CONTOH RPP AL QUR'AN HADIST MADRASAH ALIYAH/ SMA/ SMK



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                       : MA Al-Bidayah Candi Bandungan
Mata Pelajaran            : Al-Qur’an Hadits
Kelas/Semester            : XI/Ganjil
Materi Pokok              : Menjaga Toleransi dan Etika dalam Pergaulan
Alokasi Waktu            : 1 x Pertemuan (2x45 menit)

  1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
  2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
  3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
  4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B.  Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1.4  Menghayati nilai-nilai toleransi intern umat beragama dan antar umat beragama.
2.4  Memiliki sikap toleransi dan menjunjung tinggi etika pergaulan sebagai implementasi dari pemahaman QS. Al-Kafirun (109): 1-6; QS. Yunus (10): 40-41; QS. Al-Kahfi (18): 29; QS. Al-Hujurat (49): 10-13; dan hadits riwayat Ahmad dari Ibnu ‘Abbas
3.4  Memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis tentang toleransi dan etika pergaulan pada Surah Al-Kafiruun: 1–6; Surah  Yunus: 40–41; Surah  Al-Kahfi: 29; Surah  Al-Hujurat: 10–13 dan hadis riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas.
3.4.1        Membaca QS. Al-Kafirun (109): 1-6; QS. Yunus (10): 40-41; QS. Al-Kahfi (18): 29; QS. Al-Hujurat (49): 10-13; dan hadits riwayat Ahmad dari Ibnu ‘Abbas
3.4.2        Menyebutkan makna mufradat QS. Al-Kafirun (109): 1-6; QS. Yunus (10): 40-41; QS. Al-Kahfi (18): 29; QS. Al-Hujurat (49): 10-13; dan hadits riwayat Ahmad dari Ibnu ‘Abbas
3.4.3        Menjelaskan kandungan QS. Al-Kafirun (109): 1-6; QS. Yunus (10): 40-41; QS. Al-Kahfi (18): 29; QS. Al-Hujurat (49): 10-13; dan hadits riwayat Ahmad dari Ibnu ‘Abbas
3.4.4        Menunjukkan perilaku toleransi dan etika pergaulan
4.4  Mempresentasikan isi dan kandungan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis tentang toleransi dan etika pergaulan pada Surah Al-Kafiruun: 1–6; Surah  Yunus: 40–41; Surah  Al-Kahfi: 29; Surah  Al-Hujurat: 10–13 dan hadis riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas.

C.  Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran siswa dapat:
1.    Membaca QS. Al-Kafirun (109): 1-6; QS. Yunus (10): 40-41; QS. Al-Kahfi (18): 29; QS. Al-Hujurat (49): 10-13; dan hadits riwayat Ahmad dari Ibnu ‘Abbas dengan benar.
2.    Menyebutkan makna mufradat QS. Al-Kafirun (109): 1-6; QS. Yunus (10): 40-41; QS. Al-Kahfi (18): 29; QS. Al-Hujurat (49): 10-13; dan hadits riwayat Ahmad dari Ibnu ‘Abbas dengan benar.
3.    Menjelaskan kandungan QS. Al-Kafirun (109): 1-6; QS. Yunus (10): 40-41; QS. Al-Kahfi (18): 29; QS. Al-Hujurat (49): 10-13; dan hadits riwayat Ahmad dari Ibnu ‘Abbas dengan benar
4.    Menunjukkan perilaku toleransi dan etika pergaulan dengan benar.
Fokus penguatan karakter: Toleransi dan Menghargai sesama.


D.  Materi Pembelajaran
1.      Materi Reguler
            a. QS. Al-Kafirun : 1-6
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيم
ِقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ﴿١﴾ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٣﴾ وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ﴿٤﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٥﴾ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ﴿٦﴾
1)       Terjemah Kosa kata/Kalimat (Mufradat)
Terjemah
Lafal
Terjemah
Lafal
Para penyembah
brßÎ7»tã
Aku tidak akan menyembah
لاَأَعْبُد
Untukmu Agamamu
لَكُمْ دِيْنُكُم
Untukku agamaku
لِىَ دِيْنِ

2)      Terjemahan Ayat
Katakanlah   (Muhammad): "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
3)      Penjelasan Ayat
          Surat al-Kāfirūn diturunkan secara keseluruhan untuk menjawab ajakan tokoh-tokoh kafir Quraisy kepada Nabi Muhammad. Mereka antara lain: al-Walı̄d bin al-Mugı̄rah, al-‘Α􀇊 bin Wā’il as-Sahmı̄, al-Aswad bin Abdul Mualib, dan Umaiyyah bin Khalaf. Mereka mengatakan : “Hai Muhammad, marilah engkau mengikuti agama kami, dan kami akan mengikuti agamamu. Kami juga akan senantiasa mengajakmu dalam segala kegiatan kami. Kamu menyembah Tuhan kami selama setahun, dan kami menyembah Tuhanmu selama setahun juga. Jika ternyata yang engkau bawa lebih baik, maka kami akan mengikutimu dan melibatkan diri didalamnya. Dan bila ternyata yang ada pada kami itu lebih baik, maka engkau mengikuti kami dan engkaupun melibatkan diri didalam agama kami. Nabi menjawab, “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menyekutukan-Nya dengan selain-Nya”. Kemudian Allah menurunkan surat ini sebagai balasan atas ajakan mereka.
          Kemudian Nabi Muhammad allāllāhu ʻalaihi wasallam berangkat menuju Masjidil Haram yang saat itu sedang berkumpul para pembesar Quraisy. Nabi berdiri di hadapan mereka membacakan surah al-Kā􀏐irūn ini. Sehingga mereka berupaya merubah siasat dengan melakukan penindasan dan penyiksaan terhadap nabi dan para pengikutnya hingga nabi melakukan hijrah ke Medinah.
          Dalam Surah al-Kāfirūn ayat 1–2 secara tegas dinyatakan bahwa Tuhan yang disembah Nabi Muhammad allāllāhu ʻalaihi wasallam dan para pengikutnya bukan apa yang disembah orang-orang kafir, karena mereka menyembah Tuhan yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak. Sedang Nabi menyembah Tuhan yang tidak ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak dan istri. Dalam ayat 3, Allah menambahkan lagi pernyataan yang diperintahkan untuk disampaikan kepada orangorang kafir dengan menyatakan bahwa mereka tidak menyembah Tuhan yang didakwahkan Nabi Muhammad, karena sifat-sifat-Nya berlainan dengan sifat-sifat Tuhan yang mereka sembah dan tidak mungkin dipertemukan antara kedua macam sifat tersebut.
          Pada ayat 4-5 ditegaskan bahwa Nabi Muhammad allāllāhu ʻalaihi wasallam memiliki konsistensi dalam pengabdiannya. Artinya apa yang beliau sembah tidak akan berubah-ubah. Cara ibadah kaum muslimin berdasarkan petunjuk Allah, sedangkan cara orang kafir berdasarkan hawa nafsu. Melalui surah ini, Nabi Muhammad allāllāhu ʻalaihi wasallam ingin mengajarkan bahwa sebagai orang yang beriman, kita hendaknya mempunyai kepribadian yang teguh dan kuat yang tidak tergoyahkan oleh apapun.
          Pada ayat 6 dinyatakan adanya pengakuan eksistensi secara timbal balik, yaitu untukmu agamamu dan untukku agamaku. Dengan demikian masing-masing dapat melaksanakan apa yang dianggapnya benar dan baik, tanpa memaksakan pendapat kepada orang lain dan sekaligus tidak mengabaikan keyakinan masing-masing.
a         QS. Yunus : 40-41
وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لا يُؤْمِنُ بِهِ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ
(٤.) بِالْمُفْسِدِينَ
وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ (٤١) مِمَّا تَعْمَلُونَ
1)      Terjemah Kosa Kata/Kalimat (Mufradat)
Terjemah
Lafal
Terjemah
Lafal
Berlepas dari/bebas dari
بَرِيْئُونَ
Lebih mengetahui
أَعْلَمُ
Aku kerjakan
أَعْمَلُ
Mereka mendustakanmu
كَذَّ بُوكَ

Pekerjaanku
عَمَلِى

2)      Terjemah Ayat
Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".
3)      Penjelasan Ayat.
          Pada ayat 40, Allah menegaskan bahwa umat Nabi Muhammad allāllāhu ʻalaihi wasallam terbagi menjadi dua kelompok dalam mengimani Nabi Muhammad sebagai Rasul dan wahyu al-Qur’an yang diterimanya. Sebagian menerima Al-Qur’an, mengikuti ajaran Nabi Muhammad allāllāhu ʻalaihi wasallam dan mengambil manfaat dari risalah yang dibawanya, sebagian lagi mereka tidak beriman selalu mendustakan Nabi Muhammad. Dan Allah lebih tahu tentang orang-orang yang membawa kerusakan di muka bumi dengan kemusyrikan, kezaliman dan kedurhakaan karena mereka tidak mempunyai kesiapan untuk beriman. 
          Ayat ke 41, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad allāllāhu ʻalaihi wasallam untuk tegar dalam menghadapi orang-orang yang ingkar akan ajaran yang dibawanya. Beliau diperintahkan untuk menyatakan bahwa beliau tidak bertanggungjawab atas perbuatan mereka, dan merekapun tidak bertanggungjawab terhadap perbuatan beliau. Dengan kata lain “Bagiku pekerjaanku, bagimu pekerjaanmu”. Segala perbuatan sekecil apapun pasti ada balasannya. Amal baik akan mendapatkan balasan yang baik, sebaliknya amal buruk akan mendapatkan keburukan pula.
          Yang dimaksud amalku (perbuatanku) adalah Nabi akan terus berdakwah, menyeru kepada kebaikan mengajarkan taat kepada Allah, memberi kabar gembira kepada yang beriman, dan ancaman bagi orang-orang yang mendustakannya. Hasil dari amal beliaupun tidak ada kaitannya dengan orang-orang kafir. Sedangkan yang dimaksud amalmu (perbuatanmu) adalah orang-orang kafir diberi kebebasan untuk terus menerus mendustakan agama, tetap dalam kekufuran dan syirik, zalim ataupun berbuat kerusakan. Semua amal perbuatannya tidak ada kaitannya dengan amalan Nabi Muhammad allāllāhu ʻalaihi wasallam.
c.       QS. Al-Kahfi : 29
1)      Terjemah Kosa Kata/kalimat (Mufrodat)
Terjemah
Lafal
Terjemah
Lafal
Berlepas dari/bebas dari
بَرِيْئُونَ
Lebih mengetahui
أَعْلَمُ
Aku kerjakan
أَعْمَلُ
Mereka mendustakanmu
كَذَّ بُوكَ


Pekerjaanku
عَمَلِى

2)      Terjemah Ayat
Dan Katakanlah (Muhammad): "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
3)      Penjelasan Ayat
           Ayat ini menegaskan kepada semua manusia termasuk kaum musyrikin yang angkuh bahwa kebenaran yang disampaikan kepada mereka itu berasal dari Allah, Tuhan semesta alam. Kewajiban mereka adalah mengikuti kebenaran itu dan mengamalkannya. Barang siapa yang mau beriman kepada-Nya dan masuk ke dalam barisan orang-orang yang beriman maka hendaklah ia beriman. Sebab manfaat dan keuntungan dari keimanan itu akan kembali pada dirinya sendiri. Juga demikian halnya bagi siapa yang ingkar atau kafir maka biarlah ia kafir, walau kaya dan jabatannya tinggi, Allah dan Nabi Muhhammad tidak mengalami kerugian sedikipun.
           Ayat tersebut juga menerangkan kerugian dan kecelakaan akibat penganiayaan diri mereka. Allah memberikan ancaman yang keras kepada mereka, yaitu akan melemparkan mereka ke dalam neraka. Gejolak neraka mengepung mereka sehingga mereka tidak bisa keluar dan menghindar dari api, dan terpaksa menjalani siksaan. Jika mereka minta pertolongan dari ganasnya api neraka, mereka akan diberi minum dengan air seperti cairan besi atau minyak yang keruh yang mendidih dan tentu akan menghanguskan badan mereka. Dan itulah seburuk-buruk minuman dan tempat istirahat yang buruk.
d.      QS. Al-Hujurat: 10-13
Hasil gambar untuk al hujurat ayat 10 sampai 13
1)      Terjemah Kosa kata/Kalimat (Mufradat)
Terjemahan
Lafal
Terjemahan
Lafal
Dosa
إِثْمٌ
Janganlah suatu kaum mengolok-olok
لاَيَسْخَرُ
Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
وَلاَتَجَسَّسُوا
Boleh jadi
عَسَى
Janganlah ada di antara kamu yang menggunjing
وَلَا يَغْتَبُ
Janganlah kamu saling mencela
وَلاَ تَلْمِزُوا
Tentu kamu merasa jijik
فَكَرِهْتُمُوهُ
Saling memanggil
تَنَابَزُوا
Agar kamu saling mengenal
لِتَعَارَفُوا
Dengan gelar-gelar
بِالأَلْقَابِ

2)      Terjemah Ayat
                        Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat:10)
                        Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Hujurat:11)
                        Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat:12)
                        Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat:13)
3)      Penjelasan Ayat
                        Pada ayat 10, Allah menegaskan bahwa walaupun orang-orang mukmin itu berbeda-beda bangsa, etnis, bahasa, warna kulit dan adat kebiasaannya serta stratifikasi sosialnya, namun mereka adalah satu dalam persaudaraan Islam. Persaudaraan bisa diibaratkan laksana ratusan atau bahkan ribuan lidi yang diikat menjadi satu, sehingga tidak mudah untuk dipatahkan. Oleh karena itu, sesama orang mukmin harus mempunyai jiwa persaudaraan atau persatuan yang kokoh sebagaimana telah diajarkan dalam agama Islam.
                        Persaudaraan memang merupakan kunci sukses dalam menciptakan dan melestarikan tata kehidupan masyarakat yang baik, terhormat dan bermartabat. Sejarah telah mencatat manfaat positif dari persaudaraan tersebut, sebagaimana dicontohkan oleh Rasūlullāh yang telah mempersatukan kaum Muhājirı̄n (dari Makkah) dengan kaum Anār (penduduk asli Madinah). Abū Bakar a-iddiq beliau persaudarakan dengan Hariah bin Zaid, ‘Umar bin Khaṭṭab beliau persaudarakan dengan ‘Itbah bin Mālik, demikian juga dengan sahabat yang lain. Oleh karena itu tepatlah suatu pepatah mengatakan “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Begitu juga dengan suatu gambaran atau iktibar yang menerangkan bahwa seorang muslim itu ibarat sebatang lidi maka ia akan mudah dipatahkan. Berbeda bilamana ia bersatu dengan muslim lainnya diikat dalam satu ikatan laksana seratus atau ribuan lidi, maka sangat berat untuk dipatahkannya. Persaudaraan yang kokoh diantara kaum muslimin dibutuhkan akhlak atau moral yang melandasi sikap dan perilaku mereka.
                        Sebab turun (asbābun-nuzūl) QS. al-ujurāt ayat 11 sebagaimana diriwayatkan di dalam kitab Sunan yang empat (Sunan Abū Dāwud, Sunan at-Tirmiżı̄, Sunan an-Nasā’ı̄ dan Sunan Ibnu Mājah), yang bersumber dari Abū Jubair a-aḥḥak. Menurut Imām at-Tirmiżı̄ hadis ini adalah hadis hasan. “Mengemukakan bahwa seorang lakilaki mempunyai dua atau tiga nama. Orang itu sering dipanggil dengan panggilan tertentu yang tidak ia senangi. Ayat ini (QS. al-ujurāt: 11) turun sebagai larangan menggelari orang dengan nama-nama yang tidak menyenangkan”.
                        Diriwayatkan oleh al-ākim dan lain-lain, yang bersumber dari Abū Jubair a-aḥḥak: “Mengemukakan nama-nama gelar di zaman jahiliyah sangat banyak. Ketika Nabi memanggil seseorang dengan gelarnya, ada orang yang memberitahukan kepada beliau bahwa gelar itu tidak disukainya. Maka turunlah ayat ini (QS. al-ujurāt : 11) yang melarang orang memanggil orang dengan gelar yang tidak disukainya”.
                        Diriwayatkan oleh Ahmad yang bersumber dari Abū Jubair a-aḥḥak: “Mengemukakan bahwa ayat ini (QS. al-ujurāt : 11) turun berkenaan dengan Banı̄ Salamah. Nabi tiba di Madinah pada saat orang biasanya mempunyai dua atau tiga nama. Pada suatu saat Rasūlullāh memanggil seseorang dengan salah satu namanya, tetapi ada orang yang berkata: “Ya Rasūlullāh!” Sesungguhnya ia marah dengan panggilan itu.” Ayat …. تَلْمِزُوا لاَ وَ … (…dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan  gelar-gelar yang buruk…), QS. al-ujurāt : 11 turun sebagai larangan memanggil orang dengan sebutan yang tidak disukainya.
                        Kandungan ayat 11 merupakan konsekuensi logis dari ayat 10, yaitu Allah menegaskan bahwa umat Islam tidak boleh saling mengolok-olokkan, karena perilaku tersebut dapat menimbulkan kemarahan orang lain, atau orang merasa dihina sehingga akan menimbulkan pertengkaran dan perkelahian. Orang mukmin tidak boleh saling mengolok-olokkan, karena boleh jadi orang yang diperolok-olokkan itu lebih baik daripada yang memperolok-olokkan. Baik berupa ejekan, perkataan, sindiran ataupun kelakar yang bersifat merendahkan diri. Oleh karenanya Allah melarang olok-olok itu agar terbina persaudaraan, kesatuan dan persatuan di kalangan orang mukmin.
                        Allah subānahū wa taʻālā juga melarang orang-orang mukmin untuk mencela dirinya sendiri, yang sebagian mufassir mengartikan melarang mencela saudara mukmin lainnya. Karena orang mukmin itu ibarat satu tubuh, sehingga kalau ia mukmin lainnya berarti ia mencela dirinya sendiri. Dalam ayat ini pula Allah melarang orang mukmin memanggil orang mukmin lainnya dengan panggilan yang buruk, karena panggilan yang buruk tidak disukai oleh orang yang dipanggil. Panggilan yang buruk itu sebutan yang tidak disukai oleh orang yang dipanggil, seperti memanggil orang yang beriman dengan panggilan “hai fasik”. Dan pada bagian akhir ayat ini Allah subānahū wa taʻālā memperingatkan orang yang melakukan kesalahan untuk sesegera mungkin bertaubat, dengan cara tidak melakukan ulang kesalahan yang telah dilakukan, karena orang yang tidak mau bertaubat termasuk orang yang zalim. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
                        Sebab turunnya QS. al-ujurāt ayat 12, diriwayatkan Ibnu al-Munżir yang bersumber dari Ibnu Juraij: “Dia mengemukakan bahwa ayat ini (QS. al-ujurāt:12) turun berkenaan dengan Salmān al-Fārisi yang bila selesai makan, suka terus tidur dan mendengkur. Pada waktu ada orang yang menggunjingkan perbuatannya. Maka turunlah ayat ini (QS. al-ujurāt : 12) yang melarang seseorang mengumpat dan menceritakan keaiban orang lain”.
                        Dalam ayat 12 ini, masih dalam kerangka membina persaudaraan orang-orang mukmin, Allah subānahū wa taʻālā melarang orang-orang yang beriman cepat berprasangka. Sebab sebagian dari prasangka adalah dosa yang harus dijauhi. Disamping itu juga melarang untuk mencari-cari kesalahan orang lain menggunjing atau gı̄bah. Oleh karena itu Allah memerintahkan orang beriman untuk senantiasa bertaqwa.
                        Ibnu ‘Asākir meriwayatkan dalam Kitab Mubhamat-nya (yang ditulis tangan oleh Ibnu Basykuwai), yang bersumber dari Abū Bakr bin Abı̄ Dāwud di dalam tafsirnya, mengemukakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Abū Hind yang dikawinkan oleh Rasūlullāh kepada seorang wanita Banı̄ Bayaah. Banı̄ Bayaah berkata: “Wahai Rasūlullāh, pantaskah kalau kami mengawinkan putri-putri kami kepada bekasbekas budak kami ?” Ayat ini (QS. al-ujurāt :13) turun sebagai penjelasan bahwa dalam Islam tidak ada perbedaan antara bekas budak dan orang merdeka. QS. al-ujurāt ayat 13 ini menegaskan kepada semua manusia bahwa ia diciptakan Allah subānahū wa taʻālā dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Allah maha Kuasa dan Pencipta yang baik. Menciptakan manusia secara pluralistik, berbangsa, bersuku yang bermacam-macam dengan keanekaragaman dan kemajemukan manusia bukan untuk berpecah belah, saling merasa paling benar, melainkan untuk saling mengenal, bersilaturrahmi, berkomunikasi saling memberi dan menerima.
                        Hal penting yang harus dicatat manusia akan adanya perintah agama. Maka seorang mukmin harus mengikuti perintah-Nya dengan penuh kesadaran dan mengakui bahwa semua manusia disisi Allah adalah sama, yang membedakan derajat mereka adalah Ketakwaannya kepada Allah. Orang yang paling mulia disisi Allah adalah oang yang paling taqwa kepada-Nya. Manusia harus senantiasa membina dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

2.      Materi Pengayaan
Perilaku orang yang bertoleransi dan beretika dalam bergaul
                        Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan pengamalan QS. Al-Kafirun: 1-6 sebagai berikut:
1)      Hendaknya setiap mukmin memiliki kepribadian yang teguh dan kuat.
2)      Masing-masing pemeluk agama dapat melaksanakan apa yang dianggapnya benar dan baik sesuai dengan keyakinannya.
3)      Setiap pemeluk agama akan dimintakan pertanggungan jawabnya di hadapan Allah SWT.
                        Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan pengamalan QS. Yunus: 40-41 sebagai berikut:
1)      Setiap orang mukmin harus taat pada Allah dan Rasulnya
2)      Hendaknya orang mukmin mengetahui bahwa Allah adalah pemelihara dan pembimbing kita semua
3)      Orang yang tidak beriman menolak mempercayai nabi Muhammad SAW sebagai rasul Allah dan apa yang dibawanya. Mereka berhak berpisah secara baik-baik dan masing-masing akan dinilai oleh Allah SWT serta diberi balasan dan ganjaran yang sesuai.
                        Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan pengamalan QS. Al-Kahfi: 29 sebagai berikut:
1)      Nilai kebenaran adalah sesuatu yang pasti dan menjadi harga mati, sebab sumbernya dari Allah SWT yang tidak boleh diubah atau diabaikan.
2)      Keuntungan dan bermanfaatan dari keimanan kita kepada Allah akan kembali kepada diri kita sendiri.
3)      Mereka yang mengingkari dan menolak ayat-ayat Allah akan merugi dan celaka.
                        Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan pengamalan QS. Al-Hujurat:10-13 sebagai berikut:
1)      Sesama orang mukmin harus mempunyai jiwa persaudaraan yang kokoh, meskipun berbeda bahasa, suku bangsa, adat kebiasaan, tingkat ekonomi-sosial tetapi mereka satu ikatan persaudaraan.
2)      Sesama orang mukmin tidak boleh mengolok-olok, mengejek, menghina satu sama lainnya.
3)      Sesama orang mukmin tidak boleh memanggil prang mukmin lain dengan panggilan atau sebutan yang buruk.
4)      Orang mukmin dilarang berburuk sangka.
5)      Orang mukmin harus mengikuti perintah untuk sadar dan mengakui bahwa disisi Allah SWT semua manusia sama kedudukannya, yang membedakan deajat mereka adalah ketaqwaannya.

3.      Materi Remidi
Hadis
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ يَرْفَعُهُ إِلَى النَّبِىّ صَلّى اللّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَيسَ مِنّا مَنْ لَمُ يُوَقّرْ الْكَبِيْرَ وَيَرْحَمْ الصّغِيْرَ وَيَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ (رواه احمد)
Dari Ibnu Abbas, dan dia merafa’kannya kepada Nabi saw beliau bersabda: “Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih besar dan tidak  menyayangi yang lebih kecil serta tidak menyuruh kepada kebaikan dan melarang yang mungkar” (HR. Amad).
Penjelasan
     Hormat menghormati adalah hak yang diperintahkan oleh agama Islam. Hormat kepada siapa saja. Yang tua harus menyayangi yang muda. Begitu juga yag muda harus menghormati yag tua. Hormat menghormati harus dilakukan secara timbal balik (resiprokal). Tidak bisa dengan satu arah saja. Selain itu, agama Islam juga memerintahkan umat Islam untuk menyamai kebaikan dan mencegah kemungkaran.

E.     Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
a.       Pendekatan             : Saintifik
b.      Model                     : Discovery Learning (Menemukan)
c.       Metode                   : Ceramah, Diskusi, Snow Ball

F.     Media/Alat,  Sumber Belajar
1.    Media : Slide Power Point
2.    Alat
a.    Laptop
b.    LCD/Proyektor
c.    Kertas
3.      Sumber
a.         Buku siswa: Kementerian Agama. 2014. Al-Qur’an Hadis (Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013). Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia. Hlm: 48-58.
b.         Buku Guru: Kementerian Agama. 2014. Al-Qur’an Hadis (Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013). Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia. Hlm: 49-56

G.    Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Kegiatan
Kegiatan
Waktu
Pendahuluan
1.    Guru membuka pembelajaran dengan salam dan membaca basmalah bersama.
2.      Guru mengkondisikan kesiapan siswa dan melaksanakan absensi kelas.
3.      Guru memotivasi belajar siswa.
4.      Guru menyampaikan tujuan dari
 pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5.      Guru melakukan apersepsi, pengulangan kembali sekilas pelajaran minggu lalu.
10 Menit
Kegiatan Inti
1.      Mengamati
a.       Siswa mengamati Slide Power Point yang ditayangkan guru mengenai menjaga toleransi dan etika dalam pergaulan.
b.      Siswa mengamati materi berupa bacaan dalam buku mengenai menjaga toleransi dan etika dalam pergaulan.
2.      Menanya
Siswa memberikan pertanyaan mengenai menjaga toleransi dan etika dalam pergaulan.
3.      Mengeksplorasi
Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok membuat 5 pertanyaan dengan jawaban singkat mengenai menjaga toleransi dan etika dalam pergaulan. Kemudian melempar soal kepada kelompok lain.
4.      Mengasosiasi
Membuat kesimpulan tentang menjaga toleransi dan etika dalam pergaulan.
5.       Mengkomunikasi
Siswa menjawab soal-soal yang dilemparkan kelompok lain.
65 Menit
Penutup
1.      Guru bersama-sama peserta didik merumuskan beberapa simpulan terkait dengan menjaga toleransi dan etika dalam pergaulan.
2.      Guru mengadakan post tes terkait menjaga toleransi dan etika dalam pergaulan.
3.      Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi yang akan dibahas di pertemuan selanjutnya.
4.      Guru bersama-sama peserta didik menutup pembelajaran dengan mengucapkan Hamdalah bersama lalu mengucapkan salam penutup.
10 Menit

H.    Evaluasi
1.    Teknik Penilaian : Tes dan Non  Tes
2.    Jenis Tes
a.    Tes Tulis
Tes kemampuan kognitif dengan menjawab soal-soal uraian tentang menjaga toleransi dan etika dalam pergaulan.
b.    Non Tes
Melalui pengamatan guru kepada siswa selama proses pembelajaran.
3.    Instrumen Penilaian
a.    Penilaian Sikap
1)      Sikap Spiritual
NO
Aspek Yang Dinilai
1
2
3
4
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan




2
Mengucapkan rasa syukur atas karunia-Nya




3
Memberi salam sebelum dan sesudah presentasi




4
Menyatakan kekaguman terhadap Allah saat melihat kebesaran-Nya




5
Patuh menjalankan perintah sholat




 Keterangan:
Skor:  1 : Tidak pernah                 3 : Sering
          2 : Kadang-kadang                        4 : Selalu

    Skor yang Diperoleh
Nilai akhir =                                                                     X 100
                                                  Jumlah Skor Maksimal                 
2)      Sikap Sosial
NO
NAMA
Aspek Yang Dinilai
Jumlah Skor
Nilai
Ket
Mengkomunikasikan
Kerjasama
Toleransi
keaktifan
Menghargai
1









2









3









4









5









Dst










Keterangan : Skor Maksimal masing-masing aspek maksimal 4
    Skor yang Diperoleh
Nilai  =                                                                 X 100
                                                  Jumlah Skor Maksimal                 

b.      Penilaian Pengetahuan
1)      Soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
                                                    i.      Jelaskan kandungan QS. Yunus ayat 40-41!
                                                  ii.      Terjemahkan potongan ayat berikut ini!
Hasil gambar untuk al hujurat ayat 11

                                                iii.      Jelaskan kandungan QS. al-Kāfirūn ayat 1-6!
                                                iv.      Apa Kandungan QS. al-Kahfi [18]: 29?
                                                  v.      Tuliskan QS. al-ujurāt : 13!
2)      Kunci Jawaban
1.      Kandungan QS. Yūnus [10]: 40-41 meliputi:
1.      Ayat 40 surat Yūnus Allah menjelaskan orang yang tidak beriman (kaum Kafir) yang mendustakan al-Qur’an dibagi menjadi dua. Pertama, golongan yang benar-benar mempercayai dengan iktikad baik terhadap al-Qur’an, Kedua, golongan yang sama sekali tidak mempercayai dan terus menerus di dalam kekafiran, mereka termasuk orang membuat kerusakan.
2.      Ayat 41 surat Yūnus menyatakan bahwa Islam sangat menghargai perbedaan-perbedaan diantara manusia, karena masing-masing punya hak. Dan tidak boleh memaksakan orang lain memeluk agama Islam, sekalipun Islam agama yang benar.
2.      Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok).
3.      Kandungan QS. al-Kāfirūn ayat 1-6:
a.          Batas-batas toleransi dalam hal aqidah dan ibadah.
b.      Umat Islam dilarang mencampuradukkan masalah aqidah dan ibadah.
c.          Tata cara beribadah dalam Islam adalah ditentukan oleh Rasulullah SAW.
d.      Toleransi hanya dibenarkan dalam bidang sosial kemasyarakatan, hubungan antar umat manusia (muamalah).
e.          Kebebasan bagi siapapun untuk memeluk agama apapun yang menjadi keyakinannya
4.      Kandungan QS. al-Kahfi [18]: 29 menegaskan bahwa manusia beriman atau tidak akibatnya akan dirasakannya sendiri.
5.      QS. al-ujurāt : 13
Hasil gambar untuk al hujurat ayat 13

            c.   Penilaian Keterampilan
NO
NAMA
ASPEK YANG DINILAI
SKOR
(1-4)
Kecakapan menjawab pertanyaan
Ketepatan jawaban
1




2




3




4




Dst





      Keterangan :  
Skor:                1 : Tidak pernah                      3 : Sering
                                    2 : Kadang-kadang                 4 : Selalu

 Skor yang Diperoleh
Nilai  =                                                                  X 100
                               Jumlah Skor Maksimal
Pengayaan
Peserta didik yang sudah menguasai materi mengerjakan soal pengayaan yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan tentang toleransi dan etika pergaulan. (Guru mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil
dalam pengayaan).
Remidial
Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh guru tentang materi “toleransi dan etika pergaulan”. Guru akan melakukan penilaian kembali dengan soal yang sejenis.                                                                                                 
                                                                                                Candi, 9 September 2017
Guru Pamong,                                                                         Guru Praktikan,


Akh Syaefudin, S.Pd.I                                                                       Nurul Hidayah
                                                Mengetahui,
                                                Kepala Madrasah,


                                                Drs. Edi Winarto        











No comments: