Praktik Kerja Bangku
Oleh:
Aldi Wahyu
Permana X
KR 4
SMK N 1 JAMBU
Setro, Jambu,
Kec. Jambu, Kab. Semarang Prov. Jawa Tengah
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT atas taufik dan hidayah-Nya, kami bisa menyusun Laporan Praktik Kerja
Bangku ini tanpa rintangan dan halangan yang berarti, sehingga bisa
terselesaikan dengan baik dan lancar
Ucapan terimakasih tentulah tak lupa
kami ucapkan kepada pihak–pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Bangku ini.
Kami menyadari bahwa Laporan Praktik
Kerja Bangku yang kami buat ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mohon
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga Laporan Praktik Kerja Bangku yang
kami buat ini dapat bermanfaat untuk diri kami khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Jambu, November 2017
Penulis
i
COVER…………………………………………………………………………… ...
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………................... i
DAFTAR ISI …………………………………………………………..…………… ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………….……………. 1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1
1.3. Tujuan …………………………………………………….…………….. 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Praktikum Kerja Bangku …………………………………… 2
2.2. Macam Perkakas Tangan …………………………………………........................... 2
2.3. Alat Pelindung Diri ………………………………………..……………. 8
2.4. Penggunaan Alat Kerja Bangku…………………………..……………............... 9
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Pengerjaan, Alat, Bahan dan Cara kerja ……………....... ……….............................. 12
3.2. Target Waktu ………………………………………...……………........................ 15
3.3. Tabel Pengerjaan PKB..................................................................................................................... 16
3.4. Jobsheet Praktikum Kerja Bangku ………………………..…………….............. 16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
………………………………………………..……………............. 19
B. Saran
…………………………………………………………………….............. 19
C. Keselamatan Kerja …………………………………………………………....... 19
DAFTAR RUJUKAN ………………………………………………….……………........... 26
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam
perkembangan teknologi dan kemajuan jaman menuntut adanya sumber daya manusia
yang handal dan siap pakai dan siap diterjunkan dimana saja sehingga perlu
adanya wadah pendidikan formal yang dapat mencipatakan tenaga yang handal dan
terampil .
Pendidikann
saat ini dilaksanakann dalam hal perwujudan dan perkembangan teknologi tepat
guna sesuai dengan kebutuhan eraglobalisasi, oleh karna itu pendidikan sekarang
difokuskan pada pendidikan profesional di lapangan mauun di bengkel
1.2 Rumusan
Masalah
•
Apa pengertian Praktikum Kerja
Bangku?
•
Apa saja macam-macam perkakas tangan yang digunakan?
•
Apa saja APD dalam Praktikum
Kerja Bangku?
•
Bagaimankah menggunakan alat-alat
perkakas tangan dengan baik dan benar ?
•
Bagaimana proses yang harus
dilakukan untuk penyelesaian jobsheet dengan baik dan tepat ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari praktek kerja bangku adalah
:
•
Dapat memahami dan mengerti
arti dari kerja bangku itu sendiri .
•
Dapat menggunakan mesin
dan peralatan yang ada pada kerja bangku .
•
Dapat berkerja dengan baik
dan sesuai dengan prosedur yang berlaku pada praktek sesi kerja bangku.
•
Dapat menerapkan dan
mengembangkan teori pada saat praktek.
1.4 Pengertian Kerja Bangku
Kerja bangku adalah suatu proses pembentukan benda kerja menjadi benda jadi sesuai dengan apa yang diinginkan dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Dan kebanyakan di kerjakan diatas bangku.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Praktikum Kerja Bangku
Kerja bangku adalah teknik dasar
yang harus dikuasai dalam mengerjakan benda kerja secara manual. Pekerjaan
kerja bangku melakukan penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan,
dan dilakukan di bangku kerja. Praktek kerja bangku melatih mahasiswa agar
mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan
benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang
ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan
baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktek kerja bangku.
2.2 Macam-Macam Perkakas Tangan
Semua teknisi yang bekerja pada
bengkel kerja mesin harus dapat menggunakan semua peralatan tangan yang ada di
bengkel baik berupa perkakas mesin maupun perkakas tangan. Hal ini penting
karena masingmasing perkakas mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada dasarnya
manusia dapat bekerja dengan mudah, aman dan dapat menghasilkan benda kerja
yang baik. masing-masing dari alat tersebut dan dalam penggunaannya tidak
jarang dilakukan dengan secara bersamaan dalam penggunaannya untuk
menyelesaikan suatu jobsheet.
Dalam pembahasan ini akan
membahas bagaimana fungsi alat perkakas serta bagaimana pengoperasiaannya dalam
praktek sehingga alat perkakas tersebut dapat berfungsi dengan baik dan
menghasilakan hasil yang maksimal sesuai petunjuk dan yang diharapkan, sehingga
mempunyai umur pemakaian yang lebih panjang.
2.2.1 Ragum
Ragum
digunakan untuk menjepit benda kerja saat melaksanakan pekerjaan mekanik
seperti mengikir, menggergaji, mengebor, memahat dan lain – lain. Agar benda
kerja tidak mengalami kerusakan / luka maka pada mulut ragum di lengkapi dengan
vice klem.
Gambar Ragum
Pemasangan ragum pada meja kerja
harus disesuaikan dengan tinggi pekerja yang akan bekerja. Sebagai patokan
adalah apabila ragum dipasang pada meja kerja, maka tinggi mulut ragum harus
sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna.
Hal-hal yang pelu diperhatikan
atau yang perlu dipedomani dalam penjepitan benda kerja pada ragum adalah
sebagai berikut:
a)
Gunakan pelapis rahang ragum
untuk mencegah benda kerja agar tidak rusak permukaannya.
b)
Penjepitan benda kerja harus
rata, artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum harus lurus
dan sejajar dengan rahang ragum.
c)
Untuk penjepitan benda kerja yang
berlubang seperti pipa yang tipis digunakan bahan tambahan lain yang dimasukkan
ke dalam pipa, sehingga pipa yang dijepit tidak akan mengalami
kerusakan/berubah bentuk. Untuk penjepitan benda kerja yang tipis (pelat tipis)
gunakan landasan dari kayu. Landasan tersebut dijepit pada rahang ragum.
2.2.2 Kikir
Material kikir adalah dari baja
karbon tinggi / baja special. Alat ini digunakan untuk mengurangi sebagian
material dengan jalam memarut sehingga menjadi rata, cekung, cembung, bulat dan
lainnya.
Jenis kikir yang digunakan menurut tingkat
kehalusan dibagi menjadi tiga yaitu:
a.
Kikir Bastard
Merupakan kikir kasar panjang badan 12 inchi, dengan jumlah gigi 9
gigi/cm, cs = 25, s = 0,01, n = 40 dan mempunyai tingkat kehalusan N9 s/d N8.
b.
Kikir Half Smooth
Kikir setengah halus panjang badan 10 inchi, dengan jumlah gigi 12
gigi/cm, cs = 25, s = 0,005, n = 40 dan tingkat kehalusan N8 s/d N7
c.
Kikir Smooth
Kikir halus memiliki panjang badan 8 inchi dengan jumlah gigi 12 gigi/cm
dengan jumlah gigi 20 gigi/cm, cs = 25 s = 0,0025 n = 40
2.2.3 Penggores
yang akan diolah. Ada bermacam-macam jenis penggores yaitu penggores
tangan sedukan, penggores dengan satu ujung bengkok, penggores dengan satu
ujung dirubah.
Gambar Penggores
2.2.4 Penitik
Penitik
dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor. Bentuk
penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan ujung tirus
yang bersudut 250 sampai 300.
Gambar Penitik
2.2.5 Mistar Baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda
kerja yang berukuran pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing
penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang
dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100
cm.
Gambar Mistar
2.2.6 Mistar Siku
Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran
panjangnya 30 cm
terbuat
dari bahan baja.
Gambar Mistar Siku
2.2.7 Palu
Palu adalah alat pemukul yang harus disediakan pada
setiap bengkel kayu. Palu dilengkapi dengan pemegang/gagang kayu sebagai
tangkai pemukul. Jenis dan ukuran palu bervariasi sesuai dengan fungsinya.
Gambar Palu
Sikat kikir berfungsi untuk membersihkan kikir dari
butiran – butiran besi yang melekat pada kikir
Gambar Sikat Kikir
2.2.9 Mal Huruf
Mal huruf
digunakan untuk proses steempling yaitu memberi nomor atau huruf pada benda
kerja. Dalam proses seteampel ini harus extra hati-hati karena dilakukan dengan
satu kali pukulan saja, karena apabila kita melakukan pemukulan berulang kali
maka posisinya akan berubah dan huruf atau angka akan hancur.
Gambar stamping
Gergaji besi dengan fungsi untuk
menggergaji lapisan besi atau besi tipis, karena bentuknya yang demikian beda
dengan gergaji kayu, geriginya yang kecil dan ujung depan dan belakangnya ada pemuntir
yang gunanya untuk mengencangkan dan menggendorkan gergaji besi. Gergaji besi
terdiri dari “sengkang” dan “daun gergaji”,sengkang adalah pegangan untuk
menggergaji sedangkan daun gergaji ada yang mempunyai gigi berbentuk lurus dan
berbentuk zig-zag.
Jumlah
gerigi dalam tiap inchi
1.
Daun gergaji yang mempunyai 14
gigi tiap 25,4 mm
2.
Daun gergaji yang mempunyai 18
gigi tiap 25,4 mm
3.
Daun gergaji yang mempunyai 24
gigi tiap 25,4 mm
4.
Daun gergaji yang mempunyai 32
gigi tiap 25,4 mm
Tap adalah peralatan yang
digunakan untuk pembuatan ulir pada suatu benda kerja. Bentuk tap dibuat secara
khusus di mana ulir-ulir potong dibuat secara presisi. Bahan untuk pembuatan
tap adalah baja perkakas baja potong cepat. Badan tap terdiri dari dua bagian
yaitu badan yang tidak mempunyai mata potong dan badan yang mempunyai mata
potong. Untuk melakukan penguliran dengan menggunakan tap diperlukan alat bantu
yaitu tangkai tap/pemutar tap. Berbentuk batang berulir luar yang mempunyai
sisi alur 3 atau 4. Satu set tap berisi 3 buah, yaitu nomor 1untuk awal
pembuatan ulir, nomor 2 untuk perluasan ulir dan yang nomor 3 untuk finishing.
Dilengkapi dengan tangkai tap yang panjang lengan pemutar disesuaikan besar
kecilnya diameter tap.
Gambar Tap
2.2.12 Snei
Snei adalah
alat untuk membuat ulir. Bentuk snei menyerupai mur tetapi ulirnya merupakan
mata potong. Gigi-gigi ulir setelah dibentuk kemudian dikeraskan dan temper
agar dia mampu melakukan pemotongan terhadap benda kerja. Pada proses
pembuatan ulir, snei dipegang oleh tangkai snei.
Snei yang biasanya digunakan untuk pembuatan ulir adalah snei pejal dan snei
bercelah.
Snei
jenis ini berbentuk segi enam atau bulat. Untuk memudahkan dalam penguliran
awal maka pada snei jenis ini tidak seluruh mata potongnya sama besar, tetapi
sedikit tirus pada bagian mata pemotong awal. Dengan demikian benda kerja dapat
masuk ke dalam snei sedikit mudah.
Ø Snei Bercelah (Split die)
Snei
jenis ini banyak digunakan untuk pembuatan ulir luar, karena ia memiliki
kelebihan dari pada snei pejal. Kelebihan tersebut antara lain besar
diameternya dapat diperbesar dan diperkecil sampai ukuran standarnya. Dengan
demikian pada waktu penguliran pendahuluan diameternya diperbesar dan pada
waktu finishing diameternya dikembalikan pada ukuran standarnya. Pengaturan
tersebut dengan menggunakan baut penyetel.
Untuk
membuat ulir dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu yaitu pemegang snei.
Pada pemegeng snei ini dilengkapi dengan baut-baut pengikat, agar snei tidak
ikut berputar saat melakukan pemotongan/penguliran
2.2.13 Mesin Bor
Mesin Bor
gunanya untuk melubangi benda dan memperbesar lubang yang sudah ada, berikut
ditampilkan gambar mesin bor.
Gambar Mesin Bor Duduk
2.2.14 Jangka Sorong
Jangka
sorong adalah alat ukur yang mempunyai ketelitian ukur hingga Seperseratus
milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagianbergerak. Pembacaan
hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian danketelitian pengguna maupun
alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapidengan bacaan digital. Pada
versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah0.05mm untuk jangka sorang
dibawah 30cm dan 0.01.
Kegunaan jangka sorong adalah:
Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda:Putarlah pengunci ke
kiri, buka rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong, geser rahang
agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
2.
Mengukur Diameter Dalam Benda
Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung : Putarlah
pengunci ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda , geser agar rahang tepat
pada benda, putar pengunci ke kanan.
3.
Mengukur Kedalaman Benda
Cara mengukur kedalaman benda : Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang
sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, putar pengunci ke kanan.
2.3 Alat Pelindung Diri
A.
Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja, misalnya saat mengikir.
B.
Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara
yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk, misalnya misal
berdebu dan beracun.
C. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera
tangan, misalnya saat mengikir dan menggergaji. Bahan dan bentuk sarung tangan
disesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
D. Baju dan Celana Kerja
Baju kerja berfungsi melindungi
badan dari benda tumpul, benturan, goresan saat praktik kerja bangku, sedangkan
celana kerja berfungsi melindungi bagian bawah tubuh dari benda tumpul,
benturan, goresan saat praktik kerja bangku.
E. Sepatu
Seperti sepatu biasa, tapi dari
bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi
untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam
atau berat, benda panas, cairan kimia.
2.4 Penggunaan Alat Kerja Bangku
1. Langkah Pengikiran Yang Baik
Posisi tubuh Selama mengikir, berdiri di sisi sebelah kiri ragum dengan
kaki tetap tidak berubah. Kaki harus terbentang dengan menyesuaikan panjang
kikir. Sudut antara poros ragum dan kaki mendekati30 derajat untuk kaki kiri
dan 75 derajat untuk kaki kanan. Gerakan badan dan kaki posisi badan berdiri
tegak dan berlahan-lahan condong maju selama gerak pemotongan. Kaki sebelah
kanan tetap lurus. Pandangan lurus selalu ditujukan pada benda kerja.
Perhatikan
Gambar 2.16 Posisi Tubuh Mengikir
b.
Cara memegang kikir
1)
Tangan kanan : Peganglah tangkai
kikir dengan posisi ibu jari di atas pegangan dan jari lainnya di bawah
pegangan.
2)
Tangan kiri :Tempatkan ibu jari
pada ujung kikir dan jarijari yang lain sedikit ditekukan akan tetapi tidak
sampai memegang atau menggenggam.
3)
Menggunakan
kikir yang kecil dengan gerakan yang tidak terlalu kuatdan pegang kikir dengan
tangan kanan dan ujung kikir dipegang oleh ibu jari dan jari-jari lainnya.
Gambar 2.17 Posisi Tangan
Mengikir
2. Cara
Mengebor
Pengeboran
adalah proses menghasilkan lubang bulat pada benda kerja dengan menggunakan
alat potong berupa mata bor ( twist drill
). Mesin bor memiliki dua prinsip gerakan dasar yaitu gerakan berputar poros
utama dan gerakan pemakan ke bawah. Untuk menentukan lubang bor yang akan di
tap, maka diameter mata bor yang akan digunakan harus diketahui. Misalnya benda
kerja yang akan di tap M8 x 1,2 maka diameter mata bor yang di gunakan adalah
6,8 mm.
3. Cara Mengetap
Mengetap
adalah membuat ulir dalam yang debelumnya di dahului dengan proses pembuatan
lubang. Bahan tapper adalah baja karbon yang di keraskan, satu set terdiri dari
3 buah yaitu nomor 1, 2, dan 3. Tap nomor 1 sebagai permulaan karena mempunyai
bentuk tirus di ujungnya, sehingga ulir yang dihasilkan hanya 55% dari bentuk
ulir yang sesungguhnya. Tap nomor 2 digunakan setelah tap nomor 1 bentuk tirus
pada ujungnya lebih pendek , ulir yang di hasilkan hanya 25 %. Tap nomor 3
adalah tap yang terakhir dan yang membentuk ulir sepenuhnya. Sebelum di tap
harus di countersink terlebih dahulu dengan posisi tap harus tegak lurus dengan
bidang yang akan di tap.
Gambar 2.18 Posisi Mengetap
4. Cara
Menggunakan Jangka Sorong
Mula-mula perhatikan skala nonius
yang berimpit dengan salah satu skala utama. Hitunglah berapa skala hingga ke
angka nol. Suatu misal skala nonius yang berimpit dengan skala utama adalah 4
skala. Artinya angka tersebut 0,4 mm. Selanjutnya perhatikan skala utama. Suatu
misal angka nol pada sekala nonius tepat pada angka 4,7 Sehingga benda yang
diukur sama dengan 4,7 cm + 0,4 mm = 4,74 cm.
Gambar 2.19 Penggunaan Jangka
Sorong
5. Cara
Penggunaan Snei
Langkah kerja pembuatan ulir dengan snei adalah
sebagai berikut:
Ø Persiapkan
benda kerja dan jepit pada ragum secara tegak lurus.
Ø Pasang
snei pada pemegangnya dan kuncikan baut pengikatnya.
Ø Tempatkan
snei pada benda kerja dengan posisi datar, kemudian tekankan snei hingga benda
kerja masuk pada snei. Lakukan penekanan sambil snei diputarkan searah dengan
arah jarum jam.
Ø Pemutaran
atau pemakanan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada posisi semula.
Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong beram dan membersihkan ulir yang
telah terbuat serta memberikan kesempatan beram keluar dari snei.
Ø Lakukan
pekerjaan langkah di atas secara terus menerus dan berikan minyak pelumas untuk
mendingingkan snei dan untuk membantu mengeluarkan beram.
Ø Untuk
pembuatan ulir dengan snei bercelah, maka ulangi kembali penguliran dengan
terlebih dahulu menyetel kembali lebar pembukaan snei. Demikian seterusnya
sampai ukuran snei kembali pada ukuran standarnya.
Ø Periksa hasil snei dengan
menggunakan mal ulir, seterusnya bersihkan ulir dan snei.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Dalam bab ini memjelaskan hasil praktikum selama kurang lebih 3 minggu.
3.1 Pengerjaan Yang Telah Dilakukan
1. Pengikiran
Yaitu mengikir benda kerja sesuai ukuran yang ditentukan oleh dosen
pembimbing.
a. Alat yang digunakan yaitu:
1) Ragum
2) Kikir kasar dan kikir halus
3) Benda kerja ( plat besi )
4) Jangka sorong
5) Jobsheet
6) Penggaris siku
b. Cara kerja :
1) Siapkan benda kerja dan alat-alat yang digunakan.
2) Gunakan pakaian pengaman dan kaos tangan sebagai pelindung tangan.
3) Jepit benda kerja dengan ragum, dengan ¾ bagian benda terjepit. Kemudian
lakukan pengikiran dengan arah usapan maju tekanan penuh dan pada saat usapan
mundur tekanan minimum. Ini berguna untuk memaksimalkan pengikiran dan
memperpanjang umur kikir.
4) Perhatikan Posisi tubuh Selama mengikir, berdiri di sisi sebelah kiri
ragum dengan kaki tetap tidak berubah. Kaki harus terbentang dengan
menyesuaikan panjang kikir. Sudut antara poros ragumdan kaki mendekati30o untuk
kaki kiri dan 75o untuk kaki kanan. Dan gerakan pengikiran diikuti seleruh
bagian tubuh bukan tanganya saja yang bergerak.
c. Kesulitan/ kendala yang dihadapi
1) Alat kikir yang tersedia di laboratorium kurang baik kondisinya sehingga
membuat benda kerja menjadi lecet.
2) Benda kerja kurang siku meskipun sudah di kikir ketika di ukur dengan
mistar siku presisi, sehingga untuk menyikukan benda kerja tersebut membutuhkan
waktu yang relative lama
3) Penyelesaian pengikiran tidak sesuai dengan jadwal yang di tentukan
yairu 1minggu karena di laksanakan pada waktu bulan puasa.
4)
Tenaga masing – masing mahasiswa
berbeda – beda sehingga dalam penyelesaian mengikir ini tidak sama antara
mahasiswa yang satu dengan yang lainnya.
2.
Penggoresan
Yaitu memberi garis-garis pada benda kerja.
a. Alat yang digunakan yaitu:
1) Penggores
2) Penggaris
3) Penitik
b. Cara kerja
1) Letakkan benda kerja pada meja.
2) Beri ukuran jarak antar garis
3) Letakkan penggaris pada benda kerja kemudian tekan penggaris. Dan gores
dangan penggores.
4) Lakukan dengan hati – hati
c. Kendala yang di hadapi
1) Membutuhkan ketelitian dan harus hati – hati dalam menggores benda jika
terjadi kesalahan pada saat penggoresan benda harus di kikir lagi agar halus
2) Membutuhkan kesabaran dalam penitikan ini.
3.
Pengeboran
Yaitu mengebor benda kerja dengan mesih bor sesuai ukuran yang
ditentukan.
a.
Alat-ala yang diperlukan
1)
Mesin Bor
2)
Mata Bor sesuai ukuran lebar yang
ditentukan
3)
Mistar yang presisi
b. Cara kerja
1) Posisikan benda kerja dalam ragum mesin bor dibantu dengan menggunakan
mistar supaya tepat sasaran
2) Siapkan mata bor dan dipasang dengan rapat
3) Nyalakan mesin bor
4) Mengebor dengan menekan tuas dengan naik-turun supayasisa sayatan bor
dapat keluar masuk
c. Kendala yang dihadapi
1) Menempatkan benda kerja yang sulit karena ragumnya yang sudah lumayan
rusak
2)
Kotoran yang banyak di mesin bor
membuat proses lama, sedikit kesulitan membersihkannya dibagian sela dalam
mesin
4.
Pengetapan
a. Alat yang digunakan
1) Ragum Penjepit
2) Ulir 3 Tingkat
3) Tap
4) Pelumas Oli
b. Cara Kerja
1) Siapkan 3 Ulir dan Tap dan benda kerja sudah rapat terjepit dalam ragum
2) Mulai mengetap dengan ulir 1 dan dikasih pelumas
3) Putar tap dan sedikit penekanan sampai kedalaman dalam pengeboran
sebelumnya
4) Mengulangi lagi sampai lancar dan mengganti dengan ulir 2 dan 3 janga
lupa juga dikasih oli.
c. Kendala yang dihadapi
1) Ulir dan tap yang terbatas menjadi kedala proses karena harus bergantian
2) Untuk pengetapan awal menggunakan ulir 1 harus hati-hati dan teliti
karena membuka awal jalan untuk mengulir.
5.
Penandaan
Yaitu memberi huruf atau angka pada benda kerja.
a. Alat yang digunakan adalah:
1) Mal huruf
2) Palu
3) Bantalan besi
b.Cara kerja
1) Pertama letakan benda yang sudah diberi garis atau kolom pada bantalan
besi.
2) Tempatkan mal huruf pada posisinya. Kemudian pukul menggunakan palu
3) Perlu diketahui bahwa pada proses steampling ini menggunakan ketelituan
dan kejelian, salah satu contoh pada saat memukul mal huruf posisinya harus
benar-benar tepat karena pemukulan hanya dilakukan satu kali saja. Jika
dilakukan secara berulang - ulang posisinya berubah dan huruf akan hancur.
1) Dalam menggunakan palu untuk menyetempel huruf harus hati – hati karena
dapat melukai tangan
2) Posisi mal harus tepat ketika akan di stempel kalau tidak akan terjadi
kesalahan pada posisi huruf
3) Posisi palu dan mal huruf harus tepat jika tidak mal ketika di pukul
dengan palu akan terlempar dan dapat melukai tubuh.
6.
Penggergajian
a. Alat yang digunakan
1) Gergaji
2) Plat
3) Penggores dan Mistar
4) Ragum penjepit
b. Cara kerja
1) Ukur dan tandai dengan gores benda kerja sebelum digergaji sesuai ukuran
yang diinginkan
2)
Tepatkan benda kerja dalam ragum
dan lebing mudah untuk menggergaji bisa menggunakan plat besi supaya lurus
dalam menggergaji
3) Menggergaji dengan pelan-pelan karena benda kerja yang kecil dan tipis
dengan irama kedepan yang lebig ditekankan karena gigi tajam besi menyayat
kedepan
4) Menggergaji sesuai ukuran.
c. Kedala yang dihadapi
1) Menggergaji pada awal agak sulit, berat, dan hati-hati karena pada awal menggergaji
adalah membuka jalur gergaji
2) Mengatur jarak antar penggergajian, biasanya lubang penggergajian lebeih
lebar tidak sesuai perkiraan ukuran
3.2 Target Waktu
3 sks,
6 js
1 pertemuan = 35 menit X 6 = 210 menit
1 minggu = 5 pertemuan X 210 menit = 1050 menit = 17,5 jam 3 minggu =
17,5 jam X 3 =52, 5 jam
|
Minggu
|
PENGERJAAN
|
UKURAN AWAL
|
UKURAN HASIL
|
||||||||
|
KE
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
P
|
L
|
T
|
P
|
L
|
T
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
1
|
Menyelesaikan
mengkikir silinder (menyenai,
|
85
|
12,5
|
-
|
80
|
10
|
-
|
||||
|
|
mengebor,
mengikir)
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
2
|
Pengikiran
benda untuk memperoleh ukuran
|
133
|
43
|
22
|
132
|
42
|
21
|
||||
|
|
yang
ditentukan dan kepresisian
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
3
|
Menyelesaikan
kerja pelat (menggergaji)
|
70
|
35
|
10
|
60
|
32
|
6
|
||||
3.4 Gambar Pengerjaan (jobsheet)
1. Gambar
dan Ukuran untuk Pengerjaan Pengikiran balo dan pengetapan
M10
50 mm
11,5 mm 11,5
mm
133 mm
Gambar 3.1 Proyek Benda Kerja 1
Ø Hasil Kerja
M10
15,5 mm
|
50 mm
11,5 mm 11,5
mm
132 mm
Gambar 3.2 Hasil Benda Kerja
2. Gambar
dan Ukuran Untuk Pengerjaan stemping
Gambar 3.3 Proyek Stemping
Ø Hasil
Kerja
D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W D E F G
H I J K L M N O P Q R S T U V W
4 5 6 7 8 9 0
Gambar 3.4 Hasil Stemping
3. Gambar
dan Ukuran untuk Pengerjaan penggergajian
Gambar 3.5 Proyek Benda Kerja
Penggergajian
Ø Hasil Kerja
Gambar 3.6 Hasil Benda Kerja
Penggergajian
4.
Gambar dan Ukuran untuk
Pengerjaan Silinder
Ø Ukuran silinder awal
12,5 mm
85 mm
Ø Ukuran hasil silinder
10 mm
80 mm 12cm
10 mm
60 mm
M10
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
- Praktikum kerja bangku adalah suatu praktek
yang membutuhkan kesabaran, keuletan serta ketelitian dalam pengerjaannya.
- Praktikum kerja bangku adalah suatu kegiatan
untuk menyelesaikan suatu jobsheet dengan menggunakan cara manual sebagai
bekal mahasiswa untuk melatih kemamapuan siswa dalam mengaplikasikan teori
kedalam praktek yang riil serta sebagai bekal dasar untuk menempuh
matakuliah yang selanjutnya.
- Dalam penggunaan setiap alat-alat perkakas
maka hendakanya selalu memperhatikan prosedur pemakaian sehingga alat-alat
perkakas dapat digunakan secara maksimal sesuai dengan fungsi dari setiap
alat-alat perkakas tersebut.
- Dalam setiap praktek untuk menyelesaiakan
jobsheet harus selalu memperhatikan petujuk pengerjaan sehingga hasil dari
jobsheet yang dikerjakan sesuai dengan jobsheet yang ditugaskan.
- Sebelum memulai mengerjakan jobsheet, terlebih
dahulu merencanakan langkah-langkah pengerjaan agar jobsheet dapat
dikerjakan dengan cepat dan tepat
B. Saran
- Alat-alat yang digunakan ditambah lagi dan
yang sudah tidak dapat digunakan juga diganti dengan yang baru agar mahasiswa
dalam praktek dapat bekerja semaksimal mungkin dengan cepat dan hasilnya
memuaskan.
- Setiap mahasiswa yang sedang praktek
diharapkan datang tetap waktu agar praktikum bisa untuk segera dimulai.
Dengan demikian waktu yang relatif singkat dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya.
- Untuk toolman yang bekerja diharapkan selalu
mengontrol alat-alat yang akan digunakan oleh mahasiswa untuk selalu
mengondisikan alat-alat selalu dalam kondisi siap pakai.
C. Keselamatan Kerja
1.
Saat bekerja dengan menggunakan las
Asetelyne operator harus memahami prosedur keselamatan kerja, karena sangat
berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran atau ledakan. Prosedur keselamatan
kerja sewaktu menggunakan las asetelyne menekankan pada tindakan pengamanan
terhadap peralatan utamanya. Adapun uraian pelaksanaan keselamatan kerja pada
las asetelyne adalah sebagai berikut.
2.
Tidak melakukan pekerjaan dengan
bergurau.
3.
Ikuti petunjuk dari instruktur
atau dosen pembimbing dan petunjuk yang tertera dari lembar kerja.
4.
Gunakan peralatan sesuai dengan
fungsi dan prosedur yang benar.
5.
Minta ijin dari instruktur atau
dosen bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.
6.
Memakai perlengkapan praktik,
meliputi pakaian praktik, apron (pelindung dada), sepatu, sarung tangan dan lain-lain.
7.
Membuka tabung gas dan asetelyne
dengan memperhatikan SOP yang sesuai.
8.
Mengatur tekanan kerja yang
digunakan untuk pengelasan sesuai dengan standar.
9.
Menerapkan prosedur proses
penyalaan brander las asetelyne dengan tepat.
No comments:
Post a Comment