perseroan") berdiri pada tahun 1995. Pabrik
pertama berlokasi di Blok W, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang.
Untuk
memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat, Perseroan mengembangkan usahanya
dengan mendirikan pabrik di Pasuruan pada tahun 2005.
Besarnya
permintaan masyarakat atas produk Sari Roti membuat Perseroan kembali membangun
pabrik ketiga pada tahun 2008 yang juga berlokasi di Kawasan Industri Jababeka
Cikarang. Kemudian disusul dengan pembangunan pabrik di Semarang, Medan dan
Cikarang Barat pada tahun 2011. Pada tahun 2012, Perseroan membangun 2 pabrik
baru yang berlokasi di Palembang dan Makassar. Perseroan secara resmi
mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dan menjual kepada publik pada tahun
2010.
Pada tahun
2006 Perseroan mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard Analysis Critical Control
Point) yaitu sertifikat jaminan keamanan pangan sebagai bukti komitmen
Perseroan dalam mengedepankan prinsip 3H (Halal, Healthy, Hygienic) pada setiap
produk Sari Roti. Selain itu, seluruh produk Sari Roti telah terdaftar melalui
Badan BPOM Indonesia dan memperoleh sertifikat Halal yang dikeluarkan oleh
Majelis Ulama Indonesia.
Sebagai produsen roti terbesar di
Indonesia Perseroan telah meraih beragam penghargaan, antara lain Top Brand dan
Top Brand for Kids sejak 2009 hingga sekarang, Marketing Award 2010, Original
Brand 2010, Investor Award 2012, hingga penghargaan dari Forbes Asia.
LOKASI PABRIK
- CIKARANG
BARAT (Head Office)
Kawasan Industri MM 2100 Jl. Selayar Blok A No. 9, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cikarang Barat, Bekasi 17530
- CIKARANG
- Kawasan Industri Jababeka, Jl. Jababeka XII A
Blok W 40-41, Cikarang, Bekasi 17530
- Kawasan Industri Jababeka, Jl. Jababeka XVII B
Blok U 33, Cikarang, Bekasi 17530
- PASURUAN
Kawasan PIER, Jl. Raya Rembang Industri No. 28, Pasuruan 67152 - SEMARANG
Kawasan Industri Wijaya Kusuma, Jl. Tugu Wijaya III No 1, Semarang - MEDAN
Kawasan Industri Medan Star II, Jl. Pelita Raya I No. 8-10 Tanjung Morawa, Deli Serdang - PALEMBANG
Jl. Kerani Ahmad RT. 38 RW. 8 Sukamoro, Talang Kelapa, Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan - MAKASSAR
Kawasan Industri Makassar, Jl. Kima 10 Kav A No. 2B, Makassar, Sulawesi Selatan - CIKANDE
Jl. Raya Modern Industri I No. 30 A, Kawasan Industri Modern Cikande, Desa Barengkok, Kecamatan Kibin, Serang- Banten. - PURWAKARTA
Kawasan Industri Kota Bukit Indah Blok N-V No 1 Desa Wanakerta, Kecamatan Bungursari, Purwakarta - Jawa Barat.
Sejarah
1995: Berdiri sebagai sebuah perusahaan
Penanaman Modal Asing dengan nama PT. Nippon Indosari Corporation pada tahun
1995.
2001: Meningkatkan kapasitas produksi dengan menambahkan dua lini mesin (roti tawar dan roti manis).
2005: Perseroan membuka pabrik kedua di Pasuruan, Jawa Timur.
2008: Perseroan membuka pabrik ketiga di Cikarang, Jawa Barat
2010: Perseroan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana pada tanggal 28 Juni 2010 di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten ROTI.
2011: Perseroan membangun tiga pabrik di Semarang (Jawa Tengah), Medan (Sumatera Utara) dan Cikarang Barat (Jawa Barat).
2012: Perseroan membangun dua pabrik baru di Palembang (Sumatera Selatan) dan Makassar (Sulawesi Selatan), serta menambahkan masing-masing satu lini mesin pada tiga pabrik yang telah ada di Pasuruan, Semarang dan Medan.
2013: Perseroan membangun dua pabrik baru (double capacity) di Cikande (Banten) dan Purwakarta (Jawa Barat)
2001: Meningkatkan kapasitas produksi dengan menambahkan dua lini mesin (roti tawar dan roti manis).
2005: Perseroan membuka pabrik kedua di Pasuruan, Jawa Timur.
2008: Perseroan membuka pabrik ketiga di Cikarang, Jawa Barat
2010: Perseroan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana pada tanggal 28 Juni 2010 di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten ROTI.
2011: Perseroan membangun tiga pabrik di Semarang (Jawa Tengah), Medan (Sumatera Utara) dan Cikarang Barat (Jawa Barat).
2012: Perseroan membangun dua pabrik baru di Palembang (Sumatera Selatan) dan Makassar (Sulawesi Selatan), serta menambahkan masing-masing satu lini mesin pada tiga pabrik yang telah ada di Pasuruan, Semarang dan Medan.
2013: Perseroan membangun dua pabrik baru (double capacity) di Cikande (Banten) dan Purwakarta (Jawa Barat)
Visi
Tumbuh dan mempertahankan posisi sebagai perusahaan roti terbesar di Indonesia melalui variasi dan diversifikasi produk, serta penetrasi pasar yang lebih dalam dan luas melalui jaringan distribusi yang mencapai konsumen di seluruh kepulauan Indonesia.
Misi
Senantiasa memproduksi roti yang halal, berkualitas, higienis dan terjangkau oleh konsumen Indonesia.
Tumbuh dan mempertahankan posisi sebagai perusahaan roti terbesar di Indonesia melalui variasi dan diversifikasi produk, serta penetrasi pasar yang lebih dalam dan luas melalui jaringan distribusi yang mencapai konsumen di seluruh kepulauan Indonesia.
Misi
Senantiasa memproduksi roti yang halal, berkualitas, higienis dan terjangkau oleh konsumen Indonesia.
Teknologi
A. TAHAP PERSIAPAN
Untuk menghasilkan produk yang
berkualitas, salah satu faktor yang sangat berperan adalah pemilihan bahan
baku. Bahan baku yang berkualitas akan memberikan hasil dengan kualitas yang
cukup baik.
Bahan baku
yang dikirim oleh Pemasok diperiksa terlebih dahulu melalui proses yang cukup
ketat, dengan tujuan agar Pemasok yang telah terpilih dapat menjaga konsistensi
kualitas dari bahan baku yang diterima. Bahan baku yang diterima selanjutnya
disimpan di gudang bahan baku sesuai dengan persyaratan standar penyimpanan
masing-masing bahan.
Pada saat
proses pembuatan roti akan dimulai, bahan baku ditimbang sesuai dengan standar
formulasi yang telah ditetapkan. Operator yang bertugas harus memastikan bahwa
masing-masing bahan baku yang digunakan telah ditimbang dengan benar agar dapat
menjaga konsistensi kualitas roti yang dihasilkan.
B. PROSES PEMBUATAN ROTI
Dalam proses pembuatan roti, dikenal
beberapa metode proses pembuatannya. Mulai dari proses yang hanya memerlukan
satu kali pencampuran seperti straight dough mixing dan no time dough
mixing, hingga proses pembuatan roti yang memerlukan dua kali proses
pencampuran seperti sponge and dough mixing.
Masing-masing
metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam proses pembuatan roti, SARI
ROTI menggunakan metode sponge and dough mixing. Metode ini memiliki
kekurangan berupa proses yang diperlukan memerlukan waktu yang lebih lama,
namun kelebihannya adalah dapat memberikan roti dengan kualitas terbaik, baik
dari segi tekstur, kelembutan, aroma, dan rasa dari roti yang dihasilkan.
Pada proses
pencampuran pertama atau sponge mixing, sebagian bahan baku dicampurkan
terlebih dahulu untuk menghasilkan adonan biang. Bahan baku yang telah
tercampur selanjutnya disimpan pada tempat khusus untuk kemudian disimpan pada
ruang fermentasi.
Pada proses
fermentasi ini, ragi yang ada pada adonan akan bekerja memecah karbohidrat yang
terdapat pada tepung terigu dan beberapa bahan lainnya menjadi alkohol dan
beberapa jenis asam. Alkohol dan asam tersebut yang akan berperan besar
terhadap aroma dan rasa khas dari adonan roti yang dihasilkan.
Pada proses
fermentasi ini juga dihasilkan gas CO2 yang kemudian terperangkap di
dalam adonan sehingga volume adonan akan mengembang beberapa kali lipat dari
volume adonan awal.
Proses
fermentasi ini berlangsung antara 3 hingga 4 jam pada ruangan khusus yang
dijaga suhu dan kelembabannya agar proses fermentasi dapat berlangsung secara
sempurna.
Setelah proses fermentasi selesai, adonan akan kembali dimasukkan ke dalam mixer untuk dilakukan proses pencampuran bahan kedua atau dikenal sebagai dough mixing. Pada proses ini adonan akan ditambahkan beberapa bahan baku lainnya seperti gula, garam, susu, dan beberapa bahan lainnya yang bertujuan untuk memberikan rasa yang khas pada masing-masing adonan roti yang dihasilkan.
Setelah proses fermentasi selesai, adonan akan kembali dimasukkan ke dalam mixer untuk dilakukan proses pencampuran bahan kedua atau dikenal sebagai dough mixing. Pada proses ini adonan akan ditambahkan beberapa bahan baku lainnya seperti gula, garam, susu, dan beberapa bahan lainnya yang bertujuan untuk memberikan rasa yang khas pada masing-masing adonan roti yang dihasilkan.
Pada proses
pencampuran kedua ini, adonan yang dihasilkan harus dipastikan telah dalam
kondisi kalis, elastis, dan tidak lengket pada mesin. Kedua hal ini merupakan
indikator utama bahwa adonan roti telah cukup baik dan dapat dilanjutkan ke
proses selanjutnya.
Adonan selanjutnya
diistirahatkan selama beberapa menit untuk menstabilkan suhu adonan dan untuk
menjaga kualitas adonan.Selanjutnya adonan roti dipotong sesuai dengan standar
berat yang telah ditetapkan untuk setiap produk menggunakan mesin pemotong
khusus (divider) dan kemudian dibulatkan secara otomatis menggunakan rounder.Adonan
yang telah dipotong dan dibulatkan tersebut selanjutnya akan masuk ke dalam intermediate
proofer. Proses ini bertujuan agar adonan lebih relaks sehingga adonan
menjadi lebih lembut dan mudah untuk dibentuk pada proses selanjutnya.
Untuk
menghasilkan adonan roti dengan ukuran pori yang seragam, adonan dipipihkan
terlebih dahulu. Pada proses ini gas yang terdapat pada kantung udara akan
dikeluarkan sehingga adonan akan memiliki pori-pori yang halus dan
seragam.Adonan selanjutnya dibentuk sesuai dengan bentuk yang dikehendaki.
Bentuk dapat berupa bentuk bulat, oval, bentuk seperti tabung, atau
bentuk-bentuk lainnya. Khusus untuk roti manis, sebelum dibentuk biasanya
adonan akan diisi terlebih dahulu dengan isian roti.
Setelah
dibentuk, adonan selanjutnya disusun pada loyang khusus. Loyang yang sudah
penuh dengan adonan selanjutnya disimpan pada rak khusus dan dimasukkan ke
dalam ruang fermentasi akhir.Proses fermentasi akhir (final proofing)
ini memiliki prinsip yang sama dengan proses fermentasi pertama, namun
dilakukan dengan waktu yang lebih singkat. Setelah adonan mengembang dan
diperoleh volume adonan yang sesuai dengan standar yang diharapkan, adonan
selanjutnya dikeluarkan dan siap untuk dipanggang.
Proses
pemanggangan adonan (baking) dilakukan pada tunnel oven yang
memiliki panjang sekitar 12 meter selama 10 hingga 30 menit, tergantung dari
jenis roti yang akan dibuat, dengan suhu pemanggangan yang dijaga ketat agar
roti dapat matang dengan sempurna.Selama proses ini, adonan akan dimatangkan
baik di bagian dalam maupun bagian luar. Pada proses ini akan diperoleh warna
roti yang diharapkan. Demikian pula dengan aroma khas roti akan muncul pada
saat proses pemanggangan berlangsung.
Roti yang telah
matang selanjutnya akan dikeluarkan dari loyang (depanning) dan
dilakukan proses pendinginan (cooling) pada cooling tower
terlebih dahulu sebelum roti siap untuk dikemas. Proses pendinginan ini
bertujuan agar uap air yang terdapat pada roti dapat keluar terlebih dahulu
secara optimal. Apabila roti dikemas dalam kondisi yang masih panas akan lebih
berpotensi menyebabkan roti mudah berjamur.
Roti yang
baru keluar dari oven juga umumnya kondisinya masih lembek. Khusus untuk roti
tawar, jika roti tersebut langsung dipotong, maka roti akan lebih mudah rusak
sehingga bentuknya tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Setelah mencapai suhu yang telah
ditetapkan, roti selanjutnya siap untuk dikemas. Khusus untuk roti tawar, roti
akan dipotong terlebih dahulu. Selain itu juga dilakukan proses sortir untuk
memastikan bahwa roti yang akan dikemas adalah roti yang telah memenuhi
persyaratan mutu yang ditetapkan.
Pada kemasan
SARI ROTI selalu tercantum kode produksi dan dilengkapi dengan tanggal baik
sebelum, yang menyatakan roti baik untuk dikonsumsi sebelum tanggal yang
tertera pada kemasan. Khusus untuk roti tawar SARI ROTI, tanggal baik sebelum
tertera pada kwiklok atau penjepit kemasan roti.
Roti yang
telah dikemas selanjutnya akan dilewatkan terlebih dahulu pada metal
detector. Hal ini bertujuan agar roti yang akan dijual kepada konsumen
bebas dari kontaminasi fisik dan tidak membahayakan konsumen. Proses metal
detecting ini juga merupakan salah satu bagian implementasi sistem HACCP (Hazard
Analysis and Critical Control Point) pada proses pembuatan SARI ROTI.Roti
yang telah lolos dari metal detector selanjutnya akan disusun pada krat
khusus, diserahkan kepada gudang Finished Goods dan siap untuk
didistribusikan.
C. DISTRIBUSI
Proses
pendistribusian produk SARI ROTI berlangsung selama 24 jam. Dan untuk menjamin
bahwa produk yang sampai kepada konsumen adalah produk yang fresh, SARI
ROTI dibuat setiap hari, sehingga setelah SARI ROTI selesai diproduksi, SARI
ROTI akan segera dikirimkan kepada konsumen, baik melalui jalur traditional
market maupun modern market.
Dengan 8
pabrik yang ada saat ini yang tersebar di daerah Bekasi (Jawa Barat), Pasuruan
(Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), Medan (Sumatera Utara), Palembang
(Sumatera Selatan), Makassar (Sulawesi Selatan) hingga saat ini SARI ROTI akan
mudah didapatkan.
Struktur organisasi
Minggu, 11 Oktober 2015
Benny Setiawan Santoso
Presiden Komisaris
Tan Hang Huat
Komisaris
Warga Negara Singapura. Menjabat
sebagai Komisaris PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk. sejak tahun 2010. Meraih
gelar Master of Business Administration (MBA) di University of Newcastle,
Australia. Saat ini menjabat pula sebagai Komisaris di beberapa perusahan
antara lain PT Ria Bintan dan PT Agro Green Asia, Presiden Komisaris PT Panduharapan
Nusa dan Direktur pada Treasure East Investements Limited.
Jusuf Arbianto Tjondrolukito
Komisaris Independen
A. Latar Belakang Masalah
Taman Mini Indonesia (TMII)
merupakan obyek wisata dengan konsep dasar yang memadukan secara serasi
pendidikan dan pariwisata dimana kita bisa bermain dan belajar sekaligus dalam
satu tempat dan waktu, dengan wahana pendidikan yang sarat akan khasanah ilmu
pengetahuan dan teknologi di rute awal, sekaligus menghantarkan kita pada
wahana-wahana lain yang akan semakin membentangkan cakrawala pengetahuan bagi
siapa saja yang datang berkunjung. Mulai dari Wahana Galeri Etnik Nusantara dan
Anjungan Jawa Timur yang akan membawa kita kelorong waktu, berpindah dari satu
tempat ke tempat lain di Nusantara dan menjelajahi ragam budaya Indonesia.
Terdapat juga Galeri Belanja ( Kimia, Fisika, Biologi, dan Matematika ) dengan
Stadium Galeri Belajar yang mampu menampung hingga 300 siswa.
Dilengkapi pula alat peraga ilmu
terapi ( indoor & outdoor ) yang didukung oleh PLN, Telkom, Rimba Raya dan
sejumlah Universitas terkemuka di Jawa Timur. Dan tentu saja, wahana permainan
yang fantastis dengan penambahan 3 wahana baru setiap tahunnya, akan semakin
melengkapi kegembiraan liburan.
Pada era globalisasi dan kemajuan
tekhnologi, Indonesia sedang giat – giatnya melancarkan pembangunan yang
dititik beratkan pada bidang pariwisata sehingga diperlukan kualitas penduduk
yang terampil dan sikap dalam mengikuti era dunia baru. Taman Mini Indonesia
(TMII) ini merupakan sarana pembangunan ilmu pengetahuan serta tempat obyek
wisata.
Laporan ini diharapkan menjadi
pembuktian kepada kami, mengenai peranan Taman Mini Indonesia (TMII) sebagai
wahana ilmu pengetahuan dan obyek wisata
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan Taman Mini Indonesia
Indah (TMII) sebagai wahana ilmu pengetahuan ?
2. Bagaimana peranan Taman Mini Indonesia
(TMII) sebagai obyek wisata?
C. Tujuan
Adapun tujuan diadakan penulisan ini
ialah :
1. Siswa memperoleh kegiatan positif sebagai
wahana untuk meningkatkan daya nalar terhadap obyek yang dikaji.
2. Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan
sacara teoritis terhadap pengetahuan praktis dan mengetahui lebih banyak lagi
tentang teori beserta pengembangannya
3. Siswa termotivasi untuk memperdalam serta
mengembangkan ilmu pengetahuan.
4. Siswa kenal terhadap lingkungan sekitar
yang ada, sehingga menambah kecintaan terhadap tanah air.
5. Siswa dapat berlatih dalam kegiatan
pengumpulan data secara benar dalam pembuatan laporan ini.
D. Landasan Teori
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan wisata budaya
yang menggambarkan Indonesia yang besar dalam bentuknya yang kecil. Sasaran
yang dijangkau TMII adalah meningkatkan pengetahuan dan memberikan pengertian
kepada bangsa-bangsa lain tentang Indonesia yang sebenarnya. Ke dalam sendiri,
jangkauannya ialah terjadinya proses pendidikan dan peningkatan pengetahuan
bangsa sendiri mengenai tanah airnya, sehingga terpupuklah rasa cinta kepada
tanah airnya..
TMII terletak pada berpadunya isi
dan nuansa tradisional dengan sentuhan hasil pemikiran modern yang terwujud
dalam materi-materi pameran, bangunan-bangunan maupun sarana-sarana fisik,
ragam acara, atraksi maupun kegiatan yang dilakukan, serta pelayanannya.
Penyajian keluhuran nilai budaya tradisi masa lalu, dinamika kehidupan
masyarakat dan kebudayaan di masa kini, serta harapan dan cita-cita di masa
yang akan datang yang berkesinambungan dalam perwujudan yang terpadu,
menjadikan TMII sebuah kawasan wisata yang berharga.
Di TMII yang merupakan satu-satunya
di Indonesia bahkan di dunia, selain
pengunjung dapat menikmati fasilitas rekreasi di luar ruangan (out door
recreation) dengan lingkungan yang terbuka hijau yang memadai juga dapat
menimba pengetahuan dan informasi mengenai banyak hal yang menarik di sekitar
kehidupan manusia dalam kaitannya dengan masyarakat, kebudayaan dan lingkungan
Indonesia. Untuk sekedar jalan-jalan, belanja, makan, nonton, ataupun untuk
kepentingan yang lebih serius seperti studi dan bahkan penelitian, TMII adalah
tempat yang tepat.
Hampir setiap saat, setiap hari,
khususnya hari-hari libur dan besar lainnya, di Anjungan-anjungan Daerah maupun
di pangung-panggung seni, digelar
beragam atraksi seni budaya yang menarik.Selain itu, diwaktu-waktu tertentu dan
dalam peristiwa-peristiwa khusus, TMII juga menggelar acara-acara khusus. Acara-acara tersebut
antara lain adalah Paket Acara Khusus yang secara bergiliran diselenggarakan
oleh Anjungan-anjungan Daerah. Paket ini menampilkan beragam aspek dan corak
seni budaya daerah, baik dalam bentuk pergelaran seni ataupun upacara adat,
lengkap dengan sajian makanan khas, kerajinan tangan, serta berbagai potensi
pariwisatanya. Khalayak penikmatnya pun berasal dari berbagai kalangan antara
lain diplomat, pengusaha, politikus, seniman dan masyarakat umum, sehingga
tepat bila digunakan sebagai arena lobi untuk menjalin kerjasama yang saling
menguntungkan.
Acara-acara khusus lain, seperti
Parade Tari Nusantara, Karnaval Prajurit Tradisional, Parade Lagu daerah, dan
lain sebagainya, biasa disajikan untuk mengisi dan memeriahkan sejumlah pekan
yang diselenggarakan secara rutin di TMII. Pekan-pekan tersebut adalah HUT
TMII, Pekan Liburan Sekolah, Pekan Agustus, Pekan Wira Budaya, Pekan
Desember/natal dan Tahun baru, Pekan Suro/Muharam, dan Pekan Lebaran.
Selain itu, TMII juga melayani
konsultasi bermacam aspek kehidupan yang berkaitan dengan kebudayaan, sesuai
kebutuhan masyarakat. Misalnya, secara rutin TMII melalui Museum Pusakanya
melayani konsultasi mengenai pusaka dan beragam aspeknya. Pada waktu-waktu
tertentu, melalui pekan Penyembuhan Tradisional, TMII membuka kesempatan pada
pengunjung untuk berkonsultasi mengenai masalah kesehatan. Demikian pula dengan
keperluan-keperluan lainnya, seperti untuk menyelenggarakan secara adat pesta
pernikahan, inisisasi dalam siklus hidup manusia, ruwatan, sarasehan, dan
sebagainya.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam rangkaian penyusunan laporan
widya wisata ini penyusun memperoleh data-data dan informasi yang diperlukan
sebagai materi penguraian. Untuk memperoleh data-data informasi tersebut
penulis menggunakan beberapa mtode penunjang antara lain:
1. Riset Lapangan
Dalam
metode ini terdapat berbagai cara dalam pengumpulan data lainya diantaranya:
a. Observasi : Melalui objek observasi
peneliti bisa datang ketempat tujuan untuk
meneliti semua benda-benda yang ada di IPTEK Taman Mini Indonesia.
b. Wawancara : Melalui wawancara kepada
narasumber sehingga penulis dapat bertanya dan mengumpulkan informasi secara
langsung.
c. Dokumentasi : Melalui dokumentasi,
penulis dapat mengumpulkan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber.
2. Riset Perpustakaan
Dalam metode ini penulis dapat memperoleh
informasi atau data-data dengan cara membaca buku yang disediakan
diperpustakaan tersebut, dan penulis dapat mendokumentasikan data-data yang
diperoleh sehinga penulis meski tidak meneliti secara langsung namun masih bisa
mengetahui tentang IPTEK Taman Mini Indonesia.
A. Latar Belakang Objek
1. Sejarah Berdirinya Taman Mini Indonesia
(TMII)
Siti Hartinah Soeharto
yang biasanya dipanggil Ibu Tien Soehartomempunyai gagasan membangun kawasan
wisata Taman Mini “Indonesia Indah”. Prakarsa itu diilhami oleh pidato Presiden
Soeharto tentang keseimbangan pembangunan antara bidang fisik-ekonomi dan
bidang mental-spiritual.
Ibu Tin Soeharto Selaku
ketua Yayasan Harapan Kita (YHK), yang berdiri pada tanggal 28 Agustus 1968
menyampaikan gagasan pembangunan Miniatur Indonesia pada rapat pengurus YHK
tanggal 13 Maret 1970 di Jl. Cendana No. 8, Jakarta. Bentuk dan sifat isian
proyek berupa bangunan utama bercorak rumah-rumah adat daerah yang dilengkapi
dengan pergelaran kesenian, kekayaan flora-fauna, dan unsur budaya lain dari
masing-masing daerah yang ada di Indonesia. Gagasan itu dilandasi, antara lain,
semangat untuk membangkitkan kebanggaan dan rasa cinta terhadap tanah air dan
bangsa serta untuk memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di dunia.
Tanggal 30 Januari 1971
pada penutupan Rapat Kerja Gubernur, Bupati, dan Walikota seluruh Indonesia di
Istana Negara yang juga dihadiri oleh Presiden, Ibu Tien Soeharto dengan
didampingi Menteri Dalam Negeri Amir Mahmud untuk pertama kalinya memaparkan
maksud dan tujuan pembangunan Miniatur Indonesia “Indonesia Indah” di depan
umum. Berbagai saran, tanggapan, dan pemikiran dari berbagai kelompok
masyarakat pun muncul, yang sebagian besar mendukung pembangunan proyek
tersebut.
Pada tanggal 11 Agustus
1971, dengan surat YHK, Ibu Tien Soeharto menugaskan Nusa Consultans untuk
membuat rencana induk dan studi kelayakan. Tugas itu selesai dalam waktu 3,5
bulan.
Lokasi pembangunan proyek awalnya
berada di daerah Cempaka Putih, di atas tanah seluas + 14 hektar. Namun
Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menyarankan lokasi di daerah sekitar Pondok
Gede, Kecamatan Pasar Rebo, dengan luas tanah ± 100 hektar. Selain lebih luas,
lokasi itu juga mengikuti perkembangan kota Jakarta di kemudian hari. Ibu Tien
Soeharto menerima saran tersebut, karena dengan lahan yang lebih luas
memungkinkan proyek miniatur Indonesia menampilkan rumah-rumah adat daerah dan
bangunan-bangunan lain dalam ukuran yang sebenarnya.
Pada tanggal 30 Juni
1972 pembangunan dimulai tahap demi tahap secara bersinambung. Rancangan
bangunan utama berupa peta relief Miniatur Indonesia berikut penyediaan airnya,
Tugu Api Pancasila, bangunan Joglo, dan Gedung Pengelolaan disiapkan oleh Nusa
Consultants berikut pembuatan jalan dan penyediaan kaveling tiap-tiap bangunan.
Rancangan bangunan lain, seperti bangunan khas tiap daerah, dikerjakan oleh
berbagai biro arsitek, sedang Nusa Consultants hanya membantu menjaga
keserasian secara keseluruhan.
Berkat
kegotong-royongan semua potensi nasional: masyarakat di sekitar lokasi,
pemerintah pusat dan daerah, swasta, dan berbagai unsur masyarakat lainnya,
dalam kurun waktu tiga tahun pembangunan TMII tahap pertama dinyatakan selesai.
Pada tanggal 20 April
1975 Taman Mini “Indonesia Indah” diresmikan pembukaannya oleh Presiden
Soeharto. TMII telah mempunyai logo berhuruf I dan I, kedua huruf ini mewakili
nama Indonesia Indah. Sedangkan maskotnya berupa tokoh wayang Hanoman yang
dinamakan NITRA (Anjani Putra).
Sebagai kawasan wisata
yang dikonsep secara matang, sejak usia dini TMII telah mengantongi berbagai
penghargaan di bidang pariwisata, baik penghargaan dari pemerintah daerah
maupun lembaga internasional. Penghargaan ini salah satunya berasal dari
Pemerintah DKI Jakarta yang diberikan pada tahun 1976, 1977, 1978, 1981, 1991,
1992, 1993, dan 1995. Selain itu, TMII juga pernah menggondol penghargaan
pelestarian kebudayaan Golden Award dari Pacific Asian Travel Assosiation
(PATA) pada tahun 1987. Khusus di bidang pembinaan industri kecil, TMII juga
pernah mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia berupa Upakarti
Kepeloporan pada tahun 1990.
Dan sekarang TMII sudah
berkembang. Berbagai sarana transportasi juga sudah banyak menujut tempat
wisata ini seperti angkutan mobil, rental kendaraan, maupun jenis angkutan
mobil. Bagi Anda yang ingin liburan bersama keluarga bisa menggunakan kendaraan
sendiri atau rental kendaraan agar lebih aman dan nyaman.
2. Lokasi Taman Mini Indonesia (TMII)
Taman Mini “Indonesia
Indah” terletak di Jakarta, Ibu kota Negar RI. Kawasan yang dipergunakan
sebagai lokasi TMII berada di kawasa administrasi 4 kelurahan dan 3 kecamatan,
yaitu kelurahan Bambu Apus danCeger di Kecamatan Cipacung, Kelurahan Kampung
Dukuh di KecamatanKeramat Jati dan Kelurahan Pinang Ranti di Kecamatan Kampung
Makasar, Jakarta Timur.
Letaknya dari Tugu
Monas pusat Kota Jakarta, kurang lebih 25 km. Berjarak 5 km dari Lapangan
Terbang Halim Perdana Kusuma dan 200 meter dari Gerbang Tol Jagorawi. Letaknya
yang cukup strategis ini memudahkan masyarakat menempuh untuk perjalanan menuju
TMII dalam waktu yang relatif singkat dan cepat. Luas TMII pada awal
diresmikanya (20 April 1975) adalah ± 100 HA, sesuai dengan SK Gubernur
No.528/A/BKD/1972 tanggal 7 Maret 1972 mengenai Ijin Pembangunan Miniatur
Indonesia oleh Yayasan Harapan Kita, yang terletak di Kelurahan Bambu Apus,
Kelurahan Ceger, Kelurahan Dukuh, dan Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Pasar Rebo,
Wilayah Jakarta Timur.
TMII adalah “proyek
tumbuh”, yang setiap tahunnya akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan
perkembangan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu bangunan fisik dan
fasilitas di dalam TMII diupayakan terus bertambah lengkap. Hal ini tentu saja
membawa konsekuensi perluasan lahan. Oleh karena itu melalui keputusan Gubernur
DKI Jakarta No. 3498 tanggal 9 Oktober 1984 tentang Perluasan Penguasaan
Peruntukan Bidang Tanah Proyek Nasional TMII (kawasan diperluas menjadi 394,535
HA dari luas 414,3 HA-19,865 HA) Dari luas lahan tersebut di atas, saat ini
yang telah dimanfaatkan untuk pembangunan kawasan TMII adalah ± 165 HA.
Lahan tersebut awal
mulanya merupakan daerah persawahan dan perladangan milik rakyat, namun
kemudian ditransformasikan menjadi kawasan wisata TMII. Taman mini indonesia
indah sengaja dibuat sebagai wahana yang dapat merepresentasikan kebhinekaan
Indonesia dan kekayaan khasanah budaya bangsa. Sedangkan tujuan pendirian taman
miniatur ini adalah untuk memupuk dan membina persatuan bangsa, menjunjung
tinggi kebudayaan nasional, dan memperkenalkan kebudayaan, adat-istiadat, dan
perilaku masyarakat Indonesia kepada rakyat Indonesia sendiri dan bangsa lain.
Tujuan-tujuan tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam objek-objek wisata yang
disajikan di kawasan TMII, seperti anjungan daerah, museum, taman, tempat
rekreasi, dan lain-lain.
Bentuk dan sifat isian
proyek berupa bangunan utama bercorak rumah-rumah adat daerah yang dilengkapi
dengan pergelaran kesenian, kekayaan flora-fauna, dan unsur budaya lain dari
masing-masing daerah yang ada di Indonesia. Gagasan itu dilandasi, antara lain,
semangat untuk membangkitkan kebanggaan dan rasa cinta terhadap tanah air dan
bangsa serta untuk memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di dunia.
B. Penyajian Data
TMII adalah kawasan
wisata yang unik. Apabila di tempat-tempat lain, Museum maupun Taman adalah
sebuah obyek wisata yang berdiri sendiri, maka di TMII, 33 Anjungan Daerah
sudah termasuk Propinsi hasil pemekaran yang juga berfungsi sebagai museum
hidup atau show window bagi daerahnya, 15 museum dari berbagai aspek, serta 10
taman, yang juga berfungsi sebagai konservasi ex-situ berada dalam satu komplek
di satu lokasi. Jumlah inipun masih mungkin akan terus bertambah dari waktu ke
waktu. Taman Budaya Tionghoa sudah mulai
pembangunannya sejak empat tahun yang lalu masih terus menghias diri, dengan
pintu gerbang yang berasala dari Cina sudah dapat disaksikan. Kehadian Taman
Budaya Tiongoa ini dimasa datang dapat diikuti oleh Taman Budaya bangsa-bangsa
lain yang ikut membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dengan memperhatikan
kebutuhan pengunjung, TMII memberikan pelayanan 7 hari dalam seminggu dan 9 jam
dalam sehari, sejak pukul 08.00 – 17.00 wib. Di luar waktu pelayanan tersebut,
disaat-saat khusus TMII juga menyelenggarakan berbagai acara yang dapat
disaksikan hingga malam hari, misalnya, pergelaran wayang kulit semalam suntuk
dan lain-lain. Di dalam kawasan TMII terdapat dua sarana akomodasi, yaitu Graha
Wisata Remaja dan Desa Wisata yang melayani kedatangan pengnjung selama 24 jam,
yang semakin memudahkan mereka yang datang dari luar DKI. Jakarta. Selain itu
beberapa Unit Usaha dan Anjungan Daerah juga melengkapi bangunannya yang dapat
digunakan sebagai mess untuk menampung duta-duta seni dari daerah.
PEMBAHASAN
I. Peranan Taman Mini Indonesia Indah
(TMII) sebagai wahana ilmu pengetahuan?
Miniatur Indonesia secara lengkap,
baik bentang darat, kekayaan alam, aneka warna seni dan budaya daerah, maupun
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai bentuk seni dan
budaya masa kini tersajikan di sini. Paparannya diwujudkan dalam bentuk
Miniatur Arsipel Indonesia yang merupakan danau buatan dengan tiruan kepulauan
Indonesia berikut penampangdaratnya beserta anjungan-anjungan daerah. Tiap
anjungan tersebut menampilkan rumah adat bercorak arsitektur tradisional berikut
penyajian benda-benda budaya, pentas seni, upacara adat,keragaman kuliner, dan
berbagai seluk beluk yang berkait dengan daerah bersangkutan, yang secaranyata
menunjukkan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an Indonesia.
Selain anjungan daerah, berderet
museum-museum yang memamerkan bukan hanya koleksi sejarah,budaya, serta
teknologi masa lalu dan masa kini melainkan juga menciptakan dialog dengan
pengunjung melalui berbagai peragaan yang pada gilirannya menjadi tonggak
penciptaan di masadepan. Penampilan 15 museum, antara lain Museum Indonesia,
Museum Transportasi, Museum Migas, Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, merupakan sumber informasi tiada batas.
II. Peranan Taman Mini Indonesia (TMII)
sebagai obyek wisata?
Wahana rekreasi berupa 11 unit taman, antara
lain Taman Burung, Taman Akuarium Air Tawar, danTaman Bunga Keong Emas;
berbagai wahana inovatif, seperti Istana Anak Anak Indonesia, Teater Imax Keong
Emas, Teater 4D Motion, Kereta Gantung (skylift), monorel Aeromovel,serta
TamanBudaya Tionghoa Indonesia dan TMII Waterpark yang kini sedang dibangun,
juga menawarkan nuansa yang menarik. Berbagai jenis wahana dan fasilitas
tersebut semuanya mempunyai dimensi rekreasi, pendidikan,pelestarian, sekaligus
pemerkayaan cakrawala pengetahuan dan pewarisan nilai-nilai budaya
bangsaIndonesia, khususnya bagi generasi muda.
Sebagai sebuah kawasan wisata,
kehadiran TMII tak cuma diakui oleh masyarakat luas yangditandai oleh padatnya
pengunjung di hari-hari libur, tetapi pengakuan berupa sejumlahpenghargaan dari
berbagai kalangan resmi.Dalam usianya yang baru setahun, pada tahun 1976. TMII
telah menerima penghargaan dibidang kepariwisataan dari pemerintah DKI Jakarta.
Kemudian berturut-turut pada tahun 1977dan 1978 memperoleh penghargaan
kepariwisataan dari pemerintah DKI berupa "PalmPerunggu" dan
"Palm Perak". Pada tahun 1981 masih dari pemerintah DKI. TMII
memperolehpenghargaan kepariwisataan berupa "Palm Emas".Pada tahun
1987, TMII memperoleh penghargaan pelestarian kebudayaan Golden Award
dariPacific Asian Travel Association (PATA). Di bidang pembinaan industri
kecil, hasil-hasil yangtelah dicapai oleh TMII membuahkan penghargaan dari
Pemerintah republik Indonesia berupaUpakarti Kepeloporan pada tahun 1990.Penghargaan
kepariwisataan dari pemerintah DKI Jakarta, berupa "Adikarya Wisata"
diperolehpada tahun 1991. 1992 dan 1993. Selanjutnya pada tahun 1994. TMtl
memperoleh plakat"Adikaryottama Wisata" juga dari pemerintah DKI
Jakarta atas prestasinya mempertahankan"Adikarya Wisata", selama
empat tahun berturut-turut. Adapun pada tahun 1995, TMIIberhasil memperoleh
penghargaan berupa piagam "Adikaryottama Wisata 1995".Adikaryottama
berasal dari bahasa sansekerta, yang berarti Adi Karya yang Utama.Pada tahun
1995 pula TMII memperoleh Penghargaan Penghijauan Lingkungan dariPemerintah DKI
Jakarta. TMII merupakan hasil karya putra-putri Indonesia dalam
upayamelestarikan, membina dan mengembangkan serta menyebarluaskan ragam aspek
budayaIndonesia. Nilai-nilai tradisi warisan leluhur turun temurun, tata nilai
yang berlaku saat iniserta harapan-harapan bangsa Indonesia di masa datang
tercermin dari berbagi bentuk peragaanstatis maupun dinamis di seluruh areal
TMII.TMII tercatat sebagai kawasan wisata Indonesia yang paling banyak
menggelar produk-produk kesenian daerah. Di tiap Anjungan. maupun di tiap sudut
bagiannya. setiap hari ada sajapesona budaya daerah yang bisa disaksikan
pengunjung. Atraksi-atraksi menarik yang padaakhirnya akan mendorong pengunjung
untuk datang ke daerah tersebut manakala ada kesempatan.
PENDAHULUAN
Pada tanggal 17 Agustus 1961
dimulai pembangunan Monumen Nasional. Monumen ini tidak hanya sekedar tugu yang
menampilkan keindahan fisik, namun menjadi sumber inspirasi bagi generasi
mendatang untuk mengenang perjuangan merebut kemerdekaan serta sumber semanggat
untuk tetap mempertahankan kemerdekaan. Dan sebagai ungkapan rasa terima kasih
bangsa kepada perjuangan dan pengorbanan patriot bangsa yang telah tiada,
Namun,
monument nasional (Monas) kurang menarik bagi generasi muda sekarang padahal
Monas merupakan symbol yang merefleksikan tentang sejarah perjuangan bangsa
yang harus terus dikenang. Monas merupakan identitas bangsa Indonesia dan
masyarakat seharusnya lebih mengenal monas. Atas dasar permasalahan itulah,
penulis akan menjabarkan tentang sejarah monas dan solusi agar monas lebih
dikenal oleh masyarakat sebagai objek wisata sejarah.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sejarah pembangunan Monas?
2.
Bagaimana Pelaksanaan Penbangunan Tugu Monumen Nasional?
3.
Apa saja Bagian-Bagian Monumen Nasional?
4.
Apa Makna Simbol-Simbol Monumen Nasional?
5.
Apa Kelebihan dari Monas?
6.
Apa kekurangan dari Monas?
7.
Solusi untuk mengembangkan Monas?
1.3
Tujuan Penelitian
Mengetahui
penyebab berkurangnya minat masyarakat terutama para generasi muda untuk
mengunjungi objek wisata bersejarah.
1.4
Metode Penelitian
Metode
yang digunakan oleh penulis dalam memperoleh data untuk makalah ini adalah
dengan:
Metode
observasi, mengamati pengunjung dan keadaan dikawasan objek wisata.
Metode
Interview, dengan mewawancarai pengunjung dan pengelola objek wisata bersejarah
Monas
PEMBAHASAN
Sejarah Pembanguan
Monumen Nasional
Guna mengenang dan menandai
kebesaran perjuangan Kemerdekaan bangsa Indonesia yang dikenal dengan Revolusi
17 Agustus 1945 serta untuk membangkitkan semanggat patriotisme generasi muda
sekarang dan yang akan datang, maka dibangunlah suatu tanda peringatan yang
bentuk tugu yang Kemudian diberi nama Monumen Nasional.
Tugu atau Monumen Nasional memiliki
cirri tersendiri. Arsitektur dan dimensinya melambangkan kias kekhususan Indonesia. Bemtuk yang paling
menonjol adalah menjulang tinggi dan palataran cawan yang laus mendatar. Di
puncak Tugu api menyala tiada kunjung padam, melambangkan tekad dan semangat
bangsa Indonesia yang tak pernah surut berjuang sapanjang mas. Angka-angka
keramat bangsa Indonesia. 17-8-45 diabadikanpada Monumen ini.
Bentuk dan tata letak Monumen
Nasional ini sangat menarik. Dengan berdiri di plaza bagian utama Taman Monumen
Nasional, orang dapat menikmati pemandangan indah sejuk yang mempesona, berupa
taman dan kolam air mancur. Disini orang
dapat memasuki terowongan sepanjang 95 meter, tiga meter di bawah jalan silang
Monas yang berpagar “Bambu Runcing”, mengingatkan pada model senjata bangsa
Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Lokasi pembangunan Tugu Nasional
disepakati didirikan di Lapangan Merdeka. Mengingat Lapangan Merdeka terletak
di jantung Ibukota Jakarta, seluas cukup ideal dan dikelilingi oleh
gedung-gedung Pemerintah. Selain itu lapangan Merdeka mempunyai nilai sejarah,
dimana Bangsa Indonesia mengalami cobaab (testcase) pada tanggal 19 september
1945 pada waktu mengadakan rapat raksasa di lapangan IKADA (Sekarang Lapangan
Merdeka) untuk menyatakan kebulatan tejad menggalang persatuan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia terhadap penjajah di bawah tekanan penjagaan Jepang yang
oada waktu itu dengan sangkur terhunus.
Demikian pula halnya Jakarta dipilih
sebagai tempat yang paling layak untuk didirikan Tugu Nasional, karena Jakarta
bukan saja sebagai Ibukota Pusat Pemerintahan Republik Indonesia, tetapi
sebagai kota Proklamasi. Di Jakrtalah Bung Karno dan Bung Hatta atas nama
bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdakaan Indonesia. Di kota ini pula pada
tanggal 19 september 1945 ratusan ribu rakyat Indonesia tanpa takut dan gentar
menghadapi todongan sangkur dan kepungan mobil berlapis baja tentara Jepang
menyatakan kebulatan tekad kepada dunia untuk merdeka dan hanya mengakui
Pemerintah Republik Indonesia di lapangan Merdeka.
Gagasan awal pembangunan Monumen
Nasional muncul setelah sembilan tahun Kemerdekaan Republik Indonesia
diproklamirkan. Atas dasar keinsyafan beberapa orang, selang beberapa hari
setelah perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945,
dibentuklah “ panitia Tugu Nasional” yang bertugas mengusahakan berdirinya Tugu
Monas tersebut. Panitia ini dipimpin oleh Sarwoko Martokusumo, S. Suhud selaku
Penulis, Sunali Prawirosudirjo selaku Bendahara dan dibantu oleh 4 orang
anggota masing-masing Supeno, K.S wijoto, E.F. Wenas dan Sudiro.
Tugas panitia adalah mempersiapkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan penbagunan Monumen Nasional yang akan
didirikan di tengah-tengah Lapangan Medan Merdeka Jakarta. Termasuk mengumplkan
biaya pembangunan yang harus dikumpulkan dari masyarakat sendiri.
Adapun
maksud dan tujuan pembangunan Monumen Nasional adalah:
·
Memperingati dan
mengabadikan Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
yang mewujudkan Revolusi Nasional;
·
Mencerminkan jiwa dan
perjuangan dalam menegakan semangat dan mempertinggi keagungan Revolusi
Kemerdekaan Bangsa Indonesia (Ditampilkan dalam bentuk Tuguyang menjulang ke angkasa
dengan puncak api yang tak kunjung padam);
·
Memberikan inspirasi
dalam mendidik generasi sekarang dan akan datang mengenai arti kebesaran
perjuangan, kepribadian, kebudayaan dan martabat Bangsa Indonesia;
·
Memperkenalkan Tugu
Nasional kepada dunia Internasional, secara keseluruhan sebagai salah unsur
objek wiasata.
Pelaksanaan Penbangunan
Tugu Monumen Nasional
Pembangunan
Tugu Monumen Nasional dilaksanakan melalui tiga tahap sebagai berikut :
Bagian-Bagian Monumen
Nasional
·
Pintu Gerbang Utama.
Dengan
berjalan di atas plaza di Taman Medan Merdeka Utara, para pengunjung akan menikmati pemandangan
taman dan air mancur yang ada disana. Kemudian setelah melewati patung pangeran
Diponegoro, turun masuk kedalam terowongan yang melintas di jalan silang Monas dan
keluar tepat di halaman Tugu Monumen Nasional yang sekelilingnya berpagar besi
berbentuk “Bambu Runcing”
·
Ruang Museum Sejarah
Ruangan
ini terletak 3 meter di bawah halaman Tugu Monumen Nasional, sedangkan atap
Museum terletak 5 meter di atas halaman Tugu. Luas ruangan ini 80 x 80 m dan
tinggi langit-langit 8 m. seluruh dinding, tiang-tiang dan lantai berlapis
marmer. Pada keempat sisi dinding masing-masing terdapat 12 buah jendela kaca
(diorama). Dari masing-masing jendela kaca itu dipertunjukan adegan-adegan
peristiwa Sejarah Bangsa Indonesia diawali dengan gambaran kehidupan masyarakat
Indonesia purba sampai Orde Baru.
Konsepsi
sejarah yang menelusuri adegan itu bahwa Perjuangan Nasional Indonesia sejak masa awal hingga
sekarang adalah kemerdekaan, persatuan, kesejahteraan dan keadilan social.
Adegan-adegan yang ada disini menggambarkan tujuan itu.
·
Ruang Kemerdekaaan
Ruang
Kemerdekaan berada di dalam Cawan Tugu Monumen Nasional. Ruang kemerdekaan ini
berbentuk amphitheater tertutup dimana para pengunjung sambil duduk dengan
tenang dan jhidmat dapat merenungkan dan meresapkan hiknah Kemerdekaan Bangsa
Indonesia. Pada keempat dinding yang berada di tengah ruangan ini terpasang
empat buah atribut Kemerdekaan Bangsa Indonesia, yaitu:
a.
Pada dinding sebelah Timur : Teks Proklamasi Republik Indonesia.
b.
Pada dinding sebelah Utara : peta
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terbuat dari perunggu dan
dilapis emas murni.
c.
Pada dindind sebelah Barat : terdapat lemari berbentuk pintu gapura yang terbuat
dari perunggu ukir dan dilapisi emas murni. Didalamnya terdapat peti kaca untuk
menyimpan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
d.
Pada dinding sebelah Selatan : lambing Negara Kesatuan Republik Indonesia
berbentuk “ Bhineka Tunggal Ika “ yang mengandung ideologi Negara Pancasila.
Pelataran
Cawan.
Peralatan
cawan berbentuk segi empat yang melingkari badan Tugu Monumen Nasional.
Pelataran cawan ini berukuran 45 m x 45 m dan berada di ketinggian 17 m. Dari
pelataran cawan ini pengunjung dapat melihat keindahan Taman Merdeka.
Pelataran
Puncak Tugu Monumen Nasional.
Pelataran
puncak Tugu Monumen Nasional terletak pada ketinggian 115 m yang berukuran 11m
x 11 m. dari pelataran ini pengunjung dapat menikmati panorama Ibukota Jakarta.
Dengan
menggunakan elevator berkapasitas 11 orang . pelataran puncak ini dapat dicapai
dalam waktu beberapa detik saja.
Dalam
keadaan darurat dapat dipergunakan anak tangga dari besi yang melingkari diseliling lift.
Lidah
Api Kemerdekaan
Lidah
Api kemerdekaan terletak di atas atap pelataran puncak Tugu terbuat dari
perunggu seberat 14,5 ton berbentuk kerucut dengan tinggi 14 m yang dilapisi
dengan 50 kg emas murni. Mesin lift ditempatkan didalam rongga lidah api.
Ketinggian
Tugu dari halaman Tugu sampai titik puncak lidah api 132 m, sedangakan tinggi
dari peralatan puncak sampai titik puncak lidah api adalah 17m.
Untuk
menjaga keamanan Tugu dari petir , pada titik puncak lidah api dipasang tiang
penangkal petir.
Wujud
Tugu yang menjulang ke angkasa dengan Puncak Api yang Tak Kunjung Padam
mencerminkan jiwa perjuangan dalam menegakan semangat dan mempertinggi
keagungan revolusi kemerdekaan bangsa Indonesia.
Kolam
Pendingin
Kolam
pendingin berukuran 45 m x 45 m merupakan bagian dari system pendinginan udara
didalam bangunan Tugu.
Air
mancur yang terdapat dalam kolam itu mempunyai dua fungsi, pertama untuk mendinginkan air yang telah
dipakai untuk AC dan kedua sebagai fungsi penghias Taman Medan Merdeka
Ruang
Mesin
Guna
memenuhi listrik untuk penerangan dan pendingin udara (AC) dibuat gardu induk dalam bangunan tersendiri dibawah tanah
(bunker) disisi utara Taman Medan Merdeka.
Patung
Diponegoro
Keberadaan
patung diponegoro dibagian Utara Taman Medan Merdeka menambah keagungan dan
keanggunan terdendiri terhadap bagunan Tugu Monumen Nasional. Patung yang
dibuat pemahat Italia Prof. Cobertaldo ini adalah sumbangan Konsul Jendral
Kehormatan Indonesia, Dr. Mario Pitto sebagai penghargaan dan tanda terima
kasih serta kekagumannya terhadap bangsa
Indonesia.
Makna Simbol-Simbol
Monumen Nasional
Monumen
Soekarno Hatta
Monument
Soekarno-Hatta terdiri dari 4 (empat) bagian, yakni :
Patung
Bung Karno:
Patung
Bung Hatta:
Naskah
Proklamasi
Eleman
latar belakang
Patung
Bung Karno Dan Bung Hatta
Patung
Bung Karno Dan Bung Hatta dibuat dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut :
Bung
Karno dan Bung Hatta adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia
Keagungan
dan Kebesaran Proklamasi yang mempunyai makna penting bagi Kemerdekaan Bangsa.
Penciptaan
Patung Bung Karno Dan Bung Hatta mencerminkan kedua pertimbangan tersebut
diatas. Suasana yang ingin dicapai adalah keagungan Proklamasi,kebesaran
cita-cita untuk Merdeka dan penghargaan bangsa terhadap perjuangannya.
Patung
Bung Karno Dan Bung Hatta dengan ketinggian masing-masing 4,60 m dan 4,30 m
dibuat dari perunggu dengan berat masing-masing 1,2 ton.
Naskah
Proklamasi
Naskah
Proklamasi di ukir pada perunggu seberat 600 kg dengan pembesaran 200 kali dari
aslinya dan berukuran 290 cm x 196 cm. Naskah Proklamasi ini dibuat ntiga
dimensi dengan tekukan-tekukan yang mengesankan karakter dari lipatan-lipatan
kertas pada naskah asli.
Elemen
Latar Belakang
Dasar
bentuk elemen Latar Belakang adalah Segi Tiga merupakaan bentuk paling
sederhana tetapi kokoh karena ketiga sisinya saling bertumpu, mempunyai dasar,
sisi tegak dan puncak. Dalam kehidupan tradisional Indonesia berbentuk segi
tiga ini sangat popular, seperti bentuk tumpal, pegunungan yang merupakan
perwujudan dari gunung, pohon, atau api.
Selain
itu, bilangan tiga dinyatakan jiga pada tiang jalan tapak yang menghubungkan
Plaza dengan Gedung Perintis Kemerdekaan dan kedua jalan besar. Dalam hubungan
ini, bilangan tiga bias melambangan hubungan antara manusia dengan manusia,
manusia dengan alam dan manusia dengan penciptaNya.
Bilangan
tiga mencerminkan sikap dasar manusia Indonesia seperti tercantum dalam Tri
Dharma:
Rumangsa
Melu Handarbeni ( Merasa ikut memiliki)
Melu
Hangrukebi (ikut menbela)
Mulat
Sariro hHngroso Wani ( berani melihat diri sendiri/instropeksi)
Untuk
kseluruhan Elemen Latar Belakang merupakan susunan dari sirip-sirip segitiga
yang berbentuk satu massa segitiga dan mengembang kipas. Bentuk ini jika
dilihat dari samping berdiri condong kedepan menyerupai jajaran bersifat ritmis
serta melengkung kedalam.
Kesan
yang diungkapkan dari bentuk ini adalah suatu kekuatan yang agung dan dinamis,
suatu kesatuan yang kental serta kemampuan untuk melindungi dan menjaga ruang
lingkup yang ada disekitarnya. Kesan ini melambangkan kekuatan perjuangan
bangsa Indonesia yang manpu melahirkan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan,
serta secara gigih dan dengan semanggat tinggi mampu menbela dan melindungi.
Dalam
susunan ini, kelahiran Proklamasi Kemerdekaan digambarkan melalui lima sirip
bagian tengah, seakan-akan tangan perjuangan yang merentang kedepan untuk
mengantar dan mempersenbahkan Kemerdekaan Bangsa.
Perjuangan
juga tidak akan menbuahkan hasil yang baik jika tidak dilaksanakan secara
berkesinambungan dan gigih. Maka air terjun pada Monumen dimaksudkan untuk
melambangkan kegigihan dan kesinambungan perjuangan. Elemen Latar Belakang
dibuat dari batu Onyx seluas 415 meter persegi, di tambang dari Bojonegoro,
Jawa timur yang di kerjakan oleh PT. Marmer Indonesia, Tulung Agung.
Jumlah
dan ukuran unsur-unsur bentuk Elemen Latar Belakang tersebut dibuat sedemikian
rupa untuk melambangkan hari Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945
Sirip-sirip
berjumlah 17 (tujuh belas).
Tinggi
sirip tengah 8 (delapan) meter.
Jumlah
gelombang pada tebing air terjun 45 buah.
Balok-balok
yang merentang dari sirip-sirip tengah berjumlah 5 buah yang melambangkan
Pancasila.
Monumen
Nasional sebagai museum yang menyimpan begitu banyak peinggalan bersejarah yang
berkaitan dengan perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan, seharusnya
menjadi tempat yang harus dikunjungi untuk mengenang jasa para pahlawan. Namun
kenyataannya karena globalisasi yang berkembang pesat, kehidupan masyarakat
menjadi berubah kearah gaya hidup hedonism yang hanya mementingkan kesenangan
hidup tanpa memperdulikan sejarah yang merupakan bagian penting dari masa
sekarang. Jadi hedonism menyebabkan berkurangnya minat masyarakat terhadap
objek wisata bersejarah. Sebagai contoh banyak pemuda-pemudi yang datang
mengunjungi ‘Monas’ namun mereka hanya bertamasya dan tidak tertarik untuk
mengetahui nilai sejarah yang ada dibalik penbangunan Monumen Nasional.
Banyak
event yang diselengarakan dikawasan ‘Monas’ namun hal tersebut tidak ada
kaitannya dengan nilai sejarah yang ada di ‘Monas’ jadi monas hanya sebagai
kawasan wisata yang dikomersilkan dan
melupakan tujuan awal dari pembangunan
‘Monas’ sebagai sarana untuk menanamkan rasa nasionalisme.Banyak sekali
referensi sejarah dari banyak tokoh proklamator. Selain itu ada juga
miniatur-miniatur 3 dimensi yang menunjukan bagaimana usaha para pahlawan
memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, sehingga disini kita bisa
membayangkan bagaimana kejadian tersebut terjadi.
Dalam
mengembangkan ‘Monas’ pemerintah harus ikut berpartisipasi. Event-event yang
diselenggarakan di ‘Monas’ harus lebih berkaitan dengan sejarah-sejarah
didirikannya ‘Monas’ dan agar tak membosankan seharusnya pemerintah mampu
mengemas acara sejarah itu dengan sangat menarik. Mengadakan
penyuluhan-penyuluhan ke berbagai sekolah agar sejak dini di tanamkan pola
pikir untuk mengenang dan mengetahui lebih banyak tentang sejarah para pahlawan
terdahulu.
Latar
Belakang Masalah
Hal-hal yang mendorong adanya tempat rekreasi dan
hiburan (Dunia Fantasi ):
·
Rekreasi dan hiburan telah menjadi unsur penting dalam kehidupan
masyarakat modern. diperkotaan seperti jakarta berkembangnya Zaman. Padatnya
aktivitas, dan tingginya tuntutan hidup serta tingkat stress membuat kebutuhan
masyarakat akan rekreasi dan hiburan semakin meningkat. Perubahan prilaku dan
cara pandang masyarakat mendorong kegiatan rekreasi tidak lagi sekedar dianggap
sebagai pemenuhan semata, tetapi sudah menjadi bagian dari life style atau gaya
hidup.
· Pada
dasarnya rekreasi berasal dari bahasa latin yaitu Re-creare, yang secara
harfiah berarti “Membuat ulang” dalam artian kegiatan yang dilakukan untuk
menyegarkan kembali jasmani dan Rohani seseorang, Rekreasi dan hiburan erat
kaitannya dengan sektor industri di sektor tersebut menunjang penyediaan
Fasilitas bagi masyarakat untuk dapat berrekreasi dan juga sebagai aktualisasi
gaya hidup.
B. Perumusan
masalah
Dalam penyusunan karya tulis ini penyusun ingin
merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana sejarah berdirinya Dufan
?
2. Apa saja
wahan yang ada di Dufan ?
3. Apa saja
bagian-bagian kawasan yang ada di Dufan ?
C. Tujuan dan
Manfaat Penulisan
·
Tujuan karya tulis ini adalah :
1. Untuk
mengembangkan ide-ide yang terdapat dalam pikiran, yang dituangkan kebentuk
tulisan agar dapat dipahami orang lain
2. Ingin
memberikan atau membagi ilmu pengetahuan tentang teori dan praktek karya tulis
kepada orang lain
·
Manfaat Penulisan ini :
Sebagai kelengkapan untuk mengikuti UN tahun pelajaran
2014/2015 serta sebagai penambahan ilmu pengetahuan dan memberi informasi
betapa pentingnya bangunan-bangunan bersejarah di Jakarta –Indonesia bagi
pembaca maupun penulis
.D. Metode
Pengumpulan Data.
Penulisan dalam memperoleh data tentang “Dunia Fantasi
(Dufan)” menggunakan metode atau cara untuk memperoleh informasi dari sejarah
berdirinya Dufan metode tersebut antara lain :
1. Metode
Survei
Metode yang dilakukandengan cara meninjau dan mengamati
secara langsung ke obyek wisata yang di tinjau.
2. Metode
Merangkum atau Mencontoh
Metode ini adalah peroses penulisan data dengan cara
menulis atau mengambil bagian-bagian terpenting dari buku panduan yang
diterbitkan.
3. Metode
Internet
Metode ini dilakukan dengan mengambil gambar atau
rangkuman sejarah Dufan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lokasi
Dunia Fantasi
Untuk mengunjungi Dufan , ada banyak jenis
transportasi yang dapat digunakan diantaranya :
· Dengan
menggunakan Fasilitas Commuter line dari stasiun pondok cina dan turun di
stasiun Jakarta Kota
· Lalu
menggunakan taksi blue bird karena taksi blue bird telah bekerja sama dengan
pihak Ancol (Dufan) sehingga hanya membayar uang Rp. 15.000
·
Andapun dapat menggunakan fasilitas transportasi Bus Trans Jakarta untuk
masuk kawasan Dufan anda dapat membayar tiket masuk dari harga Rp. 88.500 – Rp.
112.500 untuk rombongan pelajar.
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Berdirinya Dufan
Taman Impian Jaya Ancol ternyata sudah berdiri sejak
abad ke-17. Waktu itu Gubernur Jenderal Hindia Belanda Adriaan Valc Kenler
memiliki rumah peristirahatan sangat indah yang ditepi pantai. Sehingga kawasan
itu menjadi tempat wisata yang sangat berkembang.
Dufan memiliki maskot kera bekantan yang diberi nama
Dunia Fantasi (Dufan) di pilih kera sebagai karakter adalah untuk mengingatkan
bahwa Ancol dahuku adalah kawasan kera di pilih bekantan adalah semata-mata
untuk meningkatkan jenis satwa langka yang dilindungi karikatur bekantan di
visualisasikan oleh Matari Advertising.
Lalu, muncul usulan agar kawasan itu difungsikan
menjadi dawerah industri. Namun usulan itu ditolak mentah-mentah oleh Presiden
Soekarno, malah Bung Karno ingin membangun kawasan itu sebagai daerah wisata
lewat keputusan presiden pada kahir Desember 1965. Pada tahun-tahun berikutnya
pengadaan sarana rekreasi dan hiburan diarahkan pada saran hiburan berteknologi
tinggi, hal itu telah dimulai dengan dibangunnya kawasan taman impian “Dunia
Fantasi” tahap satu pada tahun 1985 yang diresmikan pad atanggal 29 Agustus
1985.
Dengan tujuan sebagai sarana rekreasi/ refresing para
pengunjung dan berfungsi sebagai wahana hibuhran yang bersifat tradisional yang
dikemas secara modern. Wahana ini membantu kita untuk santai dan melupakan
masalah sejenak.
B. Macam-macam
wahana yang tedapat di Dunia Fantasi (DUFAN).
Terdapat berbagai wahana yang ada di Dufan dari yang
santai sampai membuat kita ketakutan dan menjerit penuh kegembiraan, adapun
mscam-macam wahana tersebut antara lain :
1. Perahu
ayun
Permainan ini dapat membuat kita menjerit karena
ketakukan, sehingga kita dapat mengasah adrenalin kita meskipun menakutkan tapi
kita juga dapat merasakan kegembiraan, bentuk dari perahun ayun adalah seperti
perahu yang diayunkan.
2. Kincir
angin raksasa (Bianglala)
Permainan ini membawa kita ke atas dan turun lagi
kebawah dengan kecepatan yang lambat diatas kita melihat pemandangan yang indah
dan seluruh area yang ada di dufan.
3.
Halilintar
Permainan ini disebut halilintar karena kecepatannya
menyerupai halilintar. Di Dufan ada dua jenis halilintar yaitu halilintar besar
dan halilintar kecil. Permainan ini juga memacu adrenalin kita.
4. Tornado
Permainan tersebut sangat menantang karena permainan
tornado dapat membuat kita ketakutan. Tidak semua orang dapat naik permainan
ini hanya orang-orang yang tingginya 150 cm keatas dan orang yang tidak
memiliki penyakit jantung yang dibolehkan.
5. Rumah
Kaca
Dinding rumah kaca tersebut dari kaca. Jika kita masuk
ke dalamnya dan berjalan menurut pintu yang ada pasti kita akan bingung karena
dari setiap pintu biasanya bercabang. Ada yang kekiri dan ke kananan. Bila
sudah seperti itu maka kita akan merasa ketakutan karena tidak bisa menemukan
jalan keluar dan pemandu akan ke dalam dan menunjukkan jalan keluarnya.
C. Kawasan
Dunia Fantasi
Dunia fantasi di bagi dalam beberapa kawasan dengan
tema tersendiri dan ciri khas wilayah masing-masing pembagian kawasan ini
ditunjukan untuk membangkitkan imajinasi pengunjung yang diharapkan merasakan
sensai berjalan-jalan pada daerah jakarta zaman dahulu Eropa, Amerik, Asia.
Fantasi Yunani, Fantasi Hikayat Balara dan Istabon.
Luas dunia fantasi mencapai 9,5 Hektare dari Rencana
Pembangunan 552 hektare kawasan hiburan terpadu Taman Impian Jaya Ancol ( Dunia
Fantasi )
·
Kawasan yang ada di Dunia Fantasi (Dufan )
1) Kawasan
Jakarta ( Turanggarangga )
Merupakan ciri khas permainan di Kawasan Jakarta
Permainan ini berupa sebuah “Komedi Putar”.
2) Kawasan
Kalila ( Kalila Adventure )
Wahana ini merupakan wahana hiburan terbaru yang
diluncurkan pada tanggal 18 juli 2011, untuk menyambut musim hiburan sekolah.
Kalila adventure disebut sebagi pentas animatronik terlengkap pertama di Dunia,
karena menggabungkan 4 unsur teknologi yaitu film, animatik, musical show, dan
special effect.
3) Kawasan
Indonesia
Wahan ini berorientasi sejak 10 juni 2007 dan
diresmikan oleh Gubernur Jakarta Sutiyoso dan merupakan wahan yang menegangkan
dari semua arena yang ada di Dufan. Wahana ini juga sangat di minati oleh
masyarakat.
4) Kawasan
Eropa
Sebuah kicir Raksasa yang akan memutar penumpang ke
segala arah, wahan ini disebut juga power surge di datangkan dari zamperia
italia, 2002.
v Hysteria
Berupa menara setinggi 56 m, diwahana ini pengunjung
dapat merasakan desiran adrenalin saat ditembakan keatas dengan kecapatan
mencapai 4 G.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam,
budaya, gedung dan benda-benda bersejarah peninggalan nenek moyang yang sangat
berharga sebagai sarana wisata berkonsep pendidikan. Sehingga sebagai warga
Indonesia harus mampu menjaga dan melestarikan kekayaan yang ada di Indonesia.
Sebagai salah satu contoh tempat wisata di Bandung Jawa Barat yaitu Museum
Geologi.
Bandung
adalah kota besar yang mempunyai kekayaan alam yang cukup melimpah, serta
memiliki banyak tempat- tempat bersejarah salah satunya Museum Geologi. Museum
ini banyak sekali peninggalan-peninggalan jaman Purba Kala yang sangat
bermanfaat. “Paris Van Java” adalah sebutan bagi kota Bandung karena di
ibaratkan sebagai parisnya Indonesia. Keindahan pemandangan alam serta
bangunan-bangunan bersejarah dikota bandung sangat memikat para wisatawan untuk
mengunjunginya dan banyak nilai manfaat yang positif, oleh karena itu penulis
mengambil judul karya tulis “MUSEUM GEOLOGI SEBAGAI SEJARAH KEHIDUPAN”. Penulis
mengharapkan Museum Geologi tetap di kembangkan, dan bagi para pengunjung dapat
belajar tentang Museum Geologi. Sehingga dari adanya penulisan karya tulis ini
diharapkan pembaca terdorong untuk bisa lebih mencintai bangsa Indonesia
tercinta.
B. Rumusan
Masalah
1. Sejarah
Museum Geologi
2. Visi dan
Misi Museum Geologi
3. Jenis
Fosil yang ada di Museum Geologi
4. Museum
Geologi sebagai Sejarah Kehidupan
C. Tujuan dan
Manfaat
1. Tujuan
a. Ingin
mengetahui tentang Sejarah Museum Geologi
b. Ingin
mengetahui Visi dan Misi Museum Geologi
c. Ingin
mengetahui Jenis Fosil yang ada di Museum Geologi
d. Ingin
mengetahui Museum Geologi sebagai Sejarah Kehidupan
2. Manfaat
a.
Mengetahui Sejarah Mueum Geologi
b.
Mengetahui Visi dan Misi Museum Geologi
c.
Mengetahui Jenis Fosil yang ada di Museum Geologi
d.
Mengetahui Museum Geologi sebagai Sejarah Kehidupan
D. Metodelogi
Penelitian
1.
Metodelogi Observasi
Metodelogi Observasi adalah metode yang dilaksanakan
secara langsung ke lokasi atau obyek yaitu di Museum Geologi Bandung dengan
cara pengamatan dan penelitian yang dilakukan secara langsung.
2.
Metodologi Wawancara
Metodologi Wawancara adalah bertanya kepada pengelola
atau penjaga Museum Geologi untuk mendapatkan informasi tentang Sejarah Museum
Geologi Bandung.
3.
Metodelogi Pustaka
Metodologi Pustaka adalah metode yang dilakukan dengan
cara mempelajari buku-buku dan brosur, yang berkaitan dengan infomasi tentang
Museum Geologi Bandung.
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Museum Geologi
Museum Geologi Bandung, yang didirikan mulai tanggal
16 Mei 1928. Museum ini sudah dimodivikasi/direnovasi dengan dana bantuan dari
JICA (Japan International Cooperation Agency) yang setelah mengalami renovasi.
Pada tanggal 23 Agustus 2000, Museum ini dibuka kembali dan diresmikan oleh
Wakil Presiden RI, yaitu Megawati Soekarnoputri, sebagai salah satu monumen
yang bersejarah, dan museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan
merupakan peninggalan Nasional. Didalamnya, terdapat banyak dan dikelola
materi-materi geologi yang berlimpah, seperti halnya fosil, batuan, mineral
yang semuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia semenjak tahun
1850.
Pada pertengahan abad ke-17 oleh para ahli Eropa,
bahwa pada Masa Penjajahan Belanda keberadaan Museum Geologi Bandung ini
berkaitan dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara.
Setelah Eropa mengalami revolusi industri pada pertengahan abad ke-18, Eropa
sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar industri. Dengan sadarnya
Pemerintah Belanda akan begitu pentingnya menguasai bahan galian di wilayah
Nusantara, diharapkan perkembangan industri di Negeri Belanda dapat ditunjang.
Dan dibentuklah Dienst van het Mijnwezen pada tahun 1850. Pada kelembagaan ini
diganti namanya jadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun 1922, untuk bertugas
melakukan penyelidikan geologi serta sumberdaya mineral. Pada tahun 1928 Dienst
van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung untuk tempat
penyimpanan serta penganaliasaan contoh-contoh atau sempel berupa mineral,
batuan, fosil, peta, dan laporan hasil penyelidikan. Pada awalnya, gedung
tersebut diberi nama Geologisch Laboratorium dan kemudian disebut juga dengan
nama Geologisch Museum. Gedung ini dibuat dengan rancangan gaya Art Deco oleh
ahli arsitek bernama Ir. Menalda van Schouwenburg. Pembangunannya dimulai pada
pertengahan tahun 1928 selama 11 bulan oleh 300 pekerja serta menghabiskan
banyak dana sebesar 400 Gulden dan diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929.
Peresmian tersebut diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929,
bertepatan dengan penyelenggaraan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth
Pacific Science Congress).
Diperang dunia II, akibat dari kekalahannya semua
pasukan tentara Belanda dari pasukan Jepang, keberadaan Dienst van den Mijnbouw
telah berakhir. Pada tahun 1942 Letjen. H. Ter Poorten (Panglima Tentara Sekutu
di Hindia Belanda), menyerahkan kekuasaan teritorial Indonesia kepada Letjen.
H. Imamura (Panglima Tentara Jepang). Penyerahan itu dilakukan di
Kalijati-Subang. Setelah itu, Gedung Geologisch Laboratorium berpindah
kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO. Dan setahun kemudian berganti
nama menjadi CHISHITSU CHOSACHO. Selama masa pendudukan Jepang berada di
indonesia, pasukan Jepang melatih dan mendidik para pemuda Indonesia untuk
menjadi PETA (Pembela Tanah Air) dan HEIHO (Pasukan Pembantu Bala Tentara Jepang
pada Perang Dunia II). Tetapi semua laporan hasil kegiatan pada masa itu tidak
begitu lengkap karna tidak banyak yang ditemukan, karena banyak
dokumen-dokumen, termasuk dokumen penyelidikan yang sudah dileburkan karena
pasukan Jepang mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pengelolaan
Museum Geologi berada dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi
(PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan
Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh Netherlands Indiës Civil
Administration (NICA) tiba di Indonesia. Mereka mendarat di
Tanjungpriuk-Jakarta. Di Bandung, mereka berusaha menguasai kembali kantor PDTG
yang sudah dikuasai oleh para pemerintah Indonesia. Pada tanggal 12 Desember
1945, dengan tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG
dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8, Bandung. Kepindahan tersebut rupanya
terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam rangka
berjuang mempertahankan kantor PDTG. Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia
Divisi III Siliwangi mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya diambil dari
PDTG. Setelah kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan oleh pegawai PDTG,
pasukan Belanda mendirikan lagi kantor yang bernama Geologische Dienst ditempat
yang sama.
Dikarenakan di mana-mana terjadi pertempuran, maka
sejak bulan Desember 1945 sampai dengan bulan Desember 1949, yaitu selama 4
tahun berturut-turut, kantor PDTG terlunta-lunta berpindah-pindah dari satu tempat
ke tempat lainnya. Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen-dokumen
hasil penelitian geologi. Hal ini menyebabkan dokumen-dokumen tersebut
sementara harus berpindah tempat dari Bandung, ke Tasikmalaya, Solo, Magelang,
Yogyakarta sampai tahun 1950, setelah itu dikembalikan lagi ke-Bandung. Dan
pada tanggal 7 Mei 1949, usaha penyelamatan dokumen-dokumen tersebut, Kepala
Pusat Jawatan Tambang serta Geologi, Arie Frederic Lasut, jadi sandraan dan
dibunuh tentara Belanda. Oleh karena itu Ia telah gugur sebagai kusuma bangsa
di Desa Pakem, Yogyakarta. Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai
mendapat perhatian dari pemerintah RI(Republik Indonesia). Pada tahun 1960
telah terbukti, Museum Geologi Bandung dikunjungi oleh Presiden Pertama RI, Ir.
Soekarno.
Pengelolaan Museum Geologi yang semula berada dibawah
PUSAT DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG) berganti nama. Dan dibawah ini adalah
pergantian nama-namanya dari tahun ke tahun :
1. Djawatan
Pertambangan Republik Indonesia pada tahun 1950 sampai tahun 1952.
2. Djawatan
Geologi pada tahun 1952 sampai tahun 1956.
3. Pusat
Djawatan Geologi pada tahun 1956 sampai tahun 1957.
4. Djawatan
Geologi pada tahun 1957 sampai tahun 1963.
5.
Direktorat Geologi pada tahun 1963 sampai tahun 1978.
6. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi pada tahun 1978 sampai tahun 2005.
7. Pusat
Survei Geologi pada tahun 2005 sampai sekarang.
Pada tahun 1999, Pemerintah Jepang memberikan dana
sebesar 754,5 juta Yen untuk merenopasi Museum Geologi. Setelah ditutup selama
satu tahun, Museum Geologi dibuka kembali pada tanggal 20 Agustus 2000 dengan
pembukaannya yang diresmikan oleh Wakil Presiden RI pada waktu itu, yaitu Ibu
Megawati Soekarnoputri dan didampingi oleh Menteri Pertambangan serta Energi
Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Museum Geologi terbagi menjadi 3 ruangan yang
meliputi Sejarah Kehidupan, Geologi Indonesia, serta Geologi Tambang dan
Kehidupan Manusia. Dan untuk koleksi dokumentasi, tersedia sarana penyimpan
koleksi yang lebih memadai.
Semenjak pada tahun 2002, yang statusnya merupakan
Seksi Museum Geologi, telah dinaikkan menjadi UPT Museum Geologi. Saat itu
dibentuklah dua seksi dan satu SubBag yang beguna agar semua tugas dan
fungsinya dijalankan dengan baik, yaitu :
1. Peragaan
2. Seksi
Dokumentasi
3. SubBag
Tatausaha
Pergeseran fungsi museum, seirama dengan kemajuan
teknologi, menjadikan museum geologi sebagai :
1. Sebagai
tempat pendidikan luar sekolah, berkaitan dengan bumi dan usaha pelestariannya.
2. Sebagai
tempat orang melakukan kajian awal sebelum penelitian lapangan, yang dimana
Museum Geologi sebagai pusat informasi ilmu mengenai kebumian yang
menggambarkan tentang keadaan geologi bumi Indonesia dalam bentuk kumpulan
peraga.
3. Sebagai
Objek geo-wisata yang menarik.
Museum Geologi ini juga mengadakan suatu kegiatan
yaitu :
1.
Penyuluhan
2. Pameran
3. Seminar
dan kegiatan survei penelitian untuk pengembangan peragaan
4.
Dokumentasi koleksi.
B. Visi dan
Misi Museum Geologi Bandung
1. Visi
· Menjadi
sumber informasi Geologi Indonesia atau terwujudnya sumber informasi Geologi (
Dokumentasi Koleksi Warisan Geologi Indonesia ) yang Profesional untuk
masyarakat.
2. Misi
a.
Memperagakan & mengkomunikasikan koleksi museum
b. Menyediakan
informasi & materi edukasi geologi
c.
Mendokumentasikan & mengkonservasi koleksi museum
d. Melakukan
penelitian koleksi & pengembangan museum
e. Melakukan
pameran museum & geologi
f.
Melakukan penyuluhan & sosialisasi geologi
g. Melakukan
kerjasama dengan instansi & sekolah
h. Melakukan
pengelolaan museum secara professional
i.
Memberikan pelayanan jasa permuseuman
C. Jenis Fosil
yang ada di Museum Geologi
Beberapa jenis-jenis Fosil yang ada di Museum Geologi
diantaranya Fosil Hewan, Tumbuhan dan yang dianggap Manusia Purba.
Ada beberapa fosil di Meseum Geologi diantaranya
1. Fosil
hewan
Sekretaris Badan Geologi, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Minelar (ESDM), DR. Yun Yunus Kusumabrata, didampingi Kabag Umum,
Ir. Agung Pribadi mengatakan, Museum Geologi memiliki berbagai fosil hewan
bertulang belakang (vertebrata) yang berasal dari Indonesia. Berikut contoh
beberapa fosil hewan yang terdapat pada Museum Geologi :
a. Fosil
Ular Phyton Reticulatus
Fosil ular ini ialah fosil ular yang pertama kali
ditemukan di Indonesia. Fosil ini ditemukan di Ciharuman, kabupaten bandung.
Diameter penampang hewan ini kurang lebih 30 cm dan panjangnya diperkirakan
lebih dari 5 m. Morfologinya mendekati jenis phyton (Phyton Reticulatus).
Berdasarkan penanggalan karbon (C – 14) umur fosil ular ini antara 30.000 –
40.000 tahun yang lalu.
b. fosil
gajah purba “sinomastodon bumiayuensis”, gajah purba berumur 1,2 hingga 1,5
juta tahun lalu yang bentuk badannya lebih kecil dan gading lurus.
c. fosil
gajah purba generasi berikutnya, yakni “stegodon trigonocephaus” yang hidup
sekitar 1 hingga 1,2 juta tahun lalu, dengan ukuran lebih besar dan gadingnya
melengkung. Ada dua subspesies gajah ini yaitu florensis dan martin. Martin
berasal dari Jawa dan florensis dari Flores. Subsepsies Martin ditemukan di
Cisaat, Jawa Barat. Subspesies dari Flores merupakan fosil vertebrata
Pleistosen pertama ditemukan di Flores. Ia ditemukan oleh Raja Nagekeo, Josef Dapangole
di Ola Bula, kabupaten Ngada, pada bulan Desember 1956. Temuan ini dilaporkan
pada Dr. Th. Verhoeven, seorang pendeta Belanda di Mataloko. Setelah penggalian
lebih lanjut dan dibawa ke Leiden, fosil kemudian diklasifikasi sebagai fosil
Stegodon trigonocephalus florensis. Penggalian lebih lanjut oleh ilmuan
Indonesia menemukan fosil Stegodon lebih banyak lagi ditambah fosil-fosil
lainnya seperti fosil pengerat, Hooijeromys nusatenggara.
d. Gajah
purba lainnya adalah jenis “elephus lysudrindicus” yang hidup sekitar 800 ribu
tahun lalu, dengan bentuk badan lebih besar dan gading melengkung. Masih
diperdebatkan apakah spesies ini berasal dari Asia atau asli Jawa.
e.
“Elephus maximum”, Kelompok gajah yang masih ada saat ini. Umumnya hidup
di benua, kecuali gajah Srilanka dan Sumatera. Gajah Jawa yang baru ditemukan
di Sabah, Kalimantan, juga merupakan jenis gajah modern yang ditemukan masih
hidup di daerah pulau.
f.
Dinosaurus, yang menguasai daratan pada zaman “Mesozoikum”, jauh sebelum
manusia ada. Dinosaurus muncul pada zaman Trias, berkembang pada zaman Jura,
dan punah pada zaman Kapur.
g. Badak
Sunda “Rhinoceros Sondaicus”, ditemukan di Trinil dan Kedungbrubus. Berkerabat
dengan Badak Jawa, Rhinoceros kendengindicus dari Trinil. Memiliki tiga varian
yaitu annamiticus, guthi, dan sondaicus. Berasal dari Indochina.
h. Kuda
Nil “Hippopotamus Simplex”, Berasal dari Jawa.
i.
Kerbau “Bubalus Palaeokeraba”, Kerbau purba. Ditemukan di Kedungbrubus.
j. Kura-kura
raksasa “Geochelone Atlasi”, Kura-kura raksasa. Fosil ini berasal dari era
Pleistosen dan ditemukan di Jawa, Sulawesi, Raebia (Atambua, Timor), dan India.
k. Babi
rusa “Celebochoerus Heekereni”, Babi besar dari Sulawesi. Lebih dekat
kekerabatannya dengan Phacochoerus dari Afrika daripada dengan babi rusa.
l.
Varanus Komodoensis(Komodo), Hewan ini masih hidup hingga sekarang.
Dahulu juga hidup di Pulau Flores dan Atambua, Timor, karena ditemukan
fosil-fosilnya disana. Kerabatnya, Varanus bolkayi ditemukan di Trinil dan
Kedung Brubus. Hooijer (1973) juga menduga kalau kedua spesies ini sebenarnya
sama dan berdistribusi mulai dari Jawa hingga Timor.
m. Stagodon
Sompoensis, Gajah kerdil dari Sulawesi.
n.
Stegodon Soondari, Spesies gajah kerdil lainnya yang diberi nama seorang
arkeolog, Soondar.
o.
Elephas celebensis, Gajah kerdil dari Sulawesi. Tengkoraknya dapat
dibedakan dari gajah besar karena tidak memiliki cekungan parietal dan adanya
reduksi fungsional jaringan tulang pneumatik yang mencirikan gajah kerdil
(Palombo, 2001). Walaupun ditemukan di Sulawesi, dan Hooijer sendiri mengatakan
gajah ini berasal dari Sulawesi, penelitian lebih lanjut olehnya (1974)
menyimpulkan kalau Elephas celebensis berasal dari Jawa dan sama dengan
Stegodon hypsilophus dari Jetis.
2. Fosil
Tumbuhan
a.
Fosil daun
b.
Fosil Batang
c.
Fosil Kayu
3. Fosil
Manusia Purba
Di Museum Geologi terdapat fosil manusia purba serta
fosli mahluk hidup lainnya. Beberapa Fosil manusia purba yang ada disana yaitu :
a.
Meganehtropus Palaeojavanicus
Perawakan Megantropus Paleojavanicus diperkirakan
tegap, diperkirakan masif dengan tulang pipi tebal tonjokannya belakang kepala
yang tajam serta tempat pelekatan yang besar bagi otot-otot tengkuh yang kuat.
Dengan gerakan yang besar, maka permukaan tengah banyak kerutan-kerutan dengan
gigi yang sangat kuat.
b.
Phythecanthropus Erectus
Fosil ini banyak ditemukan di Indonesia. Tinggi badan
diperkirakan antara 165 – 180 cm dengan tubuh dan anggota badan yang tegap,
mukanya memiliki tonjolan kuning yang kua, hidung yang lebar dengan belakang
kepala menyudut, isi tengkorak berkisar antara 750 – 100 cm. Fosil manusia yang
ditemukan di sepanjang aliran Bengawan Solo, yakni fosil “Pithecanthroupus
Erectus” yang disebur-sebut sebagai “The Missing Lin” oleh penemunya Eugine
Dubois yang melakukan eskavasi tahun 1891 – 1893.
c. Homo
Sapiens
Jenis Homo Sapiens memiliki ciri yang lebih maju
dengan Phytecanthropus erectus. Berjalan dan berdiri tegak serta lebih sempurna,
tinggi badannya antara 130 – 210 cm, mulanya datar dan lebar, akar hidung lebar
dan bagian mulutnya agak sedikit menonjol, dahi membulat serta tinggi,
sementara bagian belakang tengkorak juga membulat dengan rahang dan gigi
mengecil dan lidah terlalu menonjol ke bagian depan. Volume tengkorak rata-rata
antara 1350 – 1450 cm.
d. Fosil
manusia Ngandong, “Homo Javanthropus
Soloensis”.
e. Fosil
lainnya adalah fosil manusia purba “Pithecantrophus” II dan “Pithecantropus”
VII, Sangiran 17. Para pengunjung selain bisa menyaksikan berbagai fosil tadi,
juga bisa mendapat pengetahuan tentang evolusi manusia yang dicetuskan Charles
Darwin, Ernest Haeckel, Eugine Dubois, dan dua teori evolusi yang dianut dunia,
yaitu teori Multi Regional dan teori Out Of Africa, serta sejumlah penjelasan
seputar manusia.
D. Museum
Geologi Sebagai Sejarah Kehidupan
1.
Prakambium
Terdiri dari Arkeozoikum dan Proterozoikum.
a.
Arkeozoikum (masa kehidupan purba) 4.600.000.000 – 2.500.000.000 tahun
lalu. Masa ini dapat dibedakan menjadi 2 tahap yaitu: Masa Priscon atau Hadean
(4,6 – 4 milyar tahun lalu), merupakan masa permunculan kehidupan paling
kehidupan paling primitive (purba) yang bermula di dalam samudera berupa mikro
organisme dari jenis bakteri dan ganggang. Fosil tertua yang ditemukan adalah
stromatolites dan Cyanobacteria.
b.
Proterozoikum (masa kehidupan awal) 2.500.000.000 – 540.000.000 tahun
lalu. Masa Proterozoikum atau disebut juga masa algonkian adalah masa
perkembangan kehidupan dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak
(Eukaryotes dan Prokaryotes), seiring dengan perkembangan hidrosfer dan
atmosfer. Menjelang akhir masa ini, organisme yang lebih kompleks sejenis
invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di
laut-laut dangkal dan bukit-bukitnya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.
2.
Paleozoikum (Masa Kehidupan Tua)
540.000.000 – 245.000.000 tahun lalu. Masa ini
merupakan masa perkembangan hewan invertebrate (tidak bertulang belakang) dan
vertebrate, khususnya ikan dan amfibi serta sebagian reptilian dan juga sebagai
masa perkembangan ganggang laut serta tumbuhan berspora meliputi :
1. Zaman Kambrium
: 540.000.000 – 510.000.000 Tahun Lalu
2. Zaman Ordovisium
: 510.000.000 – 439.000.000 Tahun Lalu
3. Zaman Silur : 439.000.000 – 408.000.000
Tahun Lalu
4. Zaman Decon : 408.000.000 – 362.000.000
Tahun Lalu
5. Zaman Karbon : 362.000.000 – 290.000.000
Tahun Lalu
6. Zaman Perm : 290.000.000 – 245.000.000
Tahun Lalu
3.
Mezoikum (Masa Kehidupan Tengah)
245.000.000 – 65.000.000 tahun lalu Meliputi:
a) Zaman Trias : 245.000.000 –
208.000.000 Tahun Lalu
b) Zaman Kapur : 145.000.000 –
208.000.000 Tahun Lalu
c) Zaman Jura : 208.000.000 –
145.000.000 Tahun Lalu
Tersier Dan Kuarter 65.000.000 – sekarang.
Masa kenozoikum merupakan masa perkembangan mamalia
dan tumbuhan berbiji modern. Masa ini dibagi dua yaitu zaman tersier dan
kuarter. Pada zaman tersier – kuarter, permunculan dan kepunahan hewan serta
tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan iklim global. Meliputi:
a. Zaman
Tersier 65.000.000 – 1.700.000 tahun lalu
1.
Kala Paleosen :
65.000.000 – 56.500.000 Tahun Lalu
2.
Kala Eosen :
56.500.000 – 35.500.000 Tahun Lalu
3.
Kala
Oligosen : 35.500.000 – 23.500.000 Tahun Lalu
4.
Kala Miosen :
23.500.000 – 5.200.000 Tahun Lalu
5.
Kala
Pliosen : 5.200.000 – 1.700.000 Tahun Lalu
b. Zaman
kuarter 1.700.000 tahun lalu – sekarang
1.
Kala Plistosen :
1.700.000 – 10.000 tahun lalu
2.
Kala Holosen :
10.000 tahun lalu
5.
Vertebrata Indonesia
Sudut ini Memperagakan berbagai koleksi fosil hewan
bertulang belakang (Vertebrata) yang semuanya berasal dari Indonesia. Koleksi
fosil Vertebrata yang menjadi kebanggaan Museum Geologi Bandung diantaranya
adalah fosil Gajah Stegodon trigonocephalus, sinomastodon bumiayunensis, badak
Rhinoceros sondaicus, kudanil hippopotamus simplex, kerbau bubalus
palaeokerabau dan kura-kura raksasa geohelono atlas sebagian besar ditemukan di
situs sekitar aliran sungai bengawan Solo Jawa Tengah – Jawa Timur. Selain itu
juga dipamerkan fosil-fosil dari luar jawa seperti babi rusa chelebocheerus
beekereni, komodo varanus komodoensis, Gajah kerdil stegodone sampoensis,
stegodon soondari dan Elephas celebensis.
No comments:
Post a Comment