MAKALAH PERTANIAN BUDIDAYA WORTEL



BERTANAM WORTEL DI LAHAN 1 HEKTARE

 

Oleh :
NAMA                       : Stevan Paijo
KELAS                      : VIII A




 

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN AL KAUTSAR
Jl.  Kedung Mundu I/ 15 Ben Duwur, Balik Layar 1234






KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan karunianNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah  yang berjudul “Bertanam Wortel di Lahan 1 Hektare”.
            Makalah “Bertanam Wortel di Lahan 1 Hektare” ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah. Dalam penulisan makalah  ini tentunya disadari masih kurang sempurna, olehnya itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan pada pembuatan tugas makalah selanjutnya.
Akhirnya semoga makalah “Bertanam Wortel di Lahan 1 Hektare” ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkanya.





Balik Layar, Desember 2061
                                                                                                                        


                                                                                                            Penyusun



  




  



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
            Ketika orang menyebut nama wortel, maka yang terbayang adalah warna oranye. Ya, warna oranye memang sekarang ini seolah identik dengan sayuran yang satu ini. Meskipun demikian, selain oranye, warna wortel sendiri bermacam-macam: putih, kuning, merah, maupun ungu.
            Wortel adalah sayuran yang sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia dan populer sebagai sumber vit. A karena memiliki kadar karotena (provitamin A). Selain itu, wortel juga mengandung vit. B, vit. C, sedikit vit. G, serta zat-zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Sosok tanamannya berupa rumput dan menyimpan cadangan makanannya di dalam umbi. Mempunyai batang pendek, berakar tunggang yang bentuk dan fungsinya berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Umbi berwarna kuning kemerah-merahan, berkulit tipis, dan jika dimakan mentah terasa renyah dan agak manis.
            Cerita Wortel sudah dikenal orang sejak abad ke-1 Masehi. Berbagai catatan sejarah menyebut kannya, lantaran aromanya yang sangat khas, dulu orang menanam wortel untuk mengambil daun dan bunganya saja, bukan akarnya seperti sekarang..
Secara garis besar, para ahli botani mengelompokkan wortel ke dalam dua kategori, yaitu wortel timur dan wortel barat. Wortel timur dibudidayakan pertama kali di Afganistan pada abad ke-10 Masehi. Warna wortel ini ungu. Sementara itu, wortel barat dibudidayakan pertama kali di Belanda, sekitar abad ke-15. Warna wortelnya oranye.
            Untuk mendapatkan wortel yang berkualitas baik, tanaman wortel sebaiknya ditanam pada tanah yang sedikit berpasir, namun tidak berbatu. Cuaca dan kondisi tanah secara keseluruhan akan berpengaruh terhadap rasa wortel yang dihasilkan.
Ukuran wortel pun bervariasi. Ada yang kecil, sedang, besar, dan bahkan superbesar. Wortel yang ditanam oleh John Evans dari Alaska, Amerika Serikat, sekarang ini masih tercatat sebagai wortel yang terbesar di dunia, dengan berat sekitar 8,61 kg.

            Di samping kaya akan vitamin A, wortel juga kaya akan sumber vitamin C, vitamin K, serat, dan potasium. Dengan zat-zat yang dikandungnya tersebut, wortel diyakini para ahli kesehatan dapat melindungi tubuh dari risiko serangan penyakit jantung dan kanker, serta meningkatkan kesehatan mata.
            Selain dinikmati dalam bentuk sayur atau lalab, wortel kerap pula dinikmati dalam bentuk jus.Berdasarkan catatan FAO (Organisasi Makanan dan Pertanian PBB), Cina merupakan penghasil terbesar wortel di dunia, disusul oleh Rusia dan Amerika Serikat. Sepertiga wortel dunia dihasilkan di Cina.


B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1.       Bagaimana cara budidaya wortel di lahan satu hektare yang baik?
2.       Mengetahui bagaimana pertumbuhan dan perkembangan tanaman wortel












BAB II
BUDIDAYA WORTEL

A.   Persiapan Benih, Pupuk, dan Peralatan Budi daya
1.       Pilih benih wortel yang berasal dari varietas unggul, murni, serta memiliki daya kecambah lebih dari 90%. Kebutuhan bneih wortel untuk lahan satu hektare sekitar 9 kg.
2.       Rendam benih dalam air dingin selama 12-24 jam atau dalam air hangat dengan suhu 600 c selama 15 menit. Perendaman bertujuan untuk mempercepat proses pengecambahan. Tiriskan benih dalam satu wadah hingga cukup kering. Benih siap untuk ditebar dilahan persemaian.
3.       Siapkan pupuk kandang dengan dosis 20-30 ton/ha.
4.       Siapkan pupuk urea , SP-36, dan KCL dengan jumlah masing-masing 100 kg, 400 kg, dan 150 kg. Jika pH tanah terlalu asam, tambahkan kapur pertanian dengan dosis 75-100 kg/ha.
5.       Siapkan alat pertanian seperti cangkul, garu, kored, ember, dan gembor.
6.       Siapkan alat panen berupa keranjang panen, timbangan, pisau, dan tali rafia.
B.   Persiapan Lahan Yang Tepat
1.       Siapkan lahan dengan persyaratan seperti tanah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, serta memiliki drainase dan irigasi yang baik. Wortel dapat tumbuh optimal di ketinggian 1.000-1.200 meter  dpl dengan suhu sekitar 20O c dan pH tanah 6-6,8.
2.       Jika pH tanah terlalu asam, tambahkan kapur pertanian dengan dosis 0,75-1 ton/ha di lapisan tanah atas (top soil) sambil digaruk atau dibalik hingga benar-benar merata. Usahakan kondisi tanah agak basah atau lembab.
3.       Bersihkan lahan dari gulma dan sisa tanaman lainnya.
4.       Cangkul tanah sedalam 40cm, lalu beri pupuk kandang atau kompos dengan dosis 15 ton/ha.
5.       Buat bedengan dengan lebar 120-150 cm, tinggi 30-40 cm, dan jarak antar bedengan 50-60 cm.
6.       Buat alur atau larikan dengan jarak 20 cm di bedengan.
C.   Penanaman dan Pemeliharaan
1.       Sebarkan benih dalam alur atau larikan secara merata, lalu tutup dengan tanah sedalam 0.5-1 cm.
2.       Buat alur-alur dangkal berjarak 5 cm dari alur benih untuk pemupukan. Pupuk yang digunakan berupa campuran SP-36 dan KCL dengan dosis masing-masing 400 kg dan 150 kg untuk luas satu hektare. Setelah itu tutup dengan tanah kembali.
3.       Tutup alur dengan daun kering atau pelepah daun pisang selama 7-10 hari untuk mencegah hanyutnya benih akibat air. Hal ini juga bertujuan untuk menjaga kelembaban tanah. Setelah benih tumbuh, segera buka penutup tersebut.
4.       Saat tanaman berumur satu bulan, lakukan pemupukan dengan urea sebanyak 100 kg/ha. Bersamaan dengan itu, siangi gulma atau tanaman pengganggu lainnya.
5.       Lakukan penyiraman 1-2 kali sehari pada fase awal pertumbuhan wortel. Semakin tua umur wortel, kurangi volume penyiraman. Namun, kondisi lahan jangan sampai kering, usahakan tetap lembab.
6.       Amati tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Lakukan tindakan pencegahan dengan memasang perangkap atau menggunakan pestisida organik untuk mengatasi hama dan penyakit yang menyerang tanaman.









BAB III
PANEN DAN PASCA PANEN

A.   Panen dan Pasca Panen
1.       Beberapa hari sebelum panen, lakukan penyiraman secara merata untuk memudahkan pencabutan umbi wortel.
2.       Panen wortel dilakukan pada usia 60-90 hari setelah tanam dengan cara mencabut umbi wortel beserta akarnya. jika pmeliharaan dilakukan secara intensif, panen wortel dapat menghasilkan 20-30 ton/ha.
3.       Kumpulkan wortel yang sudah dipanen. Penempatan sementara dapat di pinggir kebun atau langsung menuju gudang penyimpanan.
4.       Lakukan sortasi berdasarkan kondisi hasil panen. Pisahkan umbi yang baik dengan umbi cacat, rusak, atau busuk. Setelah itu, kelompokkan umbi wortel yang baik berdasarkan bentuk dan ukuran.
5.       Untuk memudahkan pengangkutan dan penyimpanan, ikat umbi wortel, lalu potong tangkai dan daunnya.
6.       Cuci wortel dengan air mengalir untuk membersihkannya dari tanah yang masih menempel, lalu kering anginkan
7.       Simpan umbi wortel dalam wadah atau ruangan dengan suhu dingin dan memiliki ventilasi baik.
8.       Untuk komoditas wortel yang ditujukan ke pasar swalayan, lakukan pengemasan menggunakan plastik bening dan beri label.










BAB IV
ANALISA USAHA
A.   Asumsi
1.       Lahan yang digunakan seluas 10.000m2 dengan sistem sewa Rp. 700.000/bulan.
2.       Periode perhitungan analisis usaha dilakukan selama empat bulan
3.       Jumlah wortel hasil panen yang terjual sebanyak 25.000 kg dengan asumsi harga jualRp. 2.500/ kg.
B.   Perhitungan Biaya
·         Biaya Infestasi
Komponen
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
Alat pertanian
5 set
200.000
1.000.000
Ember plastik
10 buah
20.000
200.000
Timbangan
2 buah
80.000
160.000
Karung
500 buah
1.000
500.000
Gembor
5 buah
75.000
375.000
Sprayer
1 buah
700.000
700.000
Total Biaya Investasi
2.935.000

·         Biaya Tetap
Uraian
Masa Pakai
Harga (Rp)
Penyusutan (Rp)
Jumlah (Rp)
Sewa lahan 10.000 m2
4 bulan
700.000

2.800.000
Penyusutan alat pertanian
36 bulan
1.000.000
4/36 x 1.000.000
111.111
Penyusutan ember plastik
24 bulan
200.000
4/24 x 200.000
33.333
Penyusutan timbangan
36 bulan
160.000
4/36 x 160.000
17.778
Penyusutan karung
4 bulan
500.000
4/4 x 500.000
500.000
Penyusutan gembor
24 bulan
375.000
4/24 x 375.000
62.500
Penyusutan sprayer
60 bulan
700.000
4/60 x 700.000
46.667
Total Biaya Investasi
3.571.389

·         Biaya Variabel
Uraian
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
Pengolahan tanah
10.000 m2
350
3.500.000
Benih wortel
9 kg
157.000
1.413.000
Pupuk kandang
20.000 kg
300
6.000.000
Pupuk urea
100 kg
1.400
140.000
Pupuk SP-36
400 kg
1.900
760.000
Pupuk KCL
150 kg
1.800
270.000
Pestisida
45 kg
100.000
4.500.000
Tenaga kerja penanaman
35 HKP
20.000
700.000
Tenaga kerja pemupukan
20 HKP
20.000
400.000
Tenaga kerja penyiangan
85 HKP
20.000
1.700.000
Tenaga kerja penyiraman
25 HKP
20.000
500.000
Tenaga kerja penyemprotan
25 HKP
20.000
500.000
Tenaga kerja bantuan umum
15 HKP
20.000
240.000
Tenaga kerja panen (borongan)
25.000 kg
75
1.875.000
Tenaga kerja pascapanen (borongan)
25.000 kg
50
1.250.000
Total Biaya Investasi
23.748.000
Keterangan      : HKP = Harian Kerja Pria (8 jam sehari)
-     Total Biaya Operasional per Periode
Total biaya operasional                   = Total biaya tetap + total biaya variabel
                                                        = Rp. 3.571.389 + Rp. 23.748.000
                                                        = Rp. 27.319.389
C. Pendapatan dan Keuntungan
-     Pendapatan per Periode
Pendapatan                         = Jumlah wortel terjual x harga jual wortel
                                            = Rp. 25.000  kg + Rp. 2.500/kg
                                            = Rp. 62.500.000
-     Keuntungan per Periode
Keuntungan                        = Pendapatan – Total biaya operasional
                                            = Rp. 62.500.000 -  Rp. 27.319.389
                                            = Rp. 35.180.611
C. Kelayakan Usaha
-     R/C Rasio
Rasio R/C                           = Pendapatan : Total biaya operasional
                                            = Rp. 62.500.000 : Rp. 27.319.389
                                            = 2.28
-     Pay Back Period
Pay Back Period                 = (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
                                            = (Rp. 2.935.000 : Rp. 35.181.611 x 1 bulan
                                            = 0.08 bulan













BAB IV
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Prospek pengembangan budidaya wortel di Indonesia amat cerah. Selain keadaan agroklimatologis wilayah nusantara cocok untuk wortel, juga akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis, pengurangan impor dan peningkatan ekspor. Produktivitas wortel di Indonesia masih rendah. Pada tahun 1985 hasil rata-rata nasional baru mencapai 9,43 ton/hektar, kemudian tahun 1986 hanya 8,90 ton/hektar, dan tahun 1991 sekitar 12,89 ton/hektar apalagi kalau menggunakan prinsip pertanian organak karena akan lebih meningkatkan hasil dari pertanian dengan prinsip pertanian  organaik.


B.  SARAN
Dengan pemakian pestisida organik para petani diharapkan mengurangi mengurangiu pemakian pestisida sintetis karena akan menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan, dan juga akan menyebabkan pangan yang di hasilkan oleh para petani menggandung peswtisida sintetis, pestisida sintetis juga akan menyebakan gannguan juga pada kesehatan sehingga para petani juga diharapkan menggunkan atau kembali ke system pertanian organik.