Hari itu laut terasa
begitu tenang, kapten Acel memberika waktu istirahat pada awak kapalnya yang mulai
kelelahan mengatur kapal di siag hari yang panas. Mereka adalah pedagang dari
Entermazo Island yang berlayar ke timur untuk berdagang serta melakukan
penjelajahan.
Semua berjalan biasa
saja, hingga salah satu awak kapal bernama El menemukan sebuah surat dalam
botol, itu berisi sebuah pesan yang mengatakan “PULAU API YANG MENGABULKAN
SEGALANYA” . di surat itu dikatakan juga bahwa jika berhasil menemukannya maka
akan muncul seekor naga yang akan mengabulkan sebuah permintaan dan beberapa
petunjuk kecil. El sengaja tidak memberitahukannya pada siapaun. Hingga pada
suatu malam terjadi badai besar yang membuat kapal hilang kendali, awak kapal
pun tidak mampu berbuat apa apa, hanya berdoa dan bersembunyi di kabin.
Pagi harinya keadaan
laut kembali tenang, namun para awak kapal tidak tahu posisi mereka sekarang.
Di tengah hiruk pikuk badai semalam El menyadari bahwa pesan dalam botol yang
disimpannya tidak ada, dia berpikir mungkin terpental saat badai semlam. Pesan
itu memnag terpental, namun pagi sebelum El terbangun, Kapten Acel sudah
memungut pesan itu, kapten juga sudah membacanya. Siang harinya , kapten
mengembalikan pesan itu diam diam ke bawah tempat tidur El, seakan akan pesan
itu terjatuh di situ setelah badai semalam.
El yang masih terus
mencari pesan itu kembali mencari ke kamarnya lagi, dan kemudian menemukannya
di atas meja berdiri dengan tegak beserta botolnya.
Sampai dua hari mereka
masih tidak menemukan petunjuk tentang dimana letak mereka saat itu, hingga
dari jauh salah satu awak kapal melihat asap hitam.
“Kapten, nampaknya kita
menemukan pulau”
“Kau benar, asap hitam,
kemungkinan disana ada penghuni nya
Turunkan layar, kita segera ke sana”
Setelah mendekat, yang di temui
bukanlah pulau dengan pemukiman, melainkan pulau dengan gunung berapi yang
masih aktif.
“Bagaimana
ini kapten, nampaknya tidak ada penghuni pulau ini” kata salah seorang awak.
“Kita
turun dulu, mungkin ada bahan makanan yang bisa kita ambil untuk perjalanan”
jawab kapten.
Sementara itu kapten masih
penasaran dengan isi pesan yang ditemukannya di sekitaran kamar tidur El.
Dengan
adanya gunung api, kapten mulai berpikir tentang pulau api , selain pulau ini
memiliki gunung api yang aktif, tanah di
kawasan ini berwarna cukup merah seperti mengandung banyak unsur logam.
“Cepat
cari bahan bahan yang kiranya dapat kita manfaatkan, jangan cerobah, kita tidak
tahu ada apa di pulau ini, yang jelas perasaanku anh ketika pertama datang ke
sini, san satu lagi, jangan dekati gunung api itu” kata kapten.
“Baik
kapten, lasanakan !!”
Kemudian kapten menjelajah ke
tengah pulau dan berpisah dari rombongan, dan salah seorang awak mengikutinya
diam diam.
El
yang menyadari bahwa kapten tidak sedang mengawasi, diam diam meninggalkan
rombongan, sama halnya dengan kapten, yang dipikirkan oleh El adalah tentang
pulau api seperti pada surat itu.
Semakin
ke tengah pulau semakin panas suhu permukaan tanah, terdengar juga suara
gemuruh yang tak jelas dari mana, seakan
suara itu memantul dari segala arah, dan semakin ke dalam semakin gersang
pephonannya, namun di tengah tengah pepohonan yang gersang terdapat sebuah tugu
batu dengan sebuah simbol , simbol itu nampak tidak asing bagi kapten, seperti
dia pernah melihatnya di suatu tempat
“bukan...
bukan di peta itu, aku tahu aku pernah melihat nya , tapi bukan di peta itu”
kata kapten dalam hati.
Kapten mulai merasa ada yang
mengikutinya sejak tadi, dia mulai berati hati jangan sampai ada yang
mengetahui niatnya, bahkan El sekalipun. Kapten terus berjalan hingga ada di
goa di kaki gunung, di dalam sangat gelap namun tida habis pikir, rasa
penasarannya lebih besar daripada rasa takut nya, kapten memberanikan diri
memasuki goa dengan sebatang obor dari kayu. Kapten berani memasuki goa karena
dalam pesan itu dikatakan bahwa “sang naga pulas tertidur di sebuah lubang”
El
pun tiba di luar goa yang sama seperti kapten, dia melihar seseorang yang
sedang membuntuti orang lain, tak nampak jelas wajahnya, namun dari pakaiannya
El yakin dia bukan kapten. Sebelumnya El sudah mencurugai kapten jika dia sudah
melihat pesan rahasia milik nya, sehingga dia berhati hati.
Didalam
goa kapten menemukan sebuah pintu besar dari besi yang sangat keras
“mustahil
membukanya, diperlukan 50 orang untuk mendorong ini, dan aku tidak mau
permintaan ku dibagi untuk 50 orang” kata kapten.
Saat
itu penguntit kapten muncul dan mengancam kapten dengan mengarahkan pisau ke
lehernya.
“dengarkan
perkataanku!” kata penguntit itu yang ternyata awak kapalnya sendiri Carlo.
“Aku
mengikutimu dari tadi, aku yakin kau membaca surat dalam botol itu, dan kau
ingin mencari nya sendiri, tapi mungkin
kau kurang teliti membaca surat itu” kata Carlo.
“Memangnya
apa yang ku lewatkan? Ayolah, kita bisa bekerja sama” kata kapten.
“Kunci itu, kunci untuk
membuka gerbang itu ada di sebuah kotok yang harus kita kirimkan ke timur,
kotak yang kita dapatkan dari seorang nelayan yang kita tolong waktu itu, di
bagian bawahnya terdapat benda aneh seperti kunci, aku sudah mengambilnya
karena aku suka benda antik” kata nya.
“Apa kau bisa melawan
naga seorang diri?” tanya kapten.
“Itulah yang kumau
darimu kapten” jawab Carlo.
Mereka kemudian berhasil membuka
pint itu, terdapat sebuah altar yang sangat besar di dalam, seekor naga yang
besar muncul dari kegelapan dengan mata menyala dan mulut penuh api. Jauh
diatas yang dibayangkan, 100 orang pun belum tentu dapat mengalahkannya , naga
itu berkata
“Apa
tujuan mu kemari ?”
“Kami
hendak memohon permohonan kepadamu” jawab Carlo.
“Memangnya
apa permintaan mu?” jawab naga
“Aku
ingin hidup abadi” kata Carlo
Cling,
seketika Carlo berubah menjadi batu “kini kau sudah abadi, kau punya niat jelek
dalam permohonan mu itu, maka keabadian yang cocok untukmu adalah sebuah batu”
kata naga.
“Kenapa
kau merubahnya menjadi batu, baiklah aku minta aku memiliki kekuatan yang maha
dahsyat dalam diriku” minta Kapten Acel.
Whusss, dan Acel menjadi seseorang
yang sangat kuat, namun tidak lama kemudian naga menyerang Acel. Bruakkk...!!!
“Kenapa
kau menyerangku?” tanya Acel
“Kau
tidak berhak memerintah ku lagi, aku bebas mau melakukan apapun pada mu” jawab
Naga
“Baiklah
ayo lawan aku, aku sudah kuat sekarang” sahut Acel
“Lucu
sekali, mudah bagiku menghabisi mu, aku yang memberimu kekuatan, sebesar apapun
itu tentunya aku lebih kuat, dasar naif” Jawab Naga
Whusss, kemudian Kapten Acel mati
terkena serangan Naga.
Tak
selang lama El datang
“Naga
!! apa kau bisa mengabulkan permintaanku”
“Hei,
siapa kau, aku tidak menyadari keberadaan mu, tidak seperti orang lainnya, aku
tidak merasakan aura serakah dari mu, baiklah apa permintaanmu ” jawab naga.
“Aku
tahu kami terdampar di tempat ini karena perbuatan kami waktu itu, salah satu
awak kapal mencuri sebuah kotak milik seorang nelayan ketika menolong nya,
sekarang dia sudah menjadi batu, jadi bisakah ku minta sebuah permintaan karena
telah berhasil menemui mu”
“Baiklah,
tapi hati ati dalam meminta, atau kau akan berakhir seperti mereka” kaa Naga
“Aku
minta kami di kembalikan ke jalur perdagangan kami” minta El
“Hanya
itu? Apa kau yakin tidak meminta kekuatan atau kekayaan”
Tanya naga.
“kabulkan
saja itu, para awak kapal selalu jauh dari keluarga, satu dua hari sangat
berarti untuk mereka di rumah, jadi kembalikan kami ke jalur utama kami
sehingga dapat melanjutkan pelayaran dengan tenang seperti biasa, aku yakin
mereka sudah mulai merindukan keluarga mereka”
Kata El
“Baiklah
kalau itu mau mu” clingg, kemudian naga mengabulkan permintaan nya dan semua
kembali normal, hanya saja Kapten Acen dan Carlo sudah tewas di goa naga
tersebut. El mencoba menceritakan semuanya pada awak kapal dan mereka sempat
kaget, hanya saja itu tidak berlangsung lama, semua kembali normal da kapal
dibawah pimpinan Kapten baru Kapten El.
Tahun
demi tahun mereka melanjutkan perdagangannya dan memiliki armada yang semakin
besar, di tiap pelayarannya tidak pernah ada halangan satu apapun, mereka juga
menjadi pelayar paling maju pada zamannya.